Sri Mulyani Serahkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ke BPK Lewat Pertemuan Virtual
Merdeka.com - Kementerian Keuangan (Keuangan) telah menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2019 kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI melalui pertemuan virtual. Adapun LKPP yang disampaikan ke BPK terdiri dari tujuh komponen laporan.
Pertama yaitu laporan mengenai realisasi anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), perubahan saldo anggaran lebih, arus kas, operasional, neraca, perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
"Tahun ini, meskipun dalam kondisi yang luar biasa, Pemerintah tetap berkomitmen mengawal akuntabilitas pengelolaan keuangan negara," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dikutip dari laman facebooknya, Minggu (29/3).
Sri Mulyani mengatakan, diperolehnya predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas LKPP tiga tahun berturut-turut atau sejak 2016, merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam mengawal transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan negara yang terus diupayakan dan diperjuangkan dengan sangat serius.
Tingkatkan Kualitas LKPP
Oleh karena itu, untuk menyabet predikat WTP kembali, pemerintah berkomitmen terus meningkatkan kualitas LKPP Tahun 2019 dengan cara menyempurnakan sistem terintegrasi dalam penyusunan LKPP Tahun 2019.
Pemerintah juga telah menyempurnakan peraturan dan kebijakan di bidang keuangan negara, menindaklanjuti rekomendasi BPK terkait pemeriksaan LKPP dan secara berkala memonitor tingkat penyelesaiannya. Serta membentuk task force untuk mempercepat penyelesaian permasalahan penyebab opini Disclaimer serta penyebab pengecualian pada K/L yang memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian.
"Atas nama pemerintah, saya mengapresiasi BPK dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN TA 2019, karena walaupun di tengah kondisi yang cukup sulit, semua pihak secara pro aktif, responsif dan bersinergi melakukan berbagai upaya untuk dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan dalam penyusunan dan pemeriksaan atas LKPP Tahun 2019," tandas dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menyebut, pertemuan dirinya dengan Puan Maharani untuk melakukan konsultasi terkait pergantian anggota Dewas Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Baca SelengkapnyaPenambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk APBN Tahun 2024, berarti siklusnya telah dimulai sejak Tahun 2023, dengan tahapan sebagai berikut:
Baca SelengkapnyaKepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaKetentuan tersebut merupakan bagian dari relaksasi pemerintah untuk warga asing yang diatur dalam PMK 122 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Baca Selengkapnyakegiatan yang saat ini diblokir (catatan halaman IV A DIPA) dan diperkirakan tidak dapat dipenuhi dokumen pendukungnya sampai dengan akhir Semester I TA 2024.
Baca SelengkapnyaUsai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaHal ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh seluruh petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk.
Baca Selengkapnya