Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sosok-sosok kiai NU yang melegenda

Sosok-sosok kiai NU yang melegenda KH Hasyim Asyari. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Bicara mengenai Nahdlatul Ulama (NU) tentunya tak lepas dari sosok seorang kiai. Kiai yang menjadi panutan para warga nahdliyin memiliki peran sentral dalam mengembangkan jalannya organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Sosok Kiai Haji Hasyim Asyari tentunya juga tak bisa dipisahkan dari NU. Pendiri NU yang juga merupakan kakek mantan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut adalah peletak dasar berdirinya organisasi Islam yang berhaluan ahlusunnah waljamaah ini.

Belum lama ini, sosok Kiai Haji Hasyim Asyari difilmkan dan mendapatkan respons yang positif dari publik tanah air. Dari KH Hasyim Asyari inilah, muncul resolusi jihad yang pada akhirnya memicu perlawanan arek-arek Suroboyo terhadap para penjajah.

Selain KH Hasyim Asyari, masih banyak sosok kyai NU yang melegenda. Siapa-siapa saja? Berikut rangkuman lengkapnya seperti yang berhasil dihimpun merdeka.com, Sabtu (1/8):

KH Hasyim Asyari

KH Hasyim Asyari merupakan pahlawan nasional dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU). Kiai karismatik berjuluk Hadratus Syaikh yang berarti Maha Guru, ini dikenal sebagai ahli ilmu agama, khususnya tafsir, hadits dan fiqih.Dia mengabdi kepada umat dengan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Hasyim juga berdakwah ke daerah-daerah pada masanya.Sedangkan gelar pahlawan dia dapat karena pada masa penjajahan belanda, Hasyim Asyari ikut mendukung upaya kemerdekaan dengan menggerakkan rakyat melalui fatwa jihad yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad melawan penjajah Belanda pada 22 Oktober 1945. Akibat fatwa itu, meledak lah perang di Surabaya pada 10 November 1945.Menurut Ishom Hadzik (2000) dalam buku yang ditulis Zuhairi Misrawi berjudul "Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: moderasi, keumatan, dan kebangsaan", pada masa penjajahan Belanda, Hasyim senantiasa berkomunikasi dengan tokoh-tokoh muslim dari berbagai penjuru dunia untuk melawan penjajahan.Misalnya dengan Pangeran Abdul Karim al-Khatthabi (Maroko), Sultan Pasha Al-Athrasi (Suriah), Muhammad Amin al-Husaini (Palestina), Dhiyauddin al-Syairazi, Muhammad Ali, dan Syaukat Ali (India), serta Muhammad Ali Jinnah (Pakistan).Hasilnya pada 22 Oktober 1945, Hasyim dan sejumlah ulama di kantor NU Jatim mengeluarkan resolusi jihad itu. Karena itulah Hasyim diancam hendak ditangkap Belanda. Namun Hasyim tak bergeming, dia memilih bertahan mendampingi laskar Hizbullah dan Sabilillah melawan penjajah.Bahkan ketika Bung Tomo meminta Kiai Hasyim mengungsi dari Jombang, Hasyim berkukuh bertahan hingga titik darah penghabisan. Hingga muncul sebuah kaidah (rumusan masalah yang menjadi hukum) populer di kalangan kelompok tradisional; hubb al-wathan min al-iman (mencintai tanah air adalah bagian dari iman).Fatwa atau resolusi jihad Hasyim berisi lima butir. Seperti ditulis Lathiful Khuluq berjudul "Fajar Kebangunan Ulama, Biografi Kiyai Hasyim Asyari" yang diterbitkan LKiS pada 2000 lalu, butir Pertama resolusi jihad berbunyi; kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.Butir ke dua; Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong. Ke tiga; musuh republik Indonesia yaitu Belanda yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.Ke empat; umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali. Ke lima; kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.

KH Wahab Hasbullah

KH A Wahab Hasbullah, rais Aam Syuriah PBNU setelah KH Hasyim Asy'ari akan dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (7/11) sekitar pukul 14.00 WIB. Penganugerahan akan dilakukan di Istana Negara.Kiai Wahab adalah salah satu tokoh pendiri NU dan juga Laskar Mujahidin saat melawan penjajah Jepang di era revolusi kemerdekaan. Rencananya penganugerahan gelar pahlawan nasional akan diterima langsung oleh cucu KH A Wahab Hasbullah, Romahurmuziy yang tak lain adalah ketua umum PPP versi Muktamar Surabaya."Saya mewakili keluarga akan menerima kehormatan kepada kakek saya yang akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Tentu ini adalah sebuah kehormatan tidak hanya untuk keluarga tetapi untuk Nahdlatul Ulama," kata Romahurmuziy kepada merdeka.com di Kediri, Kamis (6/11) malam.Menurut Romi, dengan penganugerahan pahlawan nasional kepada KH Wahab, bertambah lagi pengakuan negara terhadap peran penting tokoh di lingkungan NU. Terutama peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan maupun dalam proses-proses pembangunan karakter dan budaya Indonesia yang berakhlakul karimah."Proses menuju sebuah penganugerahan gelar pahlawan ini cukup berliku. Keluarga memulai proses ini sejak lima tahun yang lalu. Salah satunya menggelar sejumlah seminar, terakhir bulan lalu saat haul Mbah Wahab di Tambak Beras. Saat itu pada pemerintahan yang lama hadir Menko Kesra Agung Laksono saya juga hadir. Pada saat itu beliau menyatakan jika tak ada aral melintang beliau menyatakan bahwa pemerintahan baru yang akan memberikan anugerah tersebut," tutur Romi.Disinggung apa yang akan disampaikan ketika gelar itu diterima setelah lima tahun berusaha?"Pertama tentunya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas nama keluarga dan keluarga besar NU. Kedua kami akan mensosialisasikan pemikiran-pemikiran Mbah Kiai Wahab yang menyebabkan beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional," tambahnya.Menurut Romi, di setiap penganugerahan gelar pahlawan ada nilai-nilai yang harus ditularkan oleh generasi penerus. Tak hanya untuk keturunan penerima gelar pahlawan nasional, tetapi juga seluruh warga Indonesia yang ingin meneladani."Ini juga memberikan semangat khusus kepada kaum santri, bahwa dalam dalam kaca mata perjuangan Indonesia antara nasionalisme dan agama itu tidak akan pernah bisa dipisahkan. Karena nasionalisme tanpa dilandasi agama akan sesat, dan agama yang tidak diaplikasikan ke dalam nasionalisme menjadikan sebuah nasionalisme tidak akan mendapatkan tempat yang utuh dalam perjalanan sebuah bangsa," pungkasnya.Kiai Abdul Wahab Hasbullah lahir di Jombang pada 31 Maret 1888 dan meninggal pada 29 Desember tahun 1971 di usia 83 tahun. Beliau adalah salah satu pendiri organisasi terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama.KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern. Dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum 'Soeara Nahdlatul Oelama' atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.Ayah KH Abdul Wahab Hasbullah adalah KH Hasbulloh Said, pengasuh Pesantren Tambakberas Jombang Jawa Timur. Sedangkan ibundanya bernama Nyai Latifah dan mempunyai cicit bernama Rizky Fadlullah.Ia juga seorang pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama, baik di lingkungan NU, Muhammadiyah dan organisasi lainnya.KH Abdul Wahab Hasbulloh juga pernah menjadi panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah Jepang. Dia juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantara. Tahun 1914 mendirikan kursus bernama 'Tashwirul Afkar'.

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman Adakhil yang berarti sang penakluk. Karena kata “Adakhil” tidak cukup dikenal, maka diganti dengan nama “Wahid” yang kemudian lebih dikenal dengan Gus Dur. Gus adalah panggilan kehormatan khas Pesantren kepada seorang anak kiai yang berarti “abang atau mas”.Gus Dur adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ia lahir dari keluarga yang cukup terhormat. Kakek dari ayahnya, K.H. Hasyim Asyari, merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Sementara itu kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan. Ayahnya K.H. Wahid Hasyim merupakan sosok yang terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949, sedangkan ibunya Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denayar Jombang.Gus Dur pernah menyatakan secara terbuka bahwa ia adalah keturunan TiongHoa dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan a Lok, yang merupakan saudara kandung dari Raden Patah (Tan Eng Hwa) yang merupakan pendiri kesultanan Demak. Tan a Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Puteri Campa yang merupakan Puteri Tiongkok yaitu selir Raden Brawijaya V. Berdasarkan penelitian seorang peneliti Perancis Louis Charles Damais, Tan Kim Han diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir Al Shini yang makamnya ditemukan di Trowulan.Pada tahun 1984 Gus Dur terpilih sebagai Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Tahun 1987 Gus Dur menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. Pada tahun 1989 kariernya pun meningkat dengan menjadi seorang anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Dan hingga akhirnya pada tahun 1999 sampai 2001 ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.Sebagai seorang Presiden RI, Gus Dur memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam menyikapi suatu permasalahan bangsa. Ia melakukan pendekatan yang lebih simpatik kepada kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi etnis Tionghoa , meminta maaf kepada keluarga PKI yang mati dan disiksa, dan lain-lain. Selain itu, Gus Dur juga dikenal sering melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial, yang salah satunya adalah mengatakan bahwa anggota MPR RI seperti anak TK.Hanya sekitar 20 bulan Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. Musuh-musuh politiknya memanfaatkan benar kasus Bulloggate dan Bruneigate untuk menggoyang kepemimpinannya. Belum lagi hubungan yang tidak harmonis dengan TNI, Partai Golkar, dan elite politik lainnya. Gus Dur sendiri sempat mengeluarkan dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memberhentikan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.Sebelumnya, pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa.Setelah berhenti menjabat sebagai presiden, Gus Dur tidak berhenti untuk melanjutkan karier dan perjuangannya. Pada tahun 2002 ia menjabat sebagai penasihat Solidaritas Korban Pelanggaran HAM. Dan pada tahun 2003, Gus Dur menjabat sebagai Penasihat pada Gerakan Moral Rekonsiliasi Nasional.Tahun 2004, Gus Dur kembali berupaya untuk menjadi Presiden RI. Namun keinginan ini kandas karena ia tidak lolos pemeriksaan kesehatan oleh Komisi Pemilihan Umum.Pada Agustus 2005 Gus Dur menjadi salah satu pimpinan koalisi politik yang bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu. Bersama dengan Tri Sutrisno, Wiranto, Akbar Tanjung dan Megawati, koalisi ini mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.Pada tahun 2009 Gus Dur menderita beberapa penyakit. Bahkan sejak ia menjabat sebagai presiden, ia menderita gangguan penglihatan sehingga surat dan buku seringkali dibacakan atau jika saat menulis seringkali juga dituliskan. Ia mendapatkan serangan stroke, diabetes, dan gangguan ginjal. Akhirnya Gus Dur pun pergi menghadap sang khalik (meninggal dunia) pada hari Rabu 30 Desember 2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada pukul 18.45 WIB.

(mdk/war)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Suara Bergetar Sambil Tahan Tangis saat Umumkan Hasil Pemilu, Ini Sosok Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Suara Bergetar Sambil Tahan Tangis saat Umumkan Hasil Pemilu, Ini Sosok Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Profil Ketua KPU Hasyim Asy'ari jadi sorotan usai umumkan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Hasyim Asy'ari: KPU Tidak Ada Niat Berbuat yang Aneh-Aneh

Hasyim Asy'ari: KPU Tidak Ada Niat Berbuat yang Aneh-Aneh

Hasyim juga menjamin dalam mempersiapkan pemilu ini, KPU sangat profesional.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Petilasan Ki Ageng Mangir, Sosok Legendaris Musuh Bebuyutan Panembahan Senopati

Mengunjungi Petilasan Ki Ageng Mangir, Sosok Legendaris Musuh Bebuyutan Panembahan Senopati

Ki Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Welin Kusuma, Pria yang Dapat Rekor MURI karena Punya 45 Gelar Akademik

Sosok Welin Kusuma, Pria yang Dapat Rekor MURI karena Punya 45 Gelar Akademik

Kini gelarnya jauh lebih panjang dari namanya sendiri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Letkol Inf. Nur Wahyudi yang Baru Dilantik Jadi Dansat-81 Kopassus, Istrinya Bukan Orang Sembarangan

Mengenal Sosok Letkol Inf. Nur Wahyudi yang Baru Dilantik Jadi Dansat-81 Kopassus, Istrinya Bukan Orang Sembarangan

Belum lama ini, Letkol Inf. Nur Wahyudi resmi dilantik menjadi menjadi Dansat-81 Kopassus.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
Sosok Jenderal TNI Pemimpin Sekolah para Intel Negara RI, Anggota Pasukan Khusus Berdarah Kopassus

Sosok Jenderal TNI Pemimpin Sekolah para Intel Negara RI, Anggota Pasukan Khusus Berdarah Kopassus

Jenderal TNI berdarah Kopassus pimpin sekolah bagi para intelijen negara. Ini sosoknya.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Luar Biasa, Kedatangan Sosok Pak De Disambut Meriah Para Prajurit TNI, Ternyata Gara-Gara ini

Luar Biasa, Kedatangan Sosok Pak De Disambut Meriah Para Prajurit TNI, Ternyata Gara-Gara ini

Kedatangan sosok pria istimewa, para prajurit bahkan rela membuat barisan.

Baca Selengkapnya