Merdeka.com - Terdakwa kasus suap pengurusan proyek P3SON Hambalang, proyek-proyek lainnya, dan pencucian uang, Anas Urbaningrum, tidak menjelaskan secara rinci saat jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi mencecarnya ihwal pemenuhan ongkos politik. Dia selalu berbelit saat terus didesak oleh jaksa soal itu.

Anas mengatakan mulai aktif di Partai Demokrat pada 2005. Dia mengaku saat itu kerap membantu mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Hadi Utomo, berkeliling Indonesia buat konsolidasi. Dia mengaku saat menemani Hadi kerap mendapat imbalan.

"Saya dapat berkah dari nempelnya saya di Pak Hadi Utomo," kata Anas saat menjalani sesi pemeriksaan terdakwa, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (4/9).

Lantas, Jaksa Yudi Kristiana meminta Anas menjelaskan maksud 'berkah' itu. Tetapi, Anas berbelit memaparkannya.

"Kalau habis kampanye pilkada, pulangnya suka ada perhatian dari kandidat. Kalau calon kepala daerah menang misalnya, dia ingat dengan Pak Hadi, lalu Pak Hadi ingat dengan saya," ujar Anas.

"Inilah majelis yang kami minta terdakwa menjelaskan secara rinci mengenai ongkos politik," kata Jaksa Yudi.

"Saya pikir pak jaksa sudah paham. Bahasa saya sudah jelas, majelis juga paham," sambung Anas.