Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Siswa SMA Jakarta ini Diterima 9 Universitas Beken di Amerika Serikat

Siswa SMA Jakarta ini Diterima 9 Universitas Beken di Amerika Serikat Moses Mayer. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejarah yang membanggakan Indonesia dicetak oleh salah satu putera bangsanya, Moses Mayer. Siswa kelas 12 di Jakarta Intercultural School ini berhasil diterima di 5 universitas yang masuk dalam jajaran "Ivy League" di Amerika Serikat: Harvard University, Princeton University, Yale University, Cornell University dan University of Pennsylvania.

Ivy League adalah sebuah asosiasi yang terdiri dari 8 universitas terkemuka di Negeri Paman Sam, yakni Brown University, Columbia University, Cornell University, Dartmouth College, Harvard University, Princeton University, University of Pennsylvania, dan Yale University.

Istilah "Ivy League" sendiri mempunyai konotasi kesempurnaan akademis dan elitisme akademis. Bagi sebagian besar murid, bukanlah hal mudah untuk dapat diterima di kampus-kampus "Ivy League", mengingat persentase penerimaan yang sangat rendah dan kompetitif.

Seorang siswa dituntut untuk memiliki kemampuan lengkap. Bukan hanya akademik, tetapi juga keseluruhan holistik dan prestasi di luar akademik.

Selain diterima di 5 Ivy League, Moses juga diterima oleh universitas-universitas bergengsi lainnya di Amerika Serikat, yaitu M.E.T UC Berkeley, UCLA, University of Michigan dan Carnegie Melon University.

Menurut Liwan, ibunda Moses, anak keduanya ini sudah berprestasi sejak masih di Sekolah Dasar (SD) hingga saat ini duduk di bangku SMA. Bahkan ia sudah menguasai bahasa Inggris sejak kecil, sebab komunikasi sehari-hari di sekolahnya dilakukan dalam bahasa asing itu.

Ia berhasil menyabet medali emas OSN, medali emas National Olympiad in Informatics di Singapura, medali perunggu Internasional Olympiad of Metropolises di Moscow, medali perunggu di Junior Balkan Mathematics Olympiad di Romania, hingga medali-medali dan penghargaan-penghargaan di bidang matematika maupun bidang informatika di negara-negara seperti China, Kazakhstan, Hong Kong dan lain-lain.

Namun, meski demikian, remaja kelahiran 24 Februari 2002 ini belum memutuskan untuk memilih satu dari kesembilan universitas yang 'menyambut' dirinya itu.

"Belum kepikiran, masih dipertimbangkan. Mereka (pihak kampus) juga kasih waktu sampai 1 Mei," ujar Moses.

Sedangkan jurusan yang akan ia geluti, Moses memilih antara ekonomi, ilmu komputer atau matematika karena ketiga bidang ini sudah disukai olehnya sejak lama. Sedangkan Amerika Serikat adalah negara yang amat ingin disinggahinya untuk menuntut ilmu di perkuliahan.

Selain itu, melalui ketiga fokus tersebut, Moses yang bercita-cita ingin jadi social enterpreneur berharap bisa membantu perekonomian masyarakat kurang mampu dan berkontribusi besar bagi Tanah Air.

Dengan pengetahuan yang dia dapatkan ketika mengenyam pendidikan S1 di AS, Moses berkeinginan untuk kembali ke Indonesia dengan menyalurkan apa yang sudah dia peroleh ke masyarakat, secara langsung, selama berada di negara adidaya.

Selain prestasi akademik, sewaktu di kelas 10 dan 11 Moses juga melakukan berbagai riset di bidang matematika dan computer science di bawah bimbingan profesor-profesor dari Davidson College-USA, University of Gottingen, dan Stanford University-USA.

Salah satu penelitian Moses yang berjudul "On the Game-Theoritic Models of Indonesia's Pollution State" telah menjadi suatu inspirasi bagi dirinya untuk mendirikan NGO SampahLink.

Itu adalah sebuah organisasi non profit yang bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat polusi, meningkatkan kesadaran daur ulang sampah kering, serta menciptakan tingkat kehidupan serta masa depan yang lebih baik bagi para pemulung atau kelompok masyarakat ekonomi lemah yang sering terlupakan.

Sementara itu, untuk masuk ke Ivy League dan universitas top di AS, Moses harus membuat banyak esai dan tulisan dalam bahasa Inggris sesuai dengan permintaan dari masing-masing universitas.

Moses menceritakan bagaimana matematika telah berperan dalam kehidupannya dan menginspirasinya dalam berkarya bagi lingkungan dan komunitas sosial.

"Moses juga mengumpulkan dana untuk meningkatkan kesejahteraan para pemulung seperti menyediakan microfinance untuk pengadaan alat-alat kerja bagi pemulung, pendidikan, dan lain-lain," tutur sang ibunda.

Melalui SampahLink dan microfinance club yang dipimpinnya, ia mampu memberikan solusi untuk menanggulangi polusi, kesadaran daur ulang, serta membantu menciptakan tingkat kehidupan dan masa depan yang lebih baik bagi kelompok masyarakat ekonomi lemah.

"Saya akan menggunakan kemampuan data science, matematika dan computer science untuk mengembangkan negaranya dan membantu mengatasi masalah di Indonesia," pungkas Moses.

(mdk/ded)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Alasan Jokowi Tunjuk AHY Jadi Menteri ATR/BPN: Saya Tidak Ragu Memberikan Tempat

Alasan Jokowi Tunjuk AHY Jadi Menteri ATR/BPN: Saya Tidak Ragu Memberikan Tempat

AHY juga mengemban pendidikan di luar salah satunya Harvard University.

Baca Selengkapnya
'Sombong Tapi Keren', Pria Ini Putus Sekolah hingga Belajar Otodidak & Bisa Tempuh Master di Kampus Bergengsi Dunia

'Sombong Tapi Keren', Pria Ini Putus Sekolah hingga Belajar Otodidak & Bisa Tempuh Master di Kampus Bergengsi Dunia

Ada kerja keras yang dilaluinya hingga berhasil mendapat gelar master dari kampus bergengsi dunia.

Baca Selengkapnya
Momen Ariel Noah Datangi SMA Tempatnya Sekolah Dulu, Ibu Guru Langsung Gerak Cepat 'Menang Banyak'

Momen Ariel Noah Datangi SMA Tempatnya Sekolah Dulu, Ibu Guru Langsung Gerak Cepat 'Menang Banyak'

Kehadiran Ariel di di SMAN 23 Bandung mendapat sambutan hangat dari para guru disana.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penjelasan Kemenlu Soal Mahasiswi Asal Jakarta Meninggal Tertimpa Pohon Seberat 10 Ton di Australia

Penjelasan Kemenlu Soal Mahasiswi Asal Jakarta Meninggal Tertimpa Pohon Seberat 10 Ton di Australia

Mahasiswi bernama Alifia Soeryo, tewas tertimpa batang pohon seberat 10 ton

Baca Selengkapnya
Curhat Diah Permatasari, Bangga dan Bersyukur Anaknya yang Tampan Raih Beasiswa Universitas di Amerika

Curhat Diah Permatasari, Bangga dan Bersyukur Anaknya yang Tampan Raih Beasiswa Universitas di Amerika

Tak hanya berprestasi di bidang olahraga, Marco juga memiliki prestasi di bidang akademik.

Baca Selengkapnya
Siswa SMA di NTT Temukan Spesies Serangga Baru, Ini Sosoknya

Siswa SMA di NTT Temukan Spesies Serangga Baru, Ini Sosoknya

Sosoknya memang hobi mengumpulkan serangga hingga pada 2021 Ia menemukan serangga spesies baru.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Jokowi Sayangkan Perguruan Tinggi di Indonesia Tak Masuk Top 100 Dunia

Jokowi Sayangkan Perguruan Tinggi di Indonesia Tak Masuk Top 100 Dunia

Jokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Pasutri Dapat Beasiswa Magister di Waktu Bersamaan, 'Waktu & Rencana Allah yang Terbaik'

Momen Haru Pasutri Dapat Beasiswa Magister di Waktu Bersamaan, 'Waktu & Rencana Allah yang Terbaik'

Tak pernah mengira sebelumnya, pasutri itu justru menerima beasiswa pendidikan secara bersamaan.

Baca Selengkapnya