Merdeka.com - Magnet Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno benar-benar terasa di daerah yang dikunjungi. Salah satu Pelukis Kecil asal Mojokerto, Silvi mengagumi Puti dan gaya bicaranya yang berapi-api.

Saking kagumnya, Silvi sengaja membuat lukisan bertemakan pemandangan alam yang berada di area Pure. Lukisan tersebut sengaja diberikan anak ini sebagai bukti kekaguman terhadap cucu Soekarno. Dengan berani, anak yang berusia 7 tahun ini memberanikan diri memberikan lukisan buah dari tangannya.

"Ini saya berikan kepada mbak Puti sebagai bukti kekaguman terhadapnya," kata Silvi setelah memberikan lukisan kepada Puti di Pendopo Agung Mojokerto,(Senin,28/5).

Silvi mengaku sangat senang setelah memberikan karya tangannya. Menurut dia, pertemuan dengan Puti merupakan anugerah, karena selama ini tidak menyangka akan bertemu dengan keturunan Sang Proklamator dan Bapak Pendiri Bangsa, Soekarno secara langsung. "Saya memberanikan diri memberikan lukisan hasil karya saya, padahal acara pertemuan itu sudah mau dibubarkan. Saya ingin sekali memberikannya," tutur anak ini.

Mendapat hadiah lukisan, Puti langsung senang. Tak segan, Puti langsung memuji karya Silvi yang memberikan hasil lukisan kepadanya. "Kamu sangat berbakat, bagus sekali. Terima kasih ya lukisannya," kata Puti lirih.

Silvi dan Puti Guntur ©2018 Merdeka.com

Puti menuturkan, Silvi merupakan salah satu contoh anak bangsa yang mempertahankan kesenian dan kebudayaan. Kebudayaan, ujar dia sangat penting untuk dipertahankan, karena budaya menjadi ciri khas kultur daerah masing-masing. Sebagai generasi muda, mempertahankan kebudayaan merupakan sesuatu yang sangat penting. Hal ini juga pernah dipesankan Sang Proklamator, Bung Karno.

"Kita harus mencintai seni budaya, apapun itu seperti Bapak Bangsa kita Bung Karno," ucap Puti.

Puti mengaku, dirinya sudah napak tilas mengelilingi Mojokerto untuk mengetahui situs-situs bersejarah peninggalan Majapahit. Kerajaan Majapahit, terang dia, merupakan cikal-bakal berdirinya Negara Indonesia. Untuk itu, warga negara tidak boleh melupakan sejarah Majapahit yang bisa menyatukan nusantara dan menancapkan satu cita-cita besar dengan 'sumpah amukti palapa' yang diucapkan Patih Gajah Mada.

Dari sumpah itu, Bung Karno menarik kesimpulan dan dijadikan sari-sari untuk mendirikan Negara Indonesia. Persatuan dan kesatuan menjadi bukti duplikat kerajaan Majapahit, dimana Majapahit menaklukkan kerajaan-kerajaan hanya untuk dijadikan partner buka sebagai bawahan dan mengeruk keuntungan. Namun sebagai relasi untuk bisa maju bersama menciptakan kedamaian.

"Indonesia ini anugerah besar, ada suku, agama, etnis, dan bahasa yang berbeda-beda, tetapi mereka tetap satu. Ini tertuang dalam Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu," tegas cucu Soekarno ini.