Merdeka.com - Sidang kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang menjerat eks perwira penghubung Komando Distrik Militer (Kodim) 1705/Paniai, Mayor Inf (purn) Isak Sattu menghadirkan mantan Kapolres AKBP (Purn) Daniel T Prionggo, Wakapolres Kompol Hanafi, dan Kepala Distrik Paniai Pius Gobay. Dalam kesaksiannya, Hanafi mengaku sempat mendengar suara letusan senjata dari arah perbukitan.
Hanafi menceritakan sehari sebelum kerusuhan yang berakhir dengan penembakan, Pius Gobay mendatangi rumah dinasnya. Dia melaporkan kejadian adanya pemukulan yang dilakukan aparat terhadap anak-anak di Pondok Natal Gunung Merah.
"Sekitar salat Magrib, kepala distrik mendatangi rumah dinas saya bahwa terjadi pemukulan Pondok Natal Gunung Merah," ujarnya di Ruang Bagir Manan Pengadilan Negeri Makassar, Kamis (6/10).
Saat itu, Hanafi menanyakan di mana posisi korban pemukulan kepada Pius Gobay. Setelah diberi tahu, Hanafi langsung berangkat ke kantornya.
"Saya lihat ada 3-4 orang yang terluka. Setelah itu saya bawa anak itu bersama anggota ke rumah sakit untuk dirawat dan juga dilakukan visum," kata dia.
Saat dirawat itulah Hanafi mengaku pergi ke lokasi terjadinya pemukulan di Gunung Merah. Hanya saat itu dirinya tidak mendapatkan bukti apa-apa.
"Saya di sana tidak menemukan bukti-bukti atau jejak karena hari juga sudah malam. Berdasarkan saran dari anggota, karena di situ daerah rawan sehingga kita balik saja dulu," tuturnya.
Karena alasan tersebut, Hanafi bersama personelnya memutuskan untuk kembali ke rumah sakit untuk melihat kondisi korban pemukulan. Selain itu, dirinya juga ingin meminta hasil visum.
"Kita juga akan BAP (berita acara pemeriksaan) kepala distrik dan juga korban. Cuma waktu itu, bapak kepala distrik bilang anak-anak masih sakit, pusing sehingga tidak bisa di-BAP," kata dia.
Pada saat itu, Hanafi juga menyampaikan kepada Pius Gobay agar tidak ada gerakan lain yang bisa mengganggu keamanan. Pada tanggal 8 Desember 2014, Hanafi mengaku mendapatkan laporan dari Kapolsek Paniai Timur tentang adanya aksi pemalangan yang dilakukan warga.
"Saya datang dan coba berkomunikasi dengan mereka yang melakukan pemalangan jalan di Lapangan Karel Gobay. Saya berusaha untuk meredakan, dan meminta tenang massa. Saya tanya apa masalahnya, ternyata soal pemukulan tadi malam yang belum tertangani," kata dia.
Hanafi juga mengungkapkan saat kejadian kerusuhan tersebut, Kapolres Paniai AKBP (Purn) Daniel T Prionggo sedang ada tugas luar dari Polda Papua, sehingga dirinya menjadi pejabat tertinggi di Polres Paniai.
"Sewaktu saya mengumpulkan anggota ini, saya perintahkan Kabag Ops, Kasat Bhinmas, Kapolsek Pantim (Paniai Timur), Kasat Sabhara membawa beberapa anggota ke Gunung Merah untuk melakukan tindakan persuasif yang humanis dan tidak membawa senjata," ucap dia.
Advertisement
Saat itu, Hanafi menceritakan melihat massa sedang menari Waita (tarian perang). Ia melihat sejumlah massa membawa kapak dan batu.
"Saya tetap melakukan persuasif terhadap mereka. Karena mengimbau baik dan sopan pada mereka, sebagian ada yang mengerti ada yang tidak," kata dia.
Selain itu, dirinya juga melaporkan kejadian tersebut ke Kapolres Paniai. Hanya kondisi jaringan seluler saat itu tidak bagus.
"Langkah saya melaporkan ke kapolres. Saya perintahkan Kabag Ops dan Kasat Intel membuat laporan tertulis," sebutnya.
Saat kondisi semakin memanas, ia memerintahkan kepada personelnya yang ada di Polsek Paniai Timur untuk mengambil senjata. Apalagi saat itu ada terdengar suara tembakan dari atas bukit
"Saya perintahkan ambil senjata, karena mendengar suara tembakan dari atas bukit," ungkapnya.
Terkait penembakan di Koramil 1705-02/Enarotali, Hanafi mengaku tidak melihat secara langsung. Ia mengaku hanya mendapatkan laporan jika ada penembakan di Koramil 1705-02/Enarotali saat massa tidak terkontrol.
"Tidak tahu siapa yang melakukan penembakan. Informasi dari anggota ada suara tembakan dari arah Koramil," sebutnya.
Saat persidangan, Hanafi sempat tersudut dengan pertanyaan anggota majelis hakim, Siti Noor Laila. Dia sering menjawab tidak tahu terkait kasus HAM berat yang diduga dilakukan oleh terdakwa.
"Rentetan kejadian sangat berdekatan sehingga sulit memprediksi yang mulia. Massa tidak bisa dikendalikan lagi karena situasi cepatnya itu," jawab Hanafi.
Sementara, eks Kapolres Paniai Ajun Komisaris Besar Daniel T Prionggo mengaku tidak mengetahui awal terjadinya kerusuhan di Lapangan Karel Gobay. Alasannya, saat kejadian itu dirinya mendapatkan tugas luar daerah dari Polda Papua.
Daniel mengaku mengetahui adanya kerusuhan di Lapangan Karel Gobay setelah mendapatkan laporan dari Kepala Staf Kodim (Kasdim) dan Wakapolres Paniai. Daniel menyebut dirinya baru turun melakukan penyelidikan setelah tanggal 8 Desember 2014.
"Saat tiba saya langsung ke rumah sakit dan lanjut ke TKP," kata dia.
Saat itu, kata Daniel kondisi Paniai Timur sudah berangsur kondusif. Ia mengaku saat itu belum mengetahui adanya korban meninggal dan luka.
"Saya tidak tahu (korban meninggal dan luka). Murni pencarian selongsong tadi," sebutnya.
Saat persidangan, Daniel sempat ditanya penasihat hukum terdakwa soal aturan menembak di saat kondisi genting. Untuk di kepolisian, kata Daniel penggunaan senjata api diatur di Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2019.
"Secara prosedural, ada tahapan apabila massa anarkis, anggota diserang (senjata) diarahkan pinggang ke bawah. Dilumpuhkan, bukan dimatikan," kata dia. [yan]
Baca juga:
Sidang HAM Berat Paniai, Sopir Wakapolres Ungkap Senpi Digunakan Menembak Jenis SS1
Eks TNI Terdakwa Kasus Paniai Terancam 20 Tahun Bui, Dakwaan Dinilai Banyak Terputus
Terdakwa Pelanggaran HAM Berat Paniai Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
Dijaga Ketat Brimob, Sidang Pelanggaran HAM Berat Paniai Digelar PN Makassar
Mantan Dandim Paniai Papua Didakwa Pelanggaran HAM Berat
Komnas HAM Minta LPSK Jemput Bola Beri Perlindungan Saksi Kasus Paniai
Advertisement
PKS Merapat, Anies: Melanjutkan yang Selama Ini Sudah Terbangun
Sekitar 14 Menit yang laluCerita Kontraktor Diminta Setor Ratusan Juta untuk Suap Auditor BPK
Sekitar 18 Menit yang laluKasus Anak Anggota DPRD Wajo Aniaya Juru Parkir Naik Penyidikan
Sekitar 19 Menit yang laluGanjar Luncurkan Program Beras Fortifikasi untuk Ibu Hamil Demi Tekan Stunting
Sekitar 33 Menit yang laluMelawan Polisi, Pengendali 276 Kilogram Sabu di Riau Tewas Ditembak
Sekitar 50 Menit yang laluStok Air Tanah di Bandung Raya Semakin Kritis
Sekitar 1 Jam yang laluTendang dan Pukul Juru Parkir, Anak Anggota DPRD Wajo Diperiksa Polisi
Sekitar 1 Jam yang laluDPW PKB Usulkan Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng 2024
Sekitar 1 Jam yang laluTampar Remaja karena Hampir Tabrakan, Polisi di Aceh Diamankan Propam
Sekitar 1 Jam yang laluMantan Pimpinan KPK Deklarasi Dukung Anies Capres, Ini Alasannya
Sekitar 1 Jam yang laluTak Dilayani karena Enggan Pakai Kondom, Pemuda di Bekasi Tikami PSK Remaja
Sekitar 1 Jam yang laluKeluarga Mahasiswa UI Belum Memastikan Hadir saat Rekonstruksi Kecelakaan
Sekitar 1 Jam yang laluMantan Pimpinan KPK Yakin Anies Tak Terlibat Korupsi Formula E
Sekitar 1 Jam yang laluKPK Periksa Tiga Pegawai MA Terkait Kasus Hakim Agung Gazalba Saleh
Sekitar 1 Jam yang laluVIDEO: Janji Kapolda Metro Tuntaskan Kasus Mahasiswa UI Meninggal Jadi Tersangka
Sekitar 6 Jam yang laluKapolri Akui Banyak Anak Buahnya Minim Pengetahuan soal Pengamanan Olahraga
Sekitar 6 Jam yang laluJaksa Ungkap Teddy Minahasa Minta AKBP Doddy Pisahkan Sabu Untuk Bonus Anggota
Sekitar 7 Jam yang laluPolda Metro Jaya Mutasi Besar-besaran, 30 Kapolsek Diganti
Sekitar 8 Jam yang laluCantik dan Mancung, Beginilah Potret Kompol Netty Siagian Saat Nyetir Sendiri
Sekitar 8 Jam yang laluSosok Edward Pernong, Pensiunan Jenderal Polisi Non Akpol yang Juga Raja di Lampung
Sekitar 10 Jam yang laluVIDEO: Hubungan Spesial Wanita Penumpang Mobil Audi Tabrak Mahasiswi dengan Kompol D
Sekitar 11 Jam yang laluFoto Masa Muda Edward Syah Pernong Bareng Iwan Bule, Masih Perwira Tugas di Jakpus
Sekitar 11 Jam yang laluTOP NEWS: Penumpang Audi Selingkuhan Kompol D | Janji Anies Tak Maju Capres ke Prabow
Sekitar 11 Jam yang laluPose Bripda Reza Hutabarat Adik Brigadir J di Polda Jambi, Jadi Penyidik Ditreskrimum
Sekitar 14 Jam yang laluKY Turunkan Ahli Usut Video Diduga Hakim Wahyu Bahas Kasus Sambo dengan Temannya
Sekitar 3 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 1 Hari yang laluKubu Bripka RR Tanggapi Replik JPU: Ragu dan Tidak Bersungguh-sungguh Menuntut
Sekitar 1 Hari yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluPose Bripda Reza Hutabarat Adik Brigadir J di Polda Jambi, Jadi Penyidik Ditreskrimum
Sekitar 14 Jam yang laluSidang Vonis Bripka RR Digelar Selasa 14 Februari
Sekitar 1 Hari yang laluKubu Bripka RR Tanggapi Replik JPU: Ragu dan Tidak Bersungguh-sungguh Menuntut
Sekitar 1 Hari yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluLIVE STREAMING: Sidang Ricky Rizal Tanggapi Replik Jaksa Hari Ini
Sekitar 1 Hari yang laluDuplik Ferdy Sambo, Pengacara: Penuntut Umum Serampangan Sampaikan Tuduhan Kosong
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Sambo Klaim Tak Terbukti Bersalah, Minta Hakim Putuskan Bebas
Sekitar 1 Hari yang laluTatapan Mata Ferdy Sambo Saat Penasehat Hukum Bacakan Duplik atas Replik JPU
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Kuasa Hukum Sambo Emosi Dituding Jaksa Mengaburkan Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Sambo Keukeuh Tak Tembak Brigadir J, Bukti Seluruh Peluru dari Pistol Richard
Sekitar 1 Hari yang laluSenyuman Tipis Ricky Rizal Jalani Sidang Duplik Kasus Pembunuhan Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluDuplik Ferdy Sambo, Pengacara: Penuntut Umum Serampangan Sampaikan Tuduhan Kosong
Sekitar 1 Hari yang laluTatapan Mata Ferdy Sambo Saat Penasehat Hukum Bacakan Duplik atas Replik JPU
Sekitar 1 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 2 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Minggu yang laluCedera Parah, Kiprah Striker Bali United di BRI Liga 1 Berakhir Lebih Cepat
Sekitar 14 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami