Merdeka.com - Mabes Polri sudah mengendus aksi unjuk rasa menentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tidak murni aspirasi dari masyarakat. Polisi menilai, ada pihak-pihak menunggangi demo BBM beberapa hari lalu.

"Patut diduga tidak lagi murni, ada unsur untuk tindakan destruktif," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, Senin (2/4).

Bahkan, polisi juga menduga ada yang memanfaatkan situasi saat terjadi kericuhan demo menentang kenaikan BBM. Dugaan itu semakin menguat karena terjadi berkali-kali.

Dugaan polisi bukan tanpa alasan. Ada beberapa fakta mengarah kepada dugaan itu dengan dibakarnya pos polisi, pembakaran ban, penjarahan properti, membakar mobil polisi, menutup jalan tol dan merusak pagar DPR.

"Ada niatan melakukan tindak pidana dan bukan unjuk rasa," ujarnya.

Polisi akan mendalami peristiwa ini termasuk apakah ada provokator dibalik demo ricuh BBM. "Kami tidak mau orang yang benar ingin unjuk rasa, tapi diprovokasi oleh pihak yang menginginkan ricuh," tegasnya.