Si Sarjana Pengubah Wajah Bantaran Kali Cisadane

Merdeka.com - Ade Yunus, pria kelahiran Subang, Jawa Barat yang lama tinggal di Tangerang, memimpikan akan lalu lintas air bersih, bebas sampah dan limbah di aliran Kali Cisadane. Kang Ade begitu dia akrab disapa, memang memahami betul perubahan kondisi Cisadane, yang semakin hari semakin memprihatinkan. Sampai perubahan itu terjadi dengan mewujudkan mimpinya membangun area wisata di Bantaran Kali Cisadane.
"Mimpi saya ingin Cisadane ini bebas sampah dan bebas limbah," ungkap Ayah tiga orang anak ini.
Dengan langkah nyata, Ade yang juga aktivis Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (YAPELH) kala itu memulai mimpinya dengan membabati ladang hutan di bantaran Cisadane sendirian, tepatnya di lahan Gang Muara Buntu, RT 03 RW 01, Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Dari lokasi hutan di bantaran Cisadane di Kecamatan Panunggangan Barat, Ade merajut mimpinya, dengan menjadikan kawasan bantaran Cisadane, sebagai lokasi eko wisata yang ramah lingkungan.
"Tahun 2012 tepatnya di bulan Desember, saya mulai babat alas, semua saya rapikan. Alang-alang saya babati, tanah-tanahnya saya ratakan biar rapih, kalau dulu orang tahunya ini tempat jin buang anak, sekarang sudah 360 derajat jauh berubah," ucap dia.
Dengan wujud taman yang cantik dilengkapi aneka tanaman dan wahana bermain, Ade mulai mengedukasi masyarakat soal sampah dan lingkungan air. Wajah Cisadane, tepatnya di sekitaran taman Banksasuci berubah total.
Upayanya Ade bersama komunitas yang dia bangun dengan cucuran keringat dan cemoohan orang dan warga sekitar kala itu saat ini berbuah manis.
Menjaring Sampah
Dari wast trap (jaring penahan sampah) yang dia buat dari dana hasil mengelola limbah plastik, mampu meraup sampah plastik mencapai 30 ton per bulan. Sampah-sampah itu didapat hanya dari Bantaran Cisadane.
"Bisa dibayangkan begitu kotornya Cisadane. Saya dan teman-teman di tempat ini saja, bisa menjaring sampah plastik rata-rata sampai 30 ton sebulan. Ini sampah yang bisa kami dapat dari satu titik, bagaimana sampah yang kemudian lolos dari jaring kami dan mencemari sungai," terang dia
©2020 Merdeka.com
Sarjana Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta ini mengaku sudah tidak lagi gengsi dengan upayanya memungut sampah di aliran Kali Cisadane.
"waste trap ini kita buat untuk meminimalisir sampah di Sungai Cisadane, sampah yang nyangkut kita pilah dan angkut ke gudang Bank sampah, yang punya nilai ekonomis seperti botol plastik kita daur ulang, sebagian besar kita pres lalu dijual ke pabrik plastik," ungkap suami Rury Ummi ini.
Selain sampah-sampah yang terjaring dari perangkap yang dipasang di Kali Cisadane, Dia juga menerima sampah dari masyarakat sekitar tepi sungai untuk kemudian ditabung di bank sampah.
"Kita juga menerapkan tiket masuk bagi pengunjung yang mau masuk ke Banksasuci, dengan menukarkan 2 kilogram sampah plastik sebagai tiket masuk pengunjung," katanya.
Mimpi Ade
Ade mengaku mimpinya menyucikan air di aliran Cisadane bukan semata nilai ekonomis yang dia peroleh saat ini. Tapi lebih kepada edukasi ke masyarakat, akan kebersihan lingkungan dari pencemaran.
"Kalau melihatnya hari ini, mungkin kita akan melihat dari sisi ekonomi, yang nilainya besar. Tapi perjuangan saya dulu dicemooh banyak orang, oleh teman-teman, keluarga saya sendiri, karena dianggap saya punya titel S1," kata Ade.
Ade mengaku, mimpinya untuk memperjuangkan Cisadane yang bebas sampah dan limbah masih sangat panjang dan tantangan sangat berat.
"Butuh will semua pihak. Pemerintah, pengusaha, warga masyarakat dan penggiat lingkungan harus bersama-sama mewujudkan itu, ujarnya.
Ade mengaku, tidak hanya sampah dari masyarakat yang tidak tertib. Sampai saat ini masih saja kalangan industri dan dunia usaha membuang limbah ke aliran kali Cisadane.
"Makanya kita ada patroli menyusuri Cisadane, ada program juga kita namakan Wawarana, program ini mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke Sungai serta mendokumentasikan dan melaporkan Industri yang membuang limbah ke sungai Cisadane," kata Ade.
Wajah Baru Cisadane
Banksasuci kata Ade, adalah gambaran dari indahnya alam di pesisir Cisadane. Di tempat itu, bisa menjadi sangat asri dan sejuk dengan rindangnya pepohonan serta derasnya aliran Cisadane tanpa sampah.
Namun sewaktu-waktu, Banksasuci bisa jadi tempat yang paling suram, dengan tumpukan sampah yang tak mampu terbendung karena dayanya melebihi kemampuan waste trap yang dia bangun.
©2020 Merdeka.com
"Tempat ini bisa sangat indah dan terkadang bia jadi sangat menjijikkan, kalau tiba-tiba banjir sampah karena tak ada tempat-tempat lain, yang membendung sampah di sepanjang Cisadane, kecuali tempat ini," katanya.
Kini, Ade dan Banksasuci yang dia bangun tidak saja mendapatkan pundi-pundi rupiah dari sampah yang dia kumpulkan. Dengan taman Banksasuci, Ade juga telah membuat warga di sekitar Tangerang merasakan kesejukan dan ketenangan untuk sekedar rileksasi melepas penat.
"Sampah plastik yang kita kelola ada kita jual ke pabrik, ada yang kita daur ulang untuk kreasi edukasi ke masyarakat. Sampah organiknya kita jadikan pupuk. Untuk menikmati wisata di sini warga cukup menukarkan 2 kilogram sampah plastik, untuk bisa menikmati segala fasilitas yang kami miliki. Ada Taman Arboretum Fruit n Flower sebagai Pusat Konservasi dan Reboisasi Tanaman Tepi Sungai Cisadane, Taman Edukasi Farming, Wahana Outbound dan Kebun Binatang mini," terang dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Anies: Pemimpin Bukan Sekadar Membangun, Tapi Menjaga Persatuan di Masyarakat
Anies Baswedan mengatakan menjadi pemimpin bukan sekadar menjalankan tugas administrasi dan pembangunan.
Baca Selengkapnya


Polemik Debat Capres-Cawapres, Timnas AMIN: KPU Harusnya Tak Buka Ruang Ubah Format di Luar UU
Juru Bicara Timnas AMIN Said Didu menilai seharusnya KPU memiliki ketegasan bahwa format capres-cawapres
Baca Selengkapnya


Ganjar Ingin Kesetaraan Pendidikan dan Ekonomi bagi Kaum Disabilitas: No One Left Behind
Ganjar Pranowo bertekad mewujudkan kesetaraan hak dalam segala aspek bagi penyandang disabilitas.
Baca Selengkapnya


Kampanye di NTB, Ganjar Sosialisasi Pentingnya Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
Ganjar memaparkan sejumlah program prioritasnya bersama Mahfud MD saat kampanye di Bima NTB.
Baca Selengkapnya


Jawaban Gibran Ditanya Cara Menstabilkan Harga Pangan: Nanti Awal Tahun Sudah Stabil
Cawapres Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Pasar Rawasari, Jakarta Pusat pada Minggu (3/12).
Baca Selengkapnya

Melihat Lebih Dekat "Istana Kerajaan" Crazy Rich Ponorogo, Di Dalamnya Ada Ribuan Mobil
Pengunjungnya berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa. Bahkan ada pula yang datang jauh-jauh dari luar Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya

Ternyata Bukan Uang, Ini Hal Penting yang Bisa Buat Hidup Anda Bahagia
Memiliki karier yang disukai adalah faktor terpenting untuk menjalani kehidupan yang memberi kenyamanan.
Baca Selengkapnya

Kisah Pak Ahmad, Mantan Guru Honorer yang Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jual Sapu Ijuk
Dari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
Baca Selengkapnya

Ibu Rumah Tangga Iseng Buat Brownis Modal Rp150.000, Kini Jadi Ladang Usaha & Raup Omzet Rp45 Juta per Bulan
Usaha camilan yang dia jalankan dimulai sejak tahun 2020 saat awal pandemi.
Baca Selengkapnya

Guru Ngaji Curhat Honor Cuma Rp250 Ribu per Bulan, Mahfud Janji Naikkan Setara UMR
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 3, Moch Mahfud Md berjanji meningkatkan kesejahteraan guru agama, ustaz dan guru ngaji jika terpilih sebagai Wakil Presiden.
Baca Selengkapnya

Pria Ini Buka Toko Kue Jepang di Kota Kecil, Pelanggan dari Jakarta Datang hanya untuk Makan Kue Bikinannya
Berawal dari ketidaksengajaan, bisnis kue Achmad Aris justru diminati orang dari berbagai daerah
Baca Selengkapnya

Dulu Pengangguran, Pria Ini Sulap Ampas Kopi jadi Lukisan Bernilai Seni Tinggi hingga Pameran ke Amerika
Di tengah keterpurukannya, seniman asal Tulungagung ini melakukan berbagai upaya untuk bangkit
Baca Selengkapnya