Merdeka.com - Seorang pelajar Sekolah Menengah Atas 6 Bekasi, Shizuko Rizmadhani, ditemukan wafat saat mendaki Gunung Gede-Pangrango, Jawa Barat, pada 25 Desember dini hari. Menurut pengakuan rekan almarhum, Shizuko ternyata sempat ditinggal seorang diri di dalam tenda saat rekan-rekannya mendaki puncak (summit attack).

"Jadi Shizuko sempat ditinggal sendirian di tenda waktu kita mendaki puncak. Barang-barang sebagian dititipkan ke Shizuko. Waktu balik lagi ke tenda, Shizuko sudah enggak ada," kata seorang rekan Shizuko yang enggan disebut namanya kepada merdeka.com di rumah duka, Komplek AURI, Bulak Kapal, Bekasi Timur, Rabu (25/12).

Menurut rekan Shizuko itu, mereka berangkat mendaki Gunung Gede-Pangrango sejak 22 Desember. Saat itu jumlah peserta dalam rombongan mencapai 27 orang. Mereka menyatakan tidak menyangka jika Shizuko ternyata tewas dalam pendakian itu.

Saat ini, kondisi rumah duka Shizuko sudah berangsur sepi. Hanya terlihat beberapa kerabat dan keluarga masih berkumpul. Diduga Shizuko yang berumur 16 tahun wafat karena hipotermia atau kehilangan panas tubuh karena kedinginan.

"Kita temukan pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Tim Indonesia Green Ranger yang yang evakuasi ke bawah," kata aktivis Indonesia Green Ranger, Idhat Lubis, saat dihubungi merdeka.com.

Diketahui Shizuko merupakan anggota kelompok pecinta alam di sekolahnya. Saat itu, Shizuko yang berdarah campuran Surabaya-Jepang mendaki bersama 27 rekannya. Ayah Shizuko asli Surabaya sementara ibunya warga negara Jepang.

Idhat menambahkan mereka menemukan jenazah Shizuko dalam tenda dan pakaiannya basah. Seorang teman Shizuko menjelaskan gadis ini sempat mengaku sakit beberapa kali, sebelum ditemukan tewas. Rekannya mengaku, meski Shizuko merupakan anggota organisasi pecinta alam, tapi dia baru kali ini mendaki gunung.

(Laporan Irianto)