Setya Novanto soal peran Ibas di proyek e-KTP: Tanya Nazaruddin
Merdeka.com - Terdakwa kasus mega proyek e-KTP, Setya Novanto enggan membeberkan terkait nama Edi Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam buku catatan hitamnya. Novanto hanya tersenyum ketika menjawab pertanyaan.
"Kamu kali yang ngomong," katanya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (8/2).
Matan Ketua DPR RI tersebut justru menyarankan agar awak media menanyakan hal tersebut kepada Muhammad Nazarudin. "Tanya Pak Nazaruddin dong," ungkapnya sambil tersenyum.
Untuk diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bereaksi dengan munculnya nama Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Nama Ibas jadi pembicaraan karena buku hitam yang selalu dibawa Setya Novanto tersingkap. Terlihat ada catatan tangan bertuliskan 'Ibas' dan 'Ketua Fraksi' di buku itu. Hal itu terjadi sebelum sidang e-KTP di Pengadilan Tipikor, kemarin.
"Bagaimana dengan tuduhan terhadap Ibas yang secara ganjil menggelikan, ditunjukkan dalam catatan Setnov? Itu sebuah permainan. Dia akan gunakan sendiri hak hukumnya. Kita beri jalan Ibas mencari jalannya," kata SBY DPP Demokrat, Selasa (6/2).
SBY kemudian teringat ketika Setnov yang kini menjadi terdakwa kasus e-KTP di-bully. Dia mengaku meminta kepada para kader untuk menahan diri tidak ikut-ikutan.
"Saat Setnov masuk ICU, kecelakaan, sehat lagi, kemudian luka banyak benjolan, saya larang ikut-ikutan, tidak baik. Tapi tampaknya air susu dibalas air tuba," tuturnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap anggota PNS dan PPPK berpeluang dimutasi ke Otoritas IKN asal memenuhi kualifikasi tertentu.
Baca SelengkapnyaPertemuan Doli Kurnia dan Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan.
Baca SelengkapnyaDKPP menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari melanggar etik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aliansi Masyarakat Adat Nasional menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai
Baca SelengkapnyaKPK menetapkan tersangka-tersangka baru dari jajaran eksekutif pemerintah hingga DPRD Bandung.
Baca SelengkapnyaSetelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaDKPP diharapkan bisa bekerja secara lebih nyaman, melaksanakan tanggung jawab sepenuhnya,
Baca SelengkapnyaAkibatnya, kebocoran infomasi kerap membuat gagal operasi tangkap tangan (OTT).
Baca SelengkapnyaPerusahaan telah membukukan Nilai Kontrak Baru (NKB) sampai dengan bulan November sebesar Rp14,4 triliun.
Baca Selengkapnya