Setop Sebar Berita Hoaks, Penuhi Media Sosial dengan Konten Menyejukkan
Merdeka.com - Gesekan antar-masyarakat di dunia nyata bisa terjadi akibat provokasi kebencian di dunia maya. Kerukunan dapat berubah menjadi konflik karena penyebaran ujaran kebencian (hate speech) dan berita bohong (hoaks) yang kian masif.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho meminta kepada masyarakat untuk sama-sama membersihkan medsos dari ujaran kebencian. Apalagi di tahun 2019 akan digelar Pemilihan Presiden (Pilpres).
"Sekarang ini kita dihantui dengan maraknya penyebaran hoaks yang menghancurkan, kemudian membuat permusuhan. Lebih baik kita sebarkan konten tentang cinta dan damai di medsos agar negeri kita menjadi sejuk dan tentram," ujar Septiaji dalam keterangannya, Selasa (15/1).
Agar medsos terbebas dari ujaran kebencian dan hoaks, Septiaji meminta kepada masyarakat untuk duduk bersama menyepakati bahwa dalam konteks pertarungan demokrasi itu orang dipersilakan untuk berdebat, berargumen, berkompetisi.
"Jadi di tahun 2019 ini seharusnya menjadi titik tolak kita bersama untuk dapat bersama-sama melanjutkan hidup kita di Bumi Pertiwi tanpa menggunakan kebencian, kebohongan, hasut, fitnah di medsos," katanya.
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk bisa menahan diri agar tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan baik di medsos ataupun dunia nyata. Masyarakat ketika menerima informasi ataupun hendak menulis dan menyebarkan ulang harus melakukan kroscek.
Apalagi, menurutnya, masyarakat Indonesia memiliki keberagaman. Dan ketika melihat konteks politik, maka sejatinya politik yang ada di Indonesia mewakili keberagaman tersebut.
"Masyarakat dipersilakan untuk mendukung calon. Tetapi tidak boleh menggunakan hoaks dan ujaran kebencian apalagi menyebarkannya melalui medsos," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar berharap agar perkembangan teknologi tidak digunakan untuk memproduksi hoaks.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar menang satu putaran, begini penelusurannya
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan sampai terjebak kepentingan tertentu di balik isu konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca Selengkapnya