Setelah LRT, Trem dengan 8 Stasiun akan Dibangun di Bogor
Merdeka.com - Pemerintah Kota Bogor mewacanakan adanya trem, moda transportasi berbasis rel sebagai angkutan feeder dari LRT. Nantinya bakal ada delapan stasiun trem yang akan mengelilingi pusat kota.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan ide ditempatkannya trem muncul setelah Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mewacanakan Lintas Rel Terpadu (LRT) masuk ke Kota Bogor, Jawa Barat.
Dedie Rachim mengatakan bahwa berdasarkan kajian sementara, akan ada delapan stasiun trem mengelilingi pusat kota. Menurutnya, moda transportasi ini akan menghubungkan Terminal Baranangsiang, Stasiun akhir LRT, Stasiun Paledang, hingga Stasiun Bogor.
"Rencananya ada delapan stasiun, Lawang Suryakencana, Mall BTM, Jalan Paledang, Alun-alun Bogor, Jalan Pengadilan, Lapangan Sempur, Mall Lippo Keboen Raya, dan Mall Botani Square," beber mantan Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kepada di Bogor, seperti diberitakan Antara, Kamis (22/8).
Menurutnya, sebelum mengerucut ke moda transportasi berupa trem, Pemerintah Kota Bogor sempat mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) agar rute LRT bisa mengelilingi Kebun Raya Bogor sebelum berakhir di stasiun Baranangsiang. Hanya saja, opsi tersebut dimentahkan dengan alasan memerlukan biaya yang relatif mahal.
"Kemudian ada pilihan kedua yaitu transportasi berupa monorel. Tapi, itu pun masih terlalu mahal, kemudian trem pilihan yang paling ideal," kata Dedie Rachim.
Ia berharap, ketika Bogor memiliki beberapa jenis moda transportasi berbasis rel, akan memecah kepadatan di pusat kota. Pasalnya, kini mobilitas masyarakat dari Bogor ke Jakarta terpusat di Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Bogor.
Berdasarkan penelitiannya bahkan dari rata-rata 280.000 penumpang KRL per hari, sebanyak 200.000 penumpang bergerak dari arah Bogor menuju Jakarta. Sedangkan arah sebaliknya hanya 80.000 penumpang.
"Kita harapkan dengan sistem transportasi berbasis rel berbahan bakar listrik ini juga akan mengurangi pencemaran udara di pusat kota," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, BPTJ bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, resmi menetapkan wilayah Baranangsiang Kota Bogor sebagai stasiun akhir LRT.
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menyebutkan, pemilihan lokasi di area yang kini difungsikan sebagai terminal bus itu karena tempat tersebut akan dijadikan Transit Oriented Development (TOD) oleh Pemkot Bogor.
"Seyogyanya LRT ujungnya harusnya ada di Baranangsiang. Jadi kalo bicara TOD jangan diartikan hanya developer seperti biasa, justru pola transitnya yang paling penting," kata Bambang.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaannya cukup berpengaruh bagi Bogor dan Jakarta, terutama untuk transportasi trem.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut jalan tol tersebut memiliki total panjang 14,8 kilometer dengan total investasi sebesar Rp4 triliun.
Baca SelengkapnyaPerjalanan dinas tersebut membawa misi membahas kerja sama di sektor perkeretaapian dan penerbangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bawaslu menemukan beberapa masalah dalam proses pemungutan suara pada sejumlah TPS di Kota Bogor,
Baca SelengkapnyaBPS DKI Jakarta mencatat penumpang TransJakarta mencapai 30,93 juta orang di Januari 2024
Baca SelengkapnyaTerlihat kecelakaan melibatkan bus besar dan beberapa mobil di sekitarnya
Baca SelengkapnyaPembangunan tol trans sumatera ini menghabiskan anggaran Rp4,73 triliun.
Baca SelengkapnyaLantas, dimana sebenarnya letak dari rute penerbangan unik tersebut?
Baca SelengkapnyaPerpanjangan potongan harga tersebut diperlukan untuk lebih menarik minat masyarakat menggunakan moda transportasi massal baru itu.
Baca Selengkapnya