Setahun Pandemi Covid-19, IDI Sebut Gelombang Pertama Belum Mengalami Penurunan
Merdeka.com - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, bahwa saat ini Indonesia sedang berada di fase pengelolaan infeksi dan krisis puncak gelombang pandemi Covid-19, tepatnya di stage 3 dari total 5 stage.
Dia menjelaskan bahwa pada stage 3 ini, tren angka kesakitan menuju puncak dan angka kasus positif meningkat pesat. Dia juga mengatakan bahwa dalam stage ini, okupansi ruang HCU dan ICU Covid-10 meningkat.
Seperti yang diketahui, per hari ini Senin (1/3), jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia yang masih membutuhkan perawatan yakni sebanyak 153.074. Selain itu, masih ada 73.4343 kasus suspek.
"Stage 3 yang masih berisiko, bed occupancy rate memang turun saat ini, masih banyak pasien-pasien yang membutuhkan fasilitas (kesehatan)," kata Adib saat konferensi pers virtual Tim Mitigasi PB IDI, Senin (1/3).
Oleh karena itu, meskipun saat ini program vaksinasi pemerintah sudah dilaksanakan untuk para tenaga kesehatan dan pelayanan publik, namun kata dia, sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksinasi mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Karena kenyataannya, kata dia, kurva Covid-19 Indonesia belum turun.
"Kita belum mengalami penurunan dari gelombang pertama ataupun menurun dari puncak. Saat ini memang kita didukung dengan vaksinasi, tapi belum ada data apakah vaksin bisa menjadi tolok ukur terkendalinya pandemi," kata dia.
Adib pun berharap Indonesia bisa segera melewati stage 3 ini. Sebelum bisa menjalani new normal, yang berada pada stage 5, Indonesia masih harus melewati satu stage lagi, yaitu stage 4 de-eskalasi krisis. Adib kemudian menjabarkan apa saja yang harus dilakukan Indonesia agar kurva pandemi bisa segera melandai.
"Yang sangat urgent harus dilakukan adalah 3T, testing, tracing, treatment. Serta isolasi. Lalu penambahan ruang rawat Covid-19 dan penyediaan APD sesuai levelnya," ujarnya.
Selain itu, dia juga berharap agar Indonesia bisa mempertegas rujukan berjenjang, dengan memaksimalkan peran puskesmas untuk perawatan kasus tanpa gejala ataupun gejala ringan.
Bukan hanya pelayanan kesehatan yang harus ditingkatkan, Adib mengatakan bahwa IDI menyoroti integrasi data kasus Covid-19 yang selama ini dianggap bermasalah.
"Problem yang berkaitan dengan integrasi data, saya kira beberapa hal ini yang menjadi masalah yang harus diselesaikan ke depan. Di tahun 2021 ini harus menjadi prioritas pemerintah," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya