Merdeka.com - Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan anggaran rapat di Istana Kepresidenan tidak mencapai Rp 29,4 miliar seperti yang diungkapkan LSM Fitra. Menurut dia, angka tersebut sudah mendapatkan revisi menjadi Rp 24,7 miliar dari angka semula.

"Angkanya tidak sebesar yang disebut Fitra. Jumlahnya 20-an miliar. Semula angkanya Rp 30,1 miliar. Tapi kan sudah kita revisi sehingga menjadi sekitar Rp 24,7 miliar," ujar Dipo di Istana Negara, Rabu (18/4).

Dari jumlah tersebut, lanjut Dipo, anggaran digunakan untuk mempersiapkan beberapa makanan kecil atau snack. Namun, adakalanya dana membengkak untuk mempersiapkan bahan-bahan kabinet atau penyiapan bahan-bahan sidang.

"Kegiatannya bukan hanya mempersiapkan makan kecil atau snack, tapi ada analisis dan kajian dalam persiapan bahan kabinet dan pertemuan lainnya kemudian penyiapan bahan2 sidang," tandasnya.

Bahan-bahan sidang yang dimaksud antara lain monitoring, perjalanan dinas terkait dgn MP3EI atau bahan perekonomian lain, penyusunan risalah dan notulensi, dokumentasi sidang dan pertemuan lainnya, penyelenggaraan kehumasan, perluasan informasi , dan biaya komunikasi pendukung kelancaran sidang.

"Di sini, ada juga masuk operasional kalau presiden mengundang gubernur, bupati/walikota, retreat yang pernah dijalankan. Tahun lalu, anggaran tersebut belum ada di Seskab," ungkap Dipo.

Dari sejumlah pembiayaan yang dikeluarkan oleh pihak Istana, retreat diakui memakan anggaran paling besar. Pasalnya, jumlah anggaran disesuaikan dengan jumlah peserta yang hadir dalam persidangan.

"Itu di luar pesertanya bisa lebih besar, 2000an seperti di JCC kemarin. Artinya kita memang sudah melakukan penghematan dan kemungkinan tahap dua ada penghematan lagi," kata Dipo.

Tahap kedua tersebut dilakukan dengan dibatalkannya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Dirinya berharap, melalui penghematan lanjutan itu, negara bisa menghemat anggaran hingga Rp 16 miliar.

"Ada dan memang saya ingin pada tahun ini, apalagi masalah BBM tidak naik. Secara keseluruhan kita hemat Rp 16 miliar. Yang ini (sebelumnya) saja kita sudah hemat Rp 6 miliar," pungkasnya.

Sebelumnya, LSM Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) melansir, alokasi anggaran rapat presiden tahun 2012 menghabiskan Rp 29,4 miliar.

Fitra merinci angka sebesar itu digunakan untuk sidang kabinet paripurna (44 kegiatan) sebesar Rp 3,3 miliar, sidang kabinet terbatas (30 kegiatan) sebesar Rp 1,1 miliar, rapat terbatas (65 kegiatan) Rp 3,1 miliar, rapat kerja pemerintah (3 kegiatan) Rp 5,3 miliar, penyelenggaraan Retreat (2 kegiatan) Rp 14,3 miliar, Presidential Lecture (3 kali) sebesar Rp 558 juta, dan penyelenggaraan rapat/pertemuan (10 kali) sebesar Rp 1,6 miliar.