Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kembali menerima perwakilan beberapa LSM dan organisasi masyarakat (ormas) di kantornya. Kehadiran perwakilan elemen masyarakat itu sama, yakni untuk menyuarakan komitmen Jawa Barat kondusif.

Mereka menindaklanjuti kesepakatan yang sudah dibuat dua hari ke belakang oleh mereka, pasca kerusuhan antara FPI dan GMBI pada Kamis 12 Januari lalu. Kerusuhan pecah usai kedua massa ini mengawal jalanya pemeriksaan pimpinan FPI Habib Rizieq Syihab dalam kasus dugaan penodaan Pancasila.

Pantauan merdeka.com, perwakilan yang hadir ada dari Pemuda Pancasila, KNPI, KAMMI, PWPM, Gema Keadilan dan sejumlah ormas lainnya. Kehadiran mereka diterima Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, di ruang tamu, Gedung Sate, Jumat (20/1) siang.

"Kedatangan ini untuk menegaskan komitmen bersama agar Jabar aman, akur dan damai. Mereka semua sepakat menjaga Jabar jangan ada gangguan apapun dalam hal yang berkaitan dengan situasi keamanan masyarakat," tutur Aher.

Menurutnya, situasi keamanan di Jabar tentu sangat berpengaruh pada situasi keamanan nasional karena 20 persen penduduk di Indonesia ada di provinsi ini. Sebagai daerah yang punya sejarah kental akan sikap toleransi tinggi, bahkan gelora kemerdekaan negara Asia Afrika ada di Bandung, pihaknya ingin Jabar bisa kembali kondusif.

"Kita harus jadi pelopor di nasional. Makannya ingin suarakan kondusif indonesia, harus dari Jabar kondusif. Seluruh ormas sepakat. Mari kita tuangkan dalam bentuk perilaku untuk saling cintai satu sama lain. Silih asah, asih, asuh wawangi," ujarnya.

"Hindari perilaku mengejek, menista. Sehingga sederhana kalau ada sesuatu yang buruk tidak terlibat buruk. Perilaku itu muncul dari ucapan. Pepatah orang Sunda hade ku basa goreng ku basa (bagus dari bahasa, jelek dari bahasa). Pepatah ini bukan semata-mata ada gitu saja. Tapi terselipkan makna," terangnya menambahkan.

Oleh karena itu, pihaknya meminta untuk mempertahankan Jawa Barat yang kondusif. "Pertankan Jabar kondusif, yang ujung-ujungnya untuk NKRI. Jabar kondusif harga diri, NKRI harga mati. Itu komitmen kebangsaan kita ya," imbuhnya.

Perwakilan dari Pengurus Wilayah Pemuda Muhamadiyah (PWPM) Iyus Rusdiana mengatakan, pihaknya mengaku, tidak memihak pada manapun yang kini berseteru. Namun, kehadirannya bersama perwakilan elemen masyarakat lainnya untuk bisa mewujudkan Jabar yang akur.

"Bahwa kami datang ke sini ingin Jabar kondusif. Kami mohon gubernur bisa bersama-sama mengkoordinasikan bagaimana situasi kondusif. Sehingga potensi konflik bisa diminimalisir. Kami semua harus menahan diri dan tidak ikut memprovokasi dan terprovokasi. Ini komintmen luar biasa harus hadir di sini," kata Iyus.

Dari Pemuda Pancasila (PP) juga sepakat bahwa kondusifitas Jabar harus dijaga bersama-sama. Dia berharap Jabar yang dikenal akan kondusifitasnya jangan sampai diobok-obok oleh segelintir pihak yang ingin merusak situasi di sini. "Masalah hukum diserahkan kepolsian. Jangan sampai permaslahan di nasional di bawa ke daerah. Siapapun yang ngobok-ngobok kita hadapi. Kita ingin Jabar damai," kata perwakilan dari PP TB Irfansyah.