Merdeka.com - Polda Sulawesi Tengah menangani tiga anggotanya yang melanggar sejumlah aturan melalui sidang disiplin selama sepekan ini.

Pejabat Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah AKP Winarto di Palu, Sabtu (23/2), menyebutkan ketiga oknum polisi tersebut terdiri atas Kompol SS, Briptu AZ dan Briptu AF.

Kompol SS menjalani sidang disiplin karena melakukan tindakan asusila, Briptu AZ mangkir dari tugas beberapa kali dan telah mendapat teguran tertulis.

Sedangkan Briptu AF melakukan penyalahgunaan wewenang dengan melepaskan tembakan ke udara sebanyak tiga kali di Kantor Satpol PP Kota Palu pada Selasa (19/2).

Briptu AF mengeluarkan tembakan ke udara ketika hendak mencari anggota Satpol PP Kota Palu yang diduga memukul rekannya, namun tidak ketemu. Saat itu terjadi keributan kecil antara Briptu AF dan sejumlah anggota Satpol PP hingga akhirnya terdengar letusan senjata.

Beberapa anggota Satpol PP lainnya segera menenangkan Briptu AF agar keributan tidak meluas.

Dalam kejadian itu, tidak ada pihak yang terluka namun aksi tersebut tercium oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Sulawesi Tengah hingga akhirnya pelaku menjalani sidang disiplin.

Selama 2013, Bidang Propam Polda telah memproses delapan polisi bermasalah, tiga di antaranya perwira.

Dalam periode yang sama, terdapat enam anggota Polda Sulawesi Tengah diberhentikan dengan tidak hormat karena melanggar aturan disiplin berulang kali.

"Mereka tidak mau diatur dan meninggalkan tugas, akhirnya sidang disiplin pada akhir Januari 2013 memutuskan mereka dipecat," kata Winarto seperti dikutip Antara.

Keenam anggota Polri itu adalah Aipda Suko Haryanto dari Polres Morowali, Briptu Afdhal Bala, Briptu Iswan, Briptu Yulianto P, Bripda Andri Yoseph, dan Bripda Barlianta. Kelima anggota Polri berdinas di Polda Sulawesi Tengah.

Winarto mengatakan, Bidang Propam sudah memberikan teguran dan peringatan kepada polisi nakal tersebut namun tidak ada perubahan sikap. Mereka pun telah menjalani sidang disiplin selama tiga kali.

"Dari pada memalukan institusi Polri lebih baik mereka diberhentikan," katanya.

Winarto mengatakan segala tindak-tanduk keenam orang tersebut tidak berkaitan lagi dengan Polri. "Kalau ada warga yang dirugikan oleh polisi pecatan tersebut lapor saja ke aparat terdekat," katanya.