Merdeka.com - Berita tak sedap menimpa Polda Jateng. Seorang perwiranya, yakni anggota Denma (Detasemen Markas), Iptu Hendro (30) diduga menjadi pemasok narkoba jenis sabu-sabu.

Namun Penyidik Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya (Ditresnarkoba) Polda Jateng mengaku kesulitan menangani kasus yang menyeret anggota tersebut lantaran tidak mempunyai barang bukti.

Dugaan keterlibatan Iptu Hendro bermula dari keterangan tersangka, Johanes Paulus Setia Darma, seorang pemilik pabrik tekstil di Kudus yang tertangkap tangan telah menyimpan dan memiliki narkoba jenis sabu-sabu di sebuah rumah di Jalan Sultan Agung Semarang.

Direktur Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya Polda Jateng, Kombes Pol John Turman Panjaitan mengatakan, setelah penangkapan Johanes pada Rabu (17/10) lalu, tersangka menyatakan membeli sabu dari Iptu Hendro.

"Sementara Iptu Hendro saat diperiksa mengaku tidak tahu. Kata Iptu Hendro, Johanes membeli sabu dari tiga orang bernama Emprit, Kodok, dan Richard. Tetapi ketiga orang tersebut belum dapat kami tangkap. Kami menduga ketiga nama itu adalah fiktif," terang John di Mapolda Jateng kepada wartawan Kamis, (25/10).

John Turman lebih lanjut menerangkan untuk menyidangkan ke pengadilan, setidaknya harus mempunyai dua alat bukti.

"Selain tidak ada barang bukti, tes urine yang dilakukan kepada Iptu Hendro hasilnya negatif. Maka pihak Propam Polda Jateng belum bisa membawa kasus Iptu H ke ranah hukum pidana. Logika umum, dia pakai, tetapi logika hukum, tidak ada bukti," ujar John Turman.

Namun nama Iptu Hendro sendiri telah mempunyai catatan buruk atau 'nakal' di kepolisian. Nama Hendro pernah beberapa kali disebutkan oleh sejumlah tersangka narkoba.

"Namun demikian, kami terus berusaha mengungkap kasus ini. Di antaranya, kami telah komunikasikan ke jaksa, mengenai pasal yang bisa diterapkan untuk Iptu H tersebut," pungkas John Turman pendek.