Senyum Kakek Matnazu Naik Haji Usai 22 Tahun Sisihkan Penghasilan Mengayuh Becak
Merdeka.com - Bagi banyak umat muslim, pergi haji merupakan mimpi yang selalu ingin diwujudkan. Demikian juga buat Matnazu Mucari Bungkas, pria yang bekerja sebagai pengayuh becak.
Selama 22 tahun, pria berumur 71 tahun itu tak pernah berhenti berupaya meraih mimpinya untuk bisa menunaikan ibadah haji. Selama 22 tahun itu pula, ia menyisihkan sebagian jerih payahnya mengayuh becak, demi dapat berangkat ke Tanah Suci.
"Saya selama ini menabung untuk bisa berangkat haji. Saya sisihkan sebagian dari penghasilan mengayuh becak," ujar warga Simo Hilir Sukomanunggal itu, Selasa (16/7).
Matnazu mengaku, selama puluhan tahun bekerja, ia tidak tertarik untuk membeli perabotan mewah. Menurut kakek dari 20 cucu ini, yang sangat berharga ialah becak tua yang bersandar di depan rumahnya. "Ya cuma becak itu harta yang paling berharga di rumah," ungkapnya tersenyum.
Dengan becak tua itulah, Matnazu menghabiskan waktu sehari-hari. Mengais rezeki untuk menafkahi keluarga dan menghidupi anak-anaknya yang sekarang tinggal sembilan orang setelah tiga di antaranya meninggal dunia.
Menarik becak ia jalani mulai tahun 1997, meski penghasilannya tidak seberapa, namun pada bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Upayanya meraih mimpi bukannya tanpa halangan. Sebab, dalam kurun waktu tahun terakhir ini, penghasilannya dari mengayuh becak mengalami penurunan yang cukup drastis. Jika pada tahun-tahun sebelumnya ia dalam sehari bisa mengumpulkan uang Rp50.000 hingga Rp100.000, namun kini ia hanya mampu meraup rejeki antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 saja perhari.
"Peminat becak sudah mulai sepi. Apalagi di kota besar seperti Surabaya ini, sudah tidak seperti dulu lagi," katanya.
Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk terus menabung agar dapat pergi haji. Namun, ditengah perjalanan ia kembali mendapatkan cobaan. Sanatun, sang istri meninggalkannya lebih dulu ke rahmatullah. Ia dipanggil sang Khalik sejak 15 tahun silam.
Tak ada kata pupus dalam kamus hidupnya. Perjuangannya untuk menunaikan rukun islam ke-5 itu tetap diperjuangkannya. Sedikit demi sedikit uang yang dikumpulkannya kini sudah mencukupi untuk pergi ke Mekkah.
Tergabung dalam kloter 28 asal Kota Surabaya, ia pun dijadwalkan terbang menuju Arab Saudi, menggunakan pesawat Saudi Airlines melalui Bandara Internasional Juanda.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi
Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaPengakuan Ibu di Bekasi Bunuh Anaknya Pakai Pisau saat Tidur Karena Dapat Bisikan Gaib
Ibu di Bekasi tega menikam anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun karena bisikan gaib.
Baca SelengkapnyaKisah Kakek Tukang Becak yang Penghasilannya Tak Sampai Rp50 Ribu Sebulan, Bikin Haru
Begini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penghasilan Tak Cukup Buat Beli Nasi dan Lauk, Kakek Tini Makannya Cuma Parutan Kelapa buat Ganjal Perut yang Lapar
Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaMomen Jenderal Dudung Eks Kasad 'Narik' Becak, Penumpangnya Sosok Tak Sembarangan
Begini momen keseruan Jenderal Dudung Abdurachman bareng sang cucu dengan naik becak.
Baca SelengkapnyaBukti Kasih Sayang Melimpah! Kakek ini Bela Cucunya yang Pinjam Uang Walau Bikin Sang Ayah Geram dan Ngamuk
Bukti kasih sayang seorang kakek yang membela cucunya dari amarah sang ayah. Perlakuan si kakek melindungi cucunya itu sontak memantik rasa simpati publik.
Baca SelengkapnyaSederhana Berlapis Kayu & Berlantai Semen Namun Kini Hangus dan Jadi Abu, Ini 8 Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar
Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaMenyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai
Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.
Baca Selengkapnya'Orang Kaya Pada Masanya', Cerita Pasangan Kakek Nenek Naik Haji Tahun 1966 Berangkat Pakai Kapal Laut, Begini Suasana Mekkah
Tak terkira, suasana kota Mekkah tempo dulu cukup berbeda dengan saat ini.
Baca Selengkapnya