Seniman Bandung ciptakan musik terapi anak autis dan tunagrahita
Merdeka.com - Sudah lama musik diyakini memiliki khasiat yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Nah seorang seniman musik Bandung, Dedy Ardian, menciptakan musik terapi bagi anak autis dan tunagrahita.
"Dengan musik terapi anak-anak jadi patuh, terkendali," kata Dedy saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (25/4).
Dia mengatakan, musik terapinya sudah tersedia dalam bentuk MP3. Sehingga memudahkan orang tua yang membutuhkan. MP3 musik terapi ini bisa didapat gratis. Namun untuk menghindari pembajakan, dia tidak menyebar musik terapinya di internet.
Jika ada orang tua yang tertarik memakai musik terapinya, dia lebih suka bertemu langsung dengan orang tua tersebut untuk memberi langsung kopiannya. Dia juga bersedia memberikan konsultasi secara cuma-cuma.
"Saya membuat musik terapi untuk disebarkan ke yang membutuhkan, bukan untuk dikomersilkan," kata sarjana seni karawitan STSI (kini ISBI) Bandung yang kerap nongkrong di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung.
Dia mengklaim, terapi musiknya lebih efektif daripada terapi Aba yang biasa dipakai dalam ilmu kesehatan jiwa. Terapi Aba dilakukan dengan cara menjanjikan sesuatu agar anak patuh. Menurutnya cara tersebut justru akan membut anak ketergantungan.
"Musik terapi tidak akan membuat anak tergantung, karena cara kerjanya melalui bawah sadar," katanya.
Dia menuturkan, sudah lama musik-musik klasik memiliki khasiat tertentu, misalnya musik Kitaro diyakini bisa menyembuhkan suatu penyakit, musik Mozart bisa meningkatkan kecerdasan pada anak, dan seterusnya.
Namun, kata dia, musik terapi akan bekerja efektif jika melalui alam bawah sadar melalui frekuensi atau getaran. Artinya, harus ada frekuensi yang menyambungkan antara musik dan manusia sebagai pendengarnya. Dengan demikian tubuh akan merespons musik.
Cara kerja frekuensi musik itulah, kata dia, yang termuat dalam musik terapinya. Hasilnya, anak-anak di sekolah berkebutuhan khusus sudah bisa terkendali.
"Ada anak yang kalau disuruh baris biasanya ngamuk-ngamuk, sekarang sudah bisa baris," kata Dody yang juga guru tetap di SLB Bina Kasih, Bandung.
Selama mengajar, dia memasukan musik terapinya ke dalam mata pelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SLB Bina Kasih. Selain itu, dia juga sedang mengerjakan terapi khusus kepada dua anak, yang satu autis dan satu lagi tuna grahita.
"Hasilnya sudah menunjukkan perubahan-perubahan, anak mulai patuh," kata guru yang juga pegiat seni di Kelompok Anak Rakyat (Lokra).
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak orangtua menginginkan anaknya istimewa dan bisa melakukan berbagai macam hal. Salah satunya adanya banyak orangtua ingin buah hati bisa bermain musik.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaAlat musik dari Timur Tengah ini mirip dengan gitar pada umumnya, dimainkan dengan cara dipetik dan terdiri dari 3 sampai 12 senar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.
Baca Selengkapnyaproyek ini telah berdampak positif bagi 37 ribu kehidupan di bidang inklusi, pemberdayaan, keberlanjutan, kesehatan mental dan pendidikan seni.
Baca SelengkapnyaPeluncuran program tersebut sekaligus membawa pesan perdamaian setelah hiruk pikuk setelah Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaDia bergoyang mengiringi musik dan mengacuhkan orang sekeliling yang turut menonton.
Baca SelengkapnyaMelalui acara tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diandalkan untuk membantu kesulitan masyarakat.
Baca Selengkapnya