Sengketa kepengurusan Golkar, Idrus Marham diperiksa Bareskrim
Merdeka.com - Sekjen Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham mendatangi Bareskrim Mabes Polri, Kamis (30/4) ini. Idrus mengaku kedatangannya untuk dimintai keterangan sebagai saksi dari kubu Aburizal Bakrie yang melaporkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly terkait surat keputusan Menkum HAM yang mengesahkan kepengurusan Munas Ancol yang diketuai oleh Agung Laksono.
"Hari ini saya dipanggil terkait dengan adanya laporan saudara John Aziz Kenedy, yang melaporkan Menkumham karena adanya penyalahgunaan kewenangan dan dugaan pemalsuan. Karena itu saya diundang sebagai sekjen DPP Golkar akan memberikan keterangan sebagai saksi terhadap laporan John Kenedy," kata Idrus, sebelum memasuki ruang pemeriksaan penyidik Bareskrim.
Laporan tersebut dilakukan Wakil Sekretaris Fraksi Golkar Jhon Aziz Kennedy dan Ridwan Bae ke Bareskrim, pada Kamis (17/3) lalu. Dalam laporan tersebut kubu keduanya menilai Yasonna menyalahgunakan wewenang dengan memanipulasi putusan Mahkamah Partai Golkar terkait pengesahan kepengurusan Munas Ancol.
Idrus datang sekitar pukul 10.30 WIB datang tanpa ditemani politisi Golkar lainnya. Dia datang dengan membawa beberapa berkas atau dokumen yang akan diserahkan kepada penyidik Mabes Polri, berisi tentang keputusan Mahkamah Partai Golkar.
Idrus melanjutkan, dirinya akan membeberkan semua masalah yang terjadi di Internal Golkar dari awal hingga terjadi perpecahan. Dia menambahkan, ada beberapa dokumen yang membuktikan, bahwa Menkum HAM telah melanggar Undang-Undang karena telah mengesahkan kubu Agung Laksono.
"Yang pasti dokumen yang diproyeksikan melengkapi keterangan sebagai saksi tentu saya siapkan. Terutama adanya surat keputusan Menkumham pada 23 Maret 2015 tentang pengesahan pendaftaran kepengurusan DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol. Saya akan ditanya soal itu dan memberi keterangan untuk memberitahu sesuai yang saya tahu," kata dia.
Idrus berharap, dengan dokumen tersebut maka Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly bisa dinaikan status hukumnya sebagai tersangka apabila bener-benar telah menyalahgunakan wewenang dan jabatannya. Dia berharap penyidik segera mengusut tuntas laporan tersebut.
"Itu kewenangan penyidik. Kita percaya penyidik akan mengambil keputusan. Tergantung fakta-fakta yang ada. Saya yakin penyidik akan bekerja secara adil tanpa intervensi," pungkas dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Idrus Marham: Jokowi dan Golkar Suasana Kebatinannya Dekat
Dia pun menyampaikan bahwa dalam internal Partai Golkar ada tahapannya.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla akan Bertemu Megawati, Idrus Marham Ingatkan Tak Bawa Nama Golkar
Jusuf Kalla berencana untuk bertemu Megawati. Pertemuan itu akan turut membahas hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ungkap Golkar Berpotensi Besar Dukung Prabowo: InsyaAllah Bulan Agustus Ini
Muzani menyebut, Gerindra menghormati proses keputusan di internal Partai Golkar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Respons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca SelengkapnyaDinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaJagoan Golkar untuk Pilkada DKI 2024: Ridwan Kamil, Ahmed Zaki Hingga Erwin Aksa
Penunjukan tersebut setalah Golkar mengumpulkan 1.064 kadernya.
Baca SelengkapnyaHakim MK Sebut Bansos Naikkan Suara Golkar, Airlangga Jawab Tak Ada Bungkus Warna Kuning
"Partai yang naik pesat suaranya adalah Golkar, nanti bisa direspons," kata Hakim MK.
Baca SelengkapnyaGolkar Minta Jatah 5 Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Reaksi PSI?
Grace hanya menekankan partai pengusung Prabowo-Gibran tidak hanya Golkar.
Baca Selengkapnya