Merdeka.com - Polisi mengungkap kasus pembunuhan terhadap Putra (30) di perkebunan tebu Desa Seri Kembang III, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Pria itu ternyata dihabisi sekelompok warga sekampungnya karena selingkuh dengan adik ipar sendiri.

Tiga pelaku diringkus polisi sementara seorang lainnya sedang diburu. Dua di antara tiga pelaku yang sudah ditangkap, yakni Ade Saputra (25) dan Basarmin (50), ditahan di Mapolres Ogan Ilir. Seorang pelaku lagi ditahan di Mapolsek Tanjung Batu, Ogan Ilir.

Kasatreskrim Polres Ogan Ilir AKP Robi Sugara membenarkan penangkapan tiga tersangka."Benar, tiga pelaku sudah ditangkap dan dijadikan tersangka, dua tersangka di antaranya sebagai koordinator pelaku lain untuk membunuh korban," ungkap Robi, Rabu (9/6).

Ketiga tersangka ditangkap di rumah masing-masing di Desa Tanjung Lalang, Ogan Ilir, beberapa hari lalu. Mereka tidak melakukan perlawanan. Polisi masih seorang tersangka lain yang juga diduga sebagai koordinator massa.

Mayat Putra ditemukan tergeletak dengan kondisi mengenaskan di perkebunan tebu Desa Seri Kembang III, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, Jumat (9/4) malam. Di tubuhnya ditemukan banyak luka. Dari hasil olah TKP, polisi memastikan korban tewas karena dibunuh.

Robi menjelaskan, pembunuhan dilatarbelakangi kekesalan pelaku karena Putra selingkuh dengan adik iparnya sendiri. Korban merupakan perantauan yang menikahi warga Tanjung Lalang dan sudah 4 tahun menetap di sana.

"Motifnya karena korban berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Para pelaku kesal dan merencanakan pembunuhan," ujarnya.

Sehari sebelum kejadian, korban dan adik iparnya meminta tersangka Ade mengantarnya menggunakan mobil ke Indralaya. Tersangka Ade pun mengadu kepada tersangka Basarmin.

Basarmin mengajak sekelompok orang untuk membuntuti korban yang pergi ke perkebunan tebu seorang diri pakai sepeda motor. Di sanalah, korban dihabisi para pelaku dan mayatnya ditemukan beberapa jam kemudian.

"Jenazah korban ditolak warga dimakamkan di sana. Akhirnya jenazah dimakamkan di pemakaman di Palembang setelah proses visum," kata dia.

Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman 15 tahun penjara. Petugas masih mengejar pelaku lain yang sudah diketahui identitasnya. "Kasus ini masih dikembangkan untuk mengungkap pelaku-pelaku lain yang terlibat," pungkasnya.