Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Selamat Jalan Non Rawung

Selamat Jalan Non Rawung Non Rawung. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Bertahun-tahun menjadi bankir, Non Rawung lalu membenam diri di jalan yang sulit. Bergegas pada banyak bencana. Dan, menemukan jalan pulang pada Karya Alpha Omega.

Petang sudah datang. Orang-orang kantoran mungkin sudah di jalan pulang. Tapi Ibu berusia senja itu seperti baru memulai hari. Dia mengegas pasukan. Siapkan logistik. Peralatan kesehatan. Berikut sejumlah tenaga medis. Menelepon sejumlah kolega, dia harus memastikan peralatan dan para dokter segera tiba di tempat tujuan. Paling lambat dua kali 24 jam.

Hari itu, Jumat 28 September 2018, sesudah dihantam lindu, Palu telah kehilangan segala-galanya. Mengguncang dengan magnitude 7,4, gempa itu juga menghantam Donggala dan melumat daerah terdekat. Palu yang elok, sohor dengan julukan kota lima dimensi karena berdiri di atas lekukan lembah dan bukit, menatap teluk serta laut hingga batas tatapan, juga babak belur dihantam tsunami.

non rawung

Non Rawung dan tim mengunjungi Langaleso, bagian wilayah terdampak gempa di Palu, Sigi dan Donggala ©2020 Merdeka.com

Lewat layar televisi, dunia kemudian menyaksikan keanehan yang membuat bulu kuduk meriang. Tanah satu kawasan beringsut seperti kapal raksasa. Pergi membawa segenap pohon dan rumah di atasnya. Para ahli menyebut peristiwa ini sebagai likuefaksi. Tanah padat menjadi cair. Dan kita seperti membangun rumah di atas lumpur, yang ikut bergeser jika lumpur itu terdorong entah ke mana. Bisa ratusan meter.

Dua puluh lima tahun membenam diri pada banyak bencana, demi melihat petaka Palu itu, nenek yang masih sigap menyiapkan segala hal ini sungguh menyadari bahwa kecepatan pertolongan bisa berarti nyawa. Bahkan ribuan. Itu sebabnya, dia tak lelah memberi semangat kepada segenap anak buah. Memastikan ini dan itu. Hingga larut malam mengantar mereka ke bandara, rombongan ini melangit pada pergantian hari. Pukul dua belas lewat nol.

Dan kita sedang bercerita tentang Liem Sioe Goeat. Wanita yang menempuh karir di dunia angka, menjadi bankir di ketinggian gedung yang wanggi, tetapi jatuh cinta pada orang-orang trotoar, dan keringat. Menolong orang susah. Di emperan. Atau pada daerah-daerah bencana. Nyaris lebih dari 25 tahun. Dan, jangan bertanya ke mana dia membenam diri seperempat abad itu. Dari Sabang hingga Merauke.

Wanita yang lebih dikenal dengan nama panggilan Non Rawung ini, lahir di Gorontalo 16 Mei 1948. Datang jauh dari daerah yang sohor dengan makanan Sate Tuna Gorontalo itu, Non Rawung gemilang karirnya pada sebuah bank swasta terkenal di ibukota. Karir impian banyak orang. Dia bahkan melesat hingga ke barisan pucuk. Menjadi vice president.

Pada masa awal tahun 90-an, jumlah bank memang kian banyak setelah pemerintah mengubah ketentuan pada Oktober 1988, tapi sungguh sedikit wanita di pucuk bank ternama. Non Rawung ada di daftar itu. Karir cemerlang. Gaji besar. Fasilitas mewah. Dan hari pensiun bisa dilewati dalam kebahagiaan gemah ripah loh jinawi.

Tapi, entah apa yang mendorongnya pada tahun 1996 itu. Dia menukar nasib yang wangi sentosa itu, dengan kehidupan yang penuh keringat. Bersama Obor Berkat Indonesia, dia keliling ke kawasan kumuh memberi makanan gratis. Pengobatan gratis. Operasi bibir sumbing. Operasi katarak. Hingga memberi bantuan pendidikan pada banyak wilayah di Indonesia. Keluar masuk desa. Keluar masuk sekolah.

Setelah duduk menjadi Ketua Yayasan Karya Alpha Omega, dia seperti menemukan jalan pulang. Pada hatinya sebagai seorang Ibu. Dia, kian tenggelam membantu penderitaan korban pada banyak bencana. Kerja, bahkan hingga hari berganti, tak lelah ke sana ke mari, bahkan hingga usia kepala tujuh. Kadang pula dia merogoh koceknya sendiri hingga dalam, dan untuk semua itu dia lakukan dengan penuh keriangan nyaris tanpa bersungut.

Dia memang memiliki segala jenis sifat yang diperlukan untuk membantu banyak orang sekaligus mencari pertolongan. Supel. Pandai bergaul. Terjun langsung, bahkan sampai urusan meminta sumbangan. Tak tahan melihat kepedihan hidup orang, itu lebih dari cukup membunuh rasa malunya menelepon sahabat dan kolega, yang kebanyakan pengusaha sukses dan pejabat penting.

non rawung

Non Rawung memberikan bantuan sekolah ©2020 Merdeka.com

Non Rawung sepertinya sukses menarik jejaring pergaulan di dunia perbankan yang dijalin sekian tahun itu, masuk ke ladang barunya, ladang orang terhimpit, orang-orang dibatas kehidupan. "Memang beliau banyak temannya. Sampai bilang, 'Kenapa harus malu minta duit? Ini buat bantuan.' Semua kenalannya dihubungi," begitu kesaksian dr Carla Riupassa, manager medis di Karya Alpha Omega, yang berbilang tahun tenggelam pada kehidupan Non Rawung. Dengan caranya sendiri, dia berhasil menghimpun bantuan. Orang-orang percaya.

Lama menekuni bisnis perbankan, Non Rawung tampaknya memahami betul bahwa kepercayaan itu bisa datang dari angka. Dari setiap rupiah yang diterima. Yang harus dilaporkan kepada para dermawan, rinci hingga jumlah terkecil. Yanti, sekretaris Karya Alpha Omega, sekian tahun merekam betapa rupiah terkecil sekalipun bukan urusan sepele bagi Non Rawung, bahkan bisa dikejar.

"Jangan coba main-main soal duit dengan Ibu Non. Sepeser pun dikejar. Itu cara dia membuat banyak orang percaya untuk memberikan sumbangan," begitu Yanti berkisah soal urusan laporan keuangan ini.

Makin rinci laporan, makin tinggi tingkat kepercayaan. Itu sebabnya, setiap kali menerima sumbagan, laporan dari Karya Alpha Omega tidak hanya dalam bentuk dokumentasi acara belaka. Sang atasan, kisah Yanti, selalu menyelipkan laporan penggunaan dana kepada para dermawan. Dengan cara ini, para pemurah hati itu tidak ragu memberi sumbangan lewat yayasan Karya Alpha Omega.

Dua puluh tahun bersama ke sejumlah daerah, teliti memeriksa bilangan sumbangan, dr Carla dan Yanti merasakan betapa kuatnya sisi kemanusiaan Non Rawung. Dia memang teliti, tapi mengajari dengan cara yang penuh kelembutan. Dia pemimpin yang memerintah dengan sentuhan keibuan.

Non Rawung, dalam kenangan dr Carla adalah sosok penyayang walau kadang suka bikin geregetan. Banyak ide ajaib muncul tiba-tiba. Tentu tim mencoba merealisasikan gagasan dadakan itu. Semula ada rasa canggung. Rasa aneh. Tetapi berbilang hari kemudian, mereka menyadari bahwa ide yang sekonyong itu bisa bermanfaat bagi yayasan, bahkan hingga sekian dekade kemudian.

Meski orang yang dibantu, misalnya, sangat memerlukan pertolongan sekecil dan semurah apapun, bagi Non Rawung, itu tidak berarti rupa bantuan bisa alakadar atau seada-adanya. "Buku buat anak-anak dikasih banyak. Bahkan tempat minum yang mereka terima juga merek berkualitas. Ibu ingin anak-anak itu harus dapat yang layak," kisah dr Carla.

Sentuhan keibuan itu juga dirasakan Yanti selama sekian tahun mengikuti jejak langkah Non Rawung. Dia bahkan kenal baik dengan keluarga Yanti. Dengan anak dan suaminya. Bukan cuma dengan Yanti. Semua karyawan diperlakukan istimewa. Bila ada masalah, dia ikut membantu. "Sentuhan ibu seperti itu yang kami rasakan. Memperhatikan kami semuanya," kisah Yanti.

Sentuhan keibuan itu, juga kegigihan dalam bekerja dirasakan banyak kolega kerjanya. Selain oleh para karyawan, soal kegigihan itu juga dikisahkan oleh Imam Sudjarwo, yang menjabat sebagai Ketua Umum Ketua Umum Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPAPK) SCTV-Indosiar. Memiliki keprihatinan yang sama terhadap orang susah dan korban bencana, seperti halnya Non Rawung, Pak Imam --begitu dia dipanggil -- sudah mendatangi banyak daerah bencana, bahkan hingga tepi Indonesia, sekian titik di perbatasan.

imam sudjarwo ketua umum yayasan peduli amal pundi kasih sctv indosiar

Imam Sudjarwo bersama Non Rawung melakukan kegiatan bakti sosial bersama ©2020 Merdeka.com

Imam berkisah soal perjalanan ke Atambua. Itu ibukota Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, tepi tenggara negeri ini yang bersisian dengan negeri Timor Leste. Mereka mendarat di Kupang. Dari situ menempuh perjalanan darat, naik turun lembah, meliuk sejauh 270 kilometer. Tujuh jam perjalanan, memang cukup melelahkan.

Imam melihat semangat Non Rawung sepanjang perjalanan itu. Seolah tak memikirkan usia yang kian senja. Hasrat untuk membantu orang lain sangat menggebu. Begitu tiba di Atambua, kenang Imam, kegiatan pengobatan dan berbagi sembako dilakukan. Bukan hanya duduk-duduk saja, Non Rawung juga langsung terjun. Semua yang datang sangat bahagia.

Ada yang menarik dari kegiatan di kota Atambua itu. Selain warga Indonesia, banyak warga Timor Leste yang hadir. "Kami melakukan pengobatan umum dan bagi-bagi sembako. Sampai banyak warga Timor Leste juga ikut kegiatan karena posisi mereka berdekatan," kenang Imam soal acara ini. Peristiwa ini, kata Imam, menjelaskan bahwa kemanusiaan menembus batas, dan bahwa kerja bersama meringankan beban seberat apapun.

Kerjasama itu kian rutin dua tahun belakangan. Antara Karya Alpha Omega dengan Yayasan Peduli Amal Pundi Kasih SCTV-Indosiar. Dan semua itu terjadi oleh karena sosok Eddy Sariaatmadja pendiri dan pemilik PT Elang Mahkota Teknologi (Tbk), juga merupakan tokoh utama di balik dua yayasan yang peduli pada kemanusiaan ini.

Kepercayaan Eddy Sariaatmadja kepada Karya Alpha Omega dijawab Non Rawung dengan kerja nyata dan luar biasa. Dan itu sudah terlihat semenjak pertama kali yayasan ini didirikan. Non Rawung, kisah Imam mengajak banyak pekerja medis untuk bergabung. Dia tidak hanya peduli pada pekerjaan, tapi juga peduli kepada para pekerjanya. Dia, kenang Imam, "Benar-benar orang yang memegang komitmen."

Non Rawung menguasai betul dunia kemanusiaan,menguasai karakter pada setiap jenis bencana. Selain dadakan seperti dituturukan dr Carla, gagasannya seringkali lebih terdepan. Begitu Covid19 yang mewabah di China sejak Januari lalu mulai masuk Indonesia, Non Rawung sudah mengusulkan membagi beras kepada masyarakat tak mampu. Sayang, kata Yanti, gagasan ini diabaikan karena dirasakan kurang sesuai. "Padahal kalau dipikir sekarang, banyak orang yang butuh buat makan," ujar Yanti.

Sebelum muncul istilah jaga jarak, begitu kisah Imam Sudjarwo, koleganya itu sudah membuat keputusan untuk tidak mengumpulkan massa dalam kegiatan kemanusiaan. Padahal biasanya massa tumpah ruah. Sampai ribuan. Kali ini cara diubah. Pembagian langsung. Lebih efektif. Lebih aman bagi semua. Bagi para penerima sumbangan, dan bagi kesehatan tim.

Gagasan-gagasan segar Non Rawung menyertai kisah perjalanan Karya Alpha Omega . Carla mencatat gagasan dia yang berjalan sempurna adalah Kejar Paket A,B, dan C. Semua paket dalam rangkaian pendidikan ini harusnya digarap serius dan tuntas. Sejauh ini, kata dr Carla, mereka baru menjalankan Kejar Paket C.

Sejumlah paket itu diberikan, karena Non Rawung sungguh meyakini bahwa pendidikan adalah jendela dunia. Dia adalah jendela demi melihat dan memahami rupa-rupa masalah, dari kesehatan hingga ekonomi. Ini adalah jalan bagi masyarakat kurang mampu menjaga dan mengangkat derajat keluarga mereka.

non rawung

Seorang warga menangis berterima kasih kepada Non Rawung dan tim ©2020 Merdeka.com

Non Rawung, kata Carla, "Punya prinsip, semua diawali dari pengetahuan dan pendidikan. Dengan begitu masyarakat akan mengerti tentang kesehatan, sosial, manajemen sampai ekonomi." Dia memahami bahwa ilmu pengetahuan sungguh penting mengubah hidup. Dan persis itulah juga yang mewarnai kisah hidupnya selama lebih dari 72 tahun ini.

Perjalanan panjang penuh warna cinta itu berakhir pekan lalu. Melalang buana pada kepedihan hidup banyak orang, bencana dan kemiskinan, Non Rawung mengakhiri ziarah di dunia ini, melepas napas terakhir pada sebuah rumah sakit di Jakarta.

Dia telah pergi, tapi tidak ide dan segenap semangatnya. "Kami kehilangan sosok yang penuh semangat dalam urusan kepedulian," ungkap Imam. Semangat dan sikap peduli itu selalu terekam baik dalam ingatan sejumlah kolega di Karya Alpha Omega.

Pada malam ketika mengantar peralatan dan tenaga medis ke kota Palu, September 2018 itu, dr Carla menyaksikan sisi terkuat Non Rawung. Semangat, peduli, dan cinta. "Dia sampai keluarkan kartunya, memastikan kami dan semua barang logistik harus berangkat. Pokoknya dia atur semuanya. Dia sampai antar kami."

Sesudah melewati perjalanan panjang dan ribuan kisah dalam rentang 72 tahun usianya, Kamis pekan lalu dia diantar ke rumah abadinya. Selamat jalan cahaya bagi kegelapan hidup orang-orang terhimpit. Selamat jalan Ibu Non Rawung.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Syahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang

Syahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang

Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.

Baca Selengkapnya
Kondisi Jalan Rusak Berat, Harta Kekayaan Camat Parung Panjang Kini jadi Sorotan

Kondisi Jalan Rusak Berat, Harta Kekayaan Camat Parung Panjang Kini jadi Sorotan

Warga setempat terus protes kepadanya lantaran Icang dinilai abai terkait mobilitas truk tambang tersebut.

Baca Selengkapnya
Catat, Ini Rute Perjalanan KA Dialihkan & Dibatalkan Imbas Kereta Pandalungan di Sidoarjo Anjlok

Catat, Ini Rute Perjalanan KA Dialihkan & Dibatalkan Imbas Kereta Pandalungan di Sidoarjo Anjlok

Peristiwa itu terjadi Pukul 07.57 WIB, saat melintas dari arah Utara, beberapa ratus meter dekat Stasiun Tanggullangin

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak

KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak

Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.

Baca Selengkapnya
Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.

Baca Selengkapnya
Beda dari yang Lain, Intip Keunikan Curug Ceret Naringgul di Cianjur yang Letaknya di Pinggir Jalan

Beda dari yang Lain, Intip Keunikan Curug Ceret Naringgul di Cianjur yang Letaknya di Pinggir Jalan

Air terjun ini dijamin "menggoda" para pengguna jalan.

Baca Selengkapnya
5 Contoh Kata Pembuka Jalan Sehat Hari Kemerdekaan RI Ke-78

5 Contoh Kata Pembuka Jalan Sehat Hari Kemerdekaan RI Ke-78

Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus mendatang. Berikut contoh kata pembuka jalan sehat yang bisa jadi referensi.

Baca Selengkapnya
Jalan di Kampung Ini Bersih dan Mulus Banget Karena Sering Dipel, Viewnya Menakjubkan Bikin Melongo

Jalan di Kampung Ini Bersih dan Mulus Banget Karena Sering Dipel, Viewnya Menakjubkan Bikin Melongo

Warga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.

Baca Selengkapnya
Jalan Tol Solo-Jogja Dibuka 25 Kilometer saat Puncak Arus Mudik, Begini Penampakannya

Jalan Tol Solo-Jogja Dibuka 25 Kilometer saat Puncak Arus Mudik, Begini Penampakannya

Ruas jalan tol sepanjang 3 km dibuka sementara untuk mengurai kemacetan

Baca Selengkapnya