Merdeka.com - Hari Raya Nyepi telah mengubah wajah Bali yang setiap hari dijejali wisatawan menjadi pulau mati. Sepanjang Selasa (12/3), tidak ada aktivitas warga dan turis yang terlihat.

Di Kuta, tidak satu pun wisatawan terlihat mandi, berenang ataupun berjemur di pantai. Semua restoran diskotek, cafe, bar dan art shop juga berhenti beroperasi. "Jauh hari kita sudah sampaikan kepada wisatawan," ujar Dewa Gede Mayun, tokoh adat Kuta.

Prosesi Nyepi dimulai Selasa (12/3) pagi pukul 06.00 Wita sampai Rabu (13/3) esok pukul 06.00 Wita. Selama itu pula Bali menjadi pulau mati karena tak satu pun orang terlihat di luar.

Umat Hindu diwajibkan tinggal di rumah melaksanakan Catur Brata Penyepian, tidak menghidupkan cahaya (Amati Geni), tidak bekerja (Amati Karya), tidak bepergian (Amati Lelungan) dan tidak mendengarkan hiburan (Amati Lelanguan).

Warga non-Hindu juga ikut memberikan toleransi dengan tidak keluar rumah. Sebagian besar mereka memilih berpindah tinggal dengan menyewa hotel maupun memilih eksodus ke luar Bali, terutama ke Jawa dan Lombok.