Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekolah berkurikulum internasional gerus nasionalisme siswa?

Sekolah berkurikulum internasional gerus nasionalisme siswa? ratusan anak sekolah tonton pawai ffi. ©2013 merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan di Indonesia semakin terlihat nyata. Kurikulum nasional yang dirancang pemerintah dianggap tak mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan membawa Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia bersaing dengan negara-negara lain.

Masyarakat pun mulai mencari alternatif pendidikan yang dinilai mampu mencetak lulusan berkualitas dunia. Terlebih lagi, perhelatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 sudah di depan mata. Tak sedikit orang tua yang rela merogoh kocek hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah untuk menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah berkualitas di luar negeri.

Beruntung mereka yang mampu memperoleh beasiswa, kesempatan mengecap pendidikan di luar negeri menjadi jauh lebih murah.

Menurut organisasi Ikatan Konsultan Pendidikan Internasional Indonesia, terdapat 50 ribu pelajar Indonesia yang belajar ke luar negeri pada 2012 dengan tren pertumbuhan sekira 20 persen setiap tahun.

Negara-negara yang menjadi tujuan favorit para pelajar Indonesia antara lain Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Australia, Singapura, bahkan Malaysia yang dulu banyak mengirimkan siswanya belajar ke Indonesia.

Namun, sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum luar negeri pun tak mau kalah. Sekolah-sekolah internasional pun semakin diminati penduduk Indonesia utamanya kalangan menengah ke atas dan tinggal di kota-kota besar. Mereka bisa memilih sekolah internasional berbasis kurikulum Cambridge, International Baccalaureate (IB), atau kurikulum luar negeri yang diterapkan di sekolah tersebut.

Tentu saja, ada harga yang harus dibayar. Wali peserta didik harus rela mengeluarkan uang sekolah hingga ribuan dolar dalam setahun meski sekolah tersebut berada di Indonesia.

Penerapan kurikulum luar negeri, bahasa pengantar menggunakan Bahasa Inggris, dan pengajar asing menyebabkan kekhawatiran WNI yang bersekolah di sekolah-sekolah tersebut lupa identitasnya sebagai WNI.

(mdk/efd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
8 Negara dengan Penduduk Paling Terpelajar, Apakah Indonesia Termasuk?

8 Negara dengan Penduduk Paling Terpelajar, Apakah Indonesia Termasuk?

Negara-negara berikut mungkin dapat menjadi pilihan bagi Anda untuk menempuh pendidikan yang lebih berkualitas.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Sampai Bikin China-Eropa Khawatir, Begini Suksesnya Hilirisasi Indonesia yang Diungkapkan Eks Mendag Lutfi

Sampai Bikin China-Eropa Khawatir, Begini Suksesnya Hilirisasi Indonesia yang Diungkapkan Eks Mendag Lutfi

Berkembangnya hilirisasi Indonesia bikin China-Eropa ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Tiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan

Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya

Tujuan Pendidikan Inklusif, Lengkap Beserta Prinsip dan Penjelasannya

Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengedepankan penerimaan dan partisipasi aktif semua siswa.

Baca Selengkapnya
Indonesia Terpilih Sebagai Ketua Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre

Indonesia Terpilih Sebagai Ketua Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre

Terpilihnya Indonesia, mewakili 11 negara ASEAN di Seoul.

Baca Selengkapnya
Pelaksanaan Pemilu 1955 Bertujuan untuk Dua Hal, Simak Penjelasannya

Pelaksanaan Pemilu 1955 Bertujuan untuk Dua Hal, Simak Penjelasannya

Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
25 Maret Peringati Hari Anak Belum Sempat Dilahirkan Internasional, Ketahui Sejarahnya

25 Maret Peringati Hari Anak Belum Sempat Dilahirkan Internasional, Ketahui Sejarahnya

Hari Anak Belum Sempat Dilahirkan Internasional adalah hari yang didedikasikan untuk memperingati semua anak yang belum lahir dan hari untuk menentang aborsi.

Baca Selengkapnya