Sejarawan Riau kesal, peninggalan sejarah berubah jadi perumahan
Merdeka.com - Akibat belum didaftarkan ke pemerintah nasional, beberapa peninggalan sejarah di Pekanbaru, Provinsi Riau, mendapat sorotan tajam dari Sejarawan Riau Profesor Suhardi. Selain itu, dia juga mengungkapkan akibat hal tersebut beberapa peninggalan bersejarah telah hilang.
"Makam panjang di kawasan Jondul yang hilang. Bahkan sudah jadi perumahan," ujarnya kepada wartawan, Jumat (12/9).
Tak hanya Makam Panjang, Suhardi juga menyebutkan ada Masjid Menara Condong yang Mihrabnya menghadap ke barat juga sudah hilang. Masjid yang dulu di Kecamatan Sail itu, menurut dia sekarang sudah berganti dengan bangunan sekolah menengah.
Selain Makam Panjang dan Masjid Menara Condong, Suhardi juga bercerita singkat tentang keberadaan kereta api di Pekanbaru. Konon, kereta api ini membawa batu bara dari Sawah Lunto melalui Pekanbaru untuk dijual ke Singapura.
Jalur lokomotif, dia melanjutkan, ada di Pekanbaru. Ironisnya sekarang ada di dalam rumah penduduk. Ada yang mengaku kepadanya sudah digali. Tapi dia yakin masih ada jalur kereta api bersejarah itu. Namun itu hanya karena belum dibongkar saja.
"Di kawasan Pelita Pantai. Stasiunnya dulu ada di Hotel Furaya. Pelabuhannya ada di pelabuhan Pelita Pantai untuk mengangkut batu bara ke Singapura," ujarnya melengkapi cerita hilangnya peninggalan bersejarah di Kota Pekanbaru.
Sementara itu, Guru Besar Sejarah di Universitas Riau (UR), ini juga menyayangkan simbol sejarah perjuangan rakyat Riau; seperti Tugu Bendera dan Kereta Api yang sebenarnya sudah dimasukkan sebagai benda bersejarah, kini kondisinya memprihatinkan. Karena itu, dia berharap harus segera terdaftar agar orang tidak mudah membongkar.
"Kalau belum teregistrasi orang dengan mudah membongkar. Kalau dibongkar, berarti hilang nilai kepurbakalaannya. Artinya kita hanya baru saja mau memulai. Orang sudah sampai ke UNESCO sementara kita ke departemen aja kurang," ujarnya kesal.
Terakhir, sejarawan ini berpesan agar dinas terkait harus segera menginventarisir dan mendaftarkannya ke pemerintah pusat. Karena jika peninggalan bersejarah itu hilang, maka generasi muda akan kehilangan nilai-nilai luhur.
"Kita harap dinas terkait dapat menginventarisir dan mendaftarkannya ke pihak nasional. Kalau perlu ke UNESCO. Dampaknya bagi generasi muda kedepan mereka tak memiliki nilai luhur yang dibuktikan dengan benda-benda itu," ujarnya menegaskan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaSejarawan Sebut Pemilu 2024 Seperti Pemilu 1971, Ini Alasannya
Sejarawan JJ Rizal menyebut proses Pemilu 2024 sama seperti pelaksanaan Pemilu 1971 saat awal era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaSudirman Said Nilai Indonesia Dalam Masa Mencemaskan: Berbahaya, Hukum dan Etik Diabaikan
Dia menyebut, seorang pemimpin yang berpikir sangat legalistik bakal mementingkan kemauan diri sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah Kurug, Pakaian Jawa Kuno yang Sudah Ada di Abad ke-10
Dulu, busana ini memiliki makna yang digunakan hanya pada acara-acara formal. Namun, zaman telah berubah, kini telah melebur menjadi pakaian sahari-hari.
Baca Selengkapnya7 Gurun Tertua di Dunia dalam Sejarah, Antartika Masuk dalam Daftar?
Gurun di seluruh dunia memegang tempat unik sebagai lingkungan yang ekstrem, dengan luas tanah yang sangat besar dan suhu yang dapat mencapai tingkat tertinggi.
Baca SelengkapnyaJatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaKemendikbud Telusuri Sejarah dan Meneliti Jalur Rempah
Penelusuran jejak Jalur Rempah berupa Cagar Budaya sudah dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2023.
Baca SelengkapnyaPernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca Selengkapnya5 Pedang Kuno Berusia Ribuan Tahun yang Ditemukan Arkeolog
Semuanya memiliki nilai sejarah yang tinggi dan informasi tentang persenjataan di masa lampau.
Baca Selengkapnya