Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah sidang isbat di Indonesia

Sejarah sidang isbat di Indonesia ramadan. ©REUTERS/Morteza Nikoubazl

Merdeka.com - Setiap tahun, perbedaan cara penentuan awal Ramadan selalu menjadi perdebatan di kalangan umat Islam di Indonesia. Dua metode yang digunakan, hisab dan rukyatul hilal memiliki 'pendukungnya' masing-masing.

Berdasarkan artinya, hisab adalah perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat.

Rukyatul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.

Kedua metode ini menjadi penting saat menentukan awal Ramadan sebagai patokan awal berpuasa, awal Syawal (Idul Fitri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Di Indonesia, selama ini penentuan awal Ramadan beberapa kali mengalami perbedaan. Seperti yang terjadi pada tahun ini. Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab sejak jauh-jauh hari telah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Jumat 20 Juli 2012. Sementara pemerintah baru akan memutuskan dalam sidang isbat yang digelar petang nanti. Kementerian Agama selama ini menggunakan metode rukyatul hilal dengan memantau keberadaan hilal di beberapa lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Sejak dulu memang sudah diperkirakan adanya kemungkinan perbedaan. Untuk mengambil jalan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan sidang isbat," ujar Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag), Muhyiddin Yassin, ketika berbincang dengan merdeka.com di ruang kerjanya, di Gedung Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (19/7).

Dalam perjalanan sejarah, Muhyiddn menuturkan, sidang isbat penentuan awal Ramadan pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 1950-an. Dengan mendasarkan pada dalil-dalil serta fatwa ulama waktu itu. "Fatwa ulama menyatakan pemerintah boleh menetapkan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Itu dimulai dari tahun 1950-an," jelasnya.

Kala itu, sidang isbat dijalankan dengan penuh keterbatasan. Kemudian, pemerintah melakukan penyempurnaan dalam pelaksanaan sidang ini. Hingga akhirnya terbentuklah badan khusus di bawah Kemenag yang bertugas melaksanakan sidang isbat.

"Mulai tahun 1972 dibentuklah semacam badan yang akhirnya bernama Badan Hisab Rukyat (BHR). Di dalamnya terdapat para ahli, ulama dan ahli astronomi, yang tugas intinya memberikan informasi, memberikan data kepada Menteri Agama tentang awal bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah," imbuh Muhyiddin.

Dia juga menegaskan, sidang isbat sebenarnya bersifat musyawarah. Penetapan yang menjadi hasil dalam sidang ini pun merupakan kesepakatan antara masing-masing ormas Islam yang yang diwakili oleh utusannya. "Pemerintah hanya memfasilitasi, mengumpulkan para tokoh, para ulama untuk membicarakan kapan awal bulan itu ditetapkan. Hanya nanti setelah diambil satu kesepakatan dari sidang ini, barulah menteri akan mengumumkannya," ujar Muhyiddin.

Meski begitu, kata Muhyiddin, hasil sidang isbat pun tidak sepenuhnya mengikat. Semuanya diserahkan kepada keyakinan masyarakat. "Mungkin hasil musyawarah dengan penerapan pada masyarakat berbeda itu memang ada. Pemerintah hanya mengajak untuk mengawali dan mengakhiri bulan Ramadan secara bersama-sama," pungkasnya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan

Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan

Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan

Baca Selengkapnya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Marandang untuk Sambut Ramadan, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Tak Lekang oleh Waktu

Mengenal Marandang untuk Sambut Ramadan, Tradisi Masyarakat Minangkabau yang Tak Lekang oleh Waktu

Bedanya memasak rendang untuk sambut Ramadan adalah masakannya akan disajikan untuk santap sahur pertama.

Baca Selengkapnya
Penjelasan BRIN Alasan Terjadinya Perbedaan Awal Puasa dan Persamaan Lebaran

Penjelasan BRIN Alasan Terjadinya Perbedaan Awal Puasa dan Persamaan Lebaran

kriteria hilal yang secara resmi diadopsi pemerintah Indonesia dan ormas-ormas Islam adalah tinggi minimal 3 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya
3 Hal yang Perlu Diperbaiki Menjelang Ramadan, Salah Satunya Ikhlas Menerima Takdir

3 Hal yang Perlu Diperbaiki Menjelang Ramadan, Salah Satunya Ikhlas Menerima Takdir

Penting untuk mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya
Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Mengulik Lebaran Ketupat, Tradisi Penting dalam Budaya Masyarakat Muslim Jawa

Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan

Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan

Kenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.

Baca Selengkapnya
Cerita Mahasiswa Asing UI Nikmati Ramadan di Indonesia, dari Ikutan War Takjil sampai Ketagihan Gorengan

Cerita Mahasiswa Asing UI Nikmati Ramadan di Indonesia, dari Ikutan War Takjil sampai Ketagihan Gorengan

Tradisi Ramadan di Indonesia membuat mahasiswa asing UI terkesan.

Baca Selengkapnya