Merdeka.com - Air mata Tina Agustina (17) berubah menjadi butiran mirip Kristal sejak September 2011. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan secara medis, mata gadis kelahiran Sumedang, 31 Agustus 1993 itu tidak memiliki kelainan alias normal.

"Hasil pemeriksaan awal secara umum menunjukkan bahwa mata Tina sehat dan normal. Selain itu, kondisi fisik Tina juga sehat," kata Ketua Komite Medik Rumah Sakit Mata (HRSM) Cicendo, dr Hikmat Wangsaatmaja, saat ditemui di kantornya, Bandung, Kamis (31/5).

Menurut Hikmat, gadis asal Sumedang itu menjalani pemeriksaan medis secara dua tahap. Tahap pertama, pemeriksaan secara objektif, yakni secara general.

"Kami dibantu dokter ilmu penyakit dalam dan tidak ditemukan kelainan," jelasnya.

Tahap kedua, Tina menjalani pemeriksaan di kedua matanya. "Penglihatan yang bersangkutan, gerakan mata eksternal, mata dalam termasuk diperiksa juga dari mana batu itu ditemukan," katanya.

Untuk mendalami kasus tersebut, pihaknya mengambil sejumlah butiran mirip kristal dan air urine Tina. Butiran mirip kristal dan air urine tersebut akan diperiksa di laboratorium.

"Jadi sejauh ini sistem retina mata Tina juga tidak ada kelainan. Pasien normal dan baik. Tidak ada kelainan pada saat ini," pungkasnya.

Air mata Tina berubah menjadi butiran kristal sejak September 2011. Tina awalnya menganggap butiran kristal yang dihasilkan dari tangisannya adalah hal biasa. Namun, karena tak tahan menahan rasa sakit akibat butiran kristal itu menempel di dalam kelopak matanya, keluarga Tina kemudian membawanya ke RS.

Hasil pemeriksaan di RSUD Sumedang tidak ditemukan kelainan pada mata Tina. Pihak RSUD Sumedang kemudian merujuk Tina ke RSM Cicendo, Bandung Jawa Barat.

Sejak 23 Mei 2012 hingga saat ini, sudah 126 butiran mirip kristal keluar dari mata Tina.