Merdeka.com - Penemuan jenglot oleh seorang penambang pasir di Dusun Jaten (sebelumnya ditulis Prajenan), Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menyimpan rahasia dan fenomena tersendiri. Pasalnya sebelum menemukan jenglot, warga menemukan pocong bayi.

Pocong bayi tersebut ditemukan sebulan sebelum jenglot ditemukan. Penemuan pocong bayi tersebut ditemukan di tempat yang sama dengan penemuan jenglot itu.

Namun, pocong bayi kecil ini hanya berupa kain mori yang ada tiga simpul tali melilit tiga bagian kain mori itu. Bagian kaki, perut dan kepala pocong.

"Sebulan yang lalu ditemukan pocong bayi. Kecil dan pendek tidak ada satu meteran. Begitu ditemukan dan dibuka ternyata di dalam pocong bayi ini hanya tinggal tulang belulang sang bayi. Awalnya kita mengira kalau itu terjadi karena paska erupsi merapi. Tapi kok kain morinya masih bersih?" ungkap Daljiri (43) tokoh masyarakat sekaligus warga sekitar kepada merdeka.com, Selasa (28/8).

Hingga saat ini misteri penemuan pocong bayi tersebut belum terjawab, namun kini warga kembali digemparkan dengan penemuan jenglot. Sampai saat ini pun belum terjawab dan bisa dipastikan apakah jenglot yang ditemukan oleh penambang pasir warga sekitar itu asli atau palsu.

Paska pemberitaan penemuan jenglot di sungai Progo ratusan warga sampai siang ini masih berdatangan untuk melihat makhluk kecil tersebut. Bahkan untuk memastikan apakah jenglot itu asli atau tidak warga akan mendatangkan paranormal.

Namun karena takut terjadi hal-hal buruk, jenglot tersebut lalu di tutup matanya dengan kain mori dan di beri makan kembang tujuh rupa. Hal ini untuk menangkis daya metafisika dari jenglot tersebut.