SBY Ingatkan Indonesia Tak Terlambat Sikapi Gejolak Ekonomi Akibat Corona
Merdeka.com - Virus Corona atau Covid-19 membuat kondisi perekonomian di banyak negara bergejolak. Presiden ke 6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, melihat hal itu sebagai kondisi yang harus disikapi secara serius oleh pemerintahan Indonesia.
"Gejolak perekonomian global akibat pandemi korona saat ini juga serius. Saya mengikuti dinamika dan perkembangan ekonomi dunia. Termasuk negara kita. Saya simpulkan ini juga serius. Simak rontoknya harga-harga saham, minyak dan nilai tukar. Juga berbagi pukulan yang menggoyahkan pilar dan fundamental perekonomian banyak negara. Termasuk Indonesia," kata SBY dalam tulisannya berjudul PANDEMI VIRUS KORONA DAN GEJOLAK EKONOMI SERIUS, INDONESIA HARUS SANGAT SERIUS yang diunggah di laman Facebooknya, Selasa (17/3).
Kondisi ini membuat SBY mengingat kembali bagaimana krisis ekonomi melanda dunia pada tahun 1998 dan tahun 2008.
"Kemarin, bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) telah menjalankan kebijakan moneter dan tindakan 'berskala besar'. Berbagai bank sentral di seluruh dunia juga melakukan langkah-langkah yang serupa. Bahkan para pemimpin G7 telah meminta agar IMF dan Bank Dunia membantu negara-negara yang memerlukan," katanya.
"Terhadap itu semua, secara pribadi saya jadi ingat apa yang terjadi di tahun 2008 dan tahun-tahun setelah itu. Jangan dikira berbagai 'policy response' yang dilakukan secara kolektif oleh dunia, baik moneter maupun fiskal, bisa serta merta menenangkan dan 'menjinakkan' pasar. Ternyata tak segampang itu," sambung SBY.
Namun, kata SBY, menghadapi itu semua yang diperlukan adalah bagaimana semua pihak bekerja sama dengan serius dan terus menerus.
"Melalui artikel ini saya hanya ingin mengingatkan agar Indonesia tidak terlambat menjalankan 'policy response' dan aksi-aksi nyata yang diperlukan. Jangan 'too little and too late'. Selamatkan ekonomi kita, selamatkan rakyat," pesan mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
"Pohon yang kuat, sehat dan akarnya kokoh akan selamat manakala taufan dan badai datang menerjang. Mungkin sempat terhuyung-huyung, namun tak akan roboh. Tetapi akan berbahaya jika, badainya terlalu kuat dan pohon yang kita miliki tak sekokoh yang kita duga," katanya.
SBY yakin pemerintah sudah siap mengantisipasi hal itu. "Saya termasuk orang yang optimistis. Namun, juga realistis. Selalu ada jalan ketika kita menghadapi kesulitan. Setiap masalah selalu ada solusinya. Yang penting jangan terlambat untuk berbuat. Pilihlah solusi yang paling tepat. Kemudian jalankan dengan segala daya upaya. Insya Allah berhasil," tutup SBY.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Janjikan Pertumbuhkan Ekonomi 8 Persen Jika Jadi Presiden Selanjutnya
Untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim Sebabkan Gagal Panen
Jokowi menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun seluruh dunia.
Baca Selengkapnya