SBY harap TVRI tak jadi media provokatif
Merdeka.com - Di tengah derasnya persaingan antar televisi nasional dewasa ini, Televisi Republik Indonesia (TVRI) ternyata mampu bertahan sebagai lembaga penyiaran milik negara. Di usia emasnya yang jatuh pada 24 Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan dua harapan kepada TVRI dalam menjalani aktivitasnya di tahun-tahun mendatang.
Pertama, SBY meminta agar TVRI tetap memposisikan diri sebagai agen pembangunan (agent of development), yakni sebagai penggerak dan penyebar kegiatan pembangunan. Sehingga, melalui penyiaran yang dilakukan lembaga ini dapat memacu dan mendorong semangat perubahan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Penyebarluasan berbagai program pembangunan ke seluruh pelosok tanah air, akan dapat menularkan dan menginspirasi masyarakat, untuk melakukan langkah nyata dalam memajukan wilayahnya masing-masing," kata SBY saat memberikan sambutan di Acara Syukuran Ulang Tahun Emas TVRI di Jakarta, Kamis (30/8).
Kedua, TVRI juga harus menjaga esensi keseimbangan pada setiap pemberitaannya di tengah berlangsungnya kebebasan pers dan kebebasan berekspresi. Yakni dengan memposisikan diri sebagai pemelihara keseimbangan sehingga penyiaran yang dilakukan berjalan secara adil dan berimbang.
"Posisi ini sama sekali tidak menuntut agar TVRI menjadi corong pemerintah dalam arti yang negatif. TVRI harus terbuka dengan nuansa yang lebih konstruktif, solutif, dan edukatif, dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat," tandasnya.
Presiden menyatakan, TVRI masih dapat mengeluarkan pikiran-pikiran kritis terhadap pelbagai kebijakan pemerintah. Namun, pemikiran itu harus disampaikan secara tepat kepada masyarakat sehingga dapat memberikan pencerahan dan bukan sebagai media provokatif.
"TVRI harus menyadari, bahwa masyarakat kita dengan beragam multi dimensinya memerlukan tingkat dan cara penerimaan pesan yang tepat. Keliru saja pesan itu tersampaikan, maka bukan berita pencerahan yang diterima oleh rakyat, tetapi mungkin justru berpotensi memprovokasi dan meracuni masyarakat kita," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaKasus Pengeroyokan Satria Mahathir 'Cogil' Belum Ada Opsi Mediasi
Polisi masih mengusut kasus tersebut dan belum ada upaya mediasi.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Radio Rimba Raya, Berjasa Besar Siarkan Pesan-Pesan Perjuangan dari Dataran Tinggi Gayo
Sebuah stasiun radio yang berada di Kabupaten Bener Meriah ini sangat berjasa besar dalam menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Depan Prabowo, Jokowi Puji Inisiasi Kemenhan Bangun RS Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman
Jokowi juga memuji sejumlah peralatan media yang diklaim tercanggih yang terpasang di dalamnya.
Baca SelengkapnyaSidang Perkara Penganiayaan Santri hingga Tewas di Kediri, Terungkap Pelaku yang Intens Aniaya Korban
Dua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Tajam Menusuk Bivitri Kritik Keras Jokowi Berhasil 'Bunuh' Oposisi
Bivitri dalam diskusi ini, menyebut kecurangan Pemilu dirasakan luar biasa.
Baca SelengkapnyaJejak Karir AHY: Pensiun Dini dari TNI, Gagal jadi Gubernur DKI dan Kini Menteri Anak Buah Jokowi
Presiden Joko Widodo resmi melantik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Menteri ATR/BPN
Baca SelengkapnyaUnggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung
Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan
Baca SelengkapnyaReaksi Gibran soal Jokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar
Gibran meminta awak media untuk bertanya kepada yang mengusulkan.
Baca Selengkapnya