Merdeka.com - Kecewa dengan sikap Komisi III DPR yang tidak kunjung menyetujui ajuan anggaran pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) rela menjual mobil. Uangnya akan digunakan untuk membantu KPK.

Saking jengkelnya, PNS yang setiap hari bekerja di Kantor Satpol PP ini menuangkan aspirasi dan kekecewaanya di mobil Kijang pick up tahun 1983 warna biru. Yang sengaja dijualnya itu. Tulisan itu di antaranya adalah; 'KPK Aku Rela Dijual untuk Gedungmu, Oke', dan 'Gantung Tikus-tikus Koruptor Alquran".

"Tak hanya hasil penjualan mobil. Gaji saya 25 persennya selama satu tahun akan saya sumbangkan ke KPK," kata Ngadiyono (55) PNS yang berkantor sebagai Satpol PP Pemkab Bantul, DIY, Senin (9/7).

Ngadiyono menjelaskan, saat ini banyak anggota DPR, bupati, walikota, gubernur, pimpinan partai bahkan menteri yang tersangkut masalah korupsi. Hal ini mengakibatkan masyarakat menjadi semakin susah dan sangat menderita.

"Rakyat susah, pejabat justru bermewah-mewah dengan uang korupsi. Hanya KPK yang berani memberantasnya. Maka harus kita dukung. Saya kecewa, sebab KPK sudah bekerja keras namun vonis hakim kepada tikus-tikus koruptor sangat ringan. Setelah keluar dari penjara hidup para koruptor masih sangat mewah. Maka pemiskinan harus segera diterapkan. Jika perlu tembak mati," jelas Ngadiyono.

Ngadiyono berharap apa yang dia lakukan bisa menjadi semangat dan memotivasi KPK supaya bekerja lebih cepat, tepat dan profesional sebagai upaya melakukan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"KPK jangan patah semangat dan patah arang. Malah tantangan dan sikap Komisi III DPRRI ini harus menjadikan KPK bertambah semangat dan semakin kenceng memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya," pungkas Ngadiyono.