Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Sebut Testing Covid-19 Capai 90,64 Persen dari Target WHO

Satgas Sebut Testing Covid-19 Capai 90,64 Persen dari Target WHO Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengungkapkan, testing Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 90,64 persen dari target World Health Organization (WHO). Data ini tercatat per 29 November 2020.

"Walaupun sempat mengalami berbagai fluktuasi, jumlah testing yang dilakukan pada bulan November 2020 mencatatkan tren peningkatan setiap minggunya dari 67,15 persen pada minggu pertama, naik menjadi 90,64 persen pada minggu ke-4," katanya, Rabu (2/12).

Dia menyebut, jumlah testing Covid-19 di Tanah Air semakin mendekati target yang ditentukan WHO. Capaian ini tidak mudah karena melewati beberapa kendala.

Seperti ketersediaan reagen, jumlah SDM, kapasitas laboratorium serta kondisi geografi Indonesia.

"Oleh karena itu, saya mengapresiasi tenaga kesehatan yang sudah bekerja keras untuk meningkatkan jumlah testing ini," imbuh Wiku.

Meski testing Covid-19 sudah berada di angka 90 persen, Wiku mengingatkan tenaga laboran tetap bekerja keras. Agar ke depan, testing Covid-19 mencapai 100 persen sesuai standar WHO.

"Saya ingin mengingatkan agar jangan terbuai oleh capaian ini. Terus tingkatkan jumlah testing agar kita mampu mencapai target yang ditentukan WHO. Dan kita mampu mendeteksi di manapun pasien itu berada agar mendapat pelayanan kesehatan sedini mungkin agar hasilnya dapat optimal dan sembuh," tutupnya.

Laboratorium Covid-19 Minimal Berstandar Biosafety Level 2

Wiku mengatakan berdasarkan surat edaran HK.02.01/Menkes/234/2020 tentang Pedoman Pemeriksaan uji RT PCR Covid-19, laboratorium yang diperbolehkan melakukan testing Covid-19 minimal berstandar biosafety level 2. Selain itu, laboratorium harus sudah memenuhi persyaratan sarana dan prasarana, peralatan, biosafety cabinet, sumber daya manusia serta good laboratory practices .

"Jadi tidak sembarangan laboratorium boleh melakukan pemeriksaan Covid-19. Pada intinya penetapan standar dan mekanisme testing agar hasil testing yang dihasilkan baik dan akurat. Hasil testing dalam konteks Covid-19 yang menjadi penentu awal di mana tracing bisa dilakukan," katanya.

dia memastikan, seluruh laboratorium rujukan yang terdaftar di Kementerian Kesehatan telah terintegrasi dalam sistem data nasional. Sehingga hasil testing Covid-19 yang dilakukan laboratorium dapat langsung tercatat sebagai data realtime.

Pada prinsipnya, lanjut Wiku, tujuan testing untuk menghasilkan screening maupun diagnostik. Jenis tes untuk screening yaitu berjenis rapid test baik berbasis antibodi maupun antigen. Rapid test antibodi mendeteksi antibodi imunoglobulin M dan imunoglobulin G. .

"Sedangkan rapid test antigen mendeteksi bagian luar virus, dengan sampel berupa mukus yang diambil melalui swab, sama seperti swab PCR ( polymerase chain reaction )," jelasnya.

Sementara jenis tes untuk tujuan diagnostik sudah menjadi gold standard ialah PCR atau dikenal dengan swab test. Wiku menjelaskan, sampel pemeriksaan PCR berupa mukus diambil menggunakan swab baik dengan open system yang paling banyak digunakan di Indonesia atau close system seperti TCM (tes cepat molekuler).

Selain jenis tes, Wiku mengingatkan bahwa Covid-19 adalah penyakit menular baru yang penanganannya memerlukan perlakuan khusus. Tujuannya untuk mengurangi risiko tenaga kerja laboratorium terpapar mikroba yang infeksius dan membatasi kontaminasi lingkungan kerja maupun komunitas.

Hal ini telah diatur juga dalam pedoman biosafety level (BSL). Yaitu biosafety level 1, laboratorium untuk menguji mikroba yang umumnya tidak menimbulkan penyakit pada orang dewasa atau potensi bahaya minim. Contohnya bakteri ecoli penyebab diare dan virus herpes.

Untuk biosafety level 2, menguji mikroba potensi bahaya sedang. Contohnya bakteri stafilokokus, salah satunya stafilokokus aurius yang menyebabkan penyakit infeksi kulit, virus campak, dan virus Hepatitis B.

Sedangkan biosafety level 3 adalah laboratorium untuk menguji mikroba yang memiliki potensi bahaya lebih serius, yang mengancam jiwa melalui jalur napas. Contohnya, bakteri mikobakterium tuberkolosis penyebab TBC dan virus demam kuning atau yellow fever.

Pada biosafety level 4, laboratorium untuk menguji mikroba yang sangat berbahaya dan eksotis ialah virus ebola.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Permasalahan Sampah, Kualitas Air dan Gizi di Indonesia

Kondisi Permasalahan Sampah, Kualitas Air dan Gizi di Indonesia

Pengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.

Baca Selengkapnya
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
30 Kata-Kata Ucapan Selamat Hari Air Sedunia, Inspiratif dan Penuh Makna

30 Kata-Kata Ucapan Selamat Hari Air Sedunia, Inspiratif dan Penuh Makna

Tujuan utamanya adalah untuk mengajak masyarakat dunia untuk bertindak dalam menjaga sumber daya air yang terbatas ini.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Blak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1

Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.

Baca Selengkapnya