Satgas Sebut RI Masih Rentan Alami Lonjakan Kasus Covid-19
Merdeka.com - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting mengatakan Indonesia masih rentan mengalami lonjakan kasus Covid-19. Hal ini dilihat dari penambahan angka kematian Covid-19 pada 6 September 2021 yang mencapai 612 orang.
"Sehingga ini masih rentan untuk terjadinya lonjakan (kasus Covid-19) kalau misalnya masyarakat tidak patuh (terhadap protokol kesehatan)," katanya dalam diskusi, Selasa (7/9).
Selain angka kematian tinggi, masih adanya varian baru termasuk varian Delta bisa memicu kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air. Belum lagi, kata Alex, jika varian baru Covid-19 dari luar negeri masuk ke Indonesia.
"Bahwa di Indonesia banyak varian baru yang sudah masuk, termasuk Delta yang sewaktu-waktu bisa melonjak kembali kalau misalnya kita tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik," ujarnya.
Alex mengakui perkembangan Covid-19 di Pulau Jawa dan Bali kini membaik. Hal ini ditandai dengan persentase bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 berada di bawah 30 persen.
Kemudian, positivity rate Covid-19 nasional sudah berada di bawah 10 persen. Namun, positivity rate Indonesia belum mencapai standar aman Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yakni maksimal 5 persen.
"Jadi prinsipnya, Pulau Jawa dan Bali sudah banyak perbaikan,"
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengingatkan masyarakat agar tidak lengah menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun. Protokol kesehatan merupakan kunci menekan penyebaran Covid-19, selain vaksinasi.
"Untuk masyarakat, kami ingatkan kembali walaupun kita sudah mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan kondisi di bulan Juli, bukan berarti ancaman terhadap peningkatan, lonjakan kasus itu sudah selesai," katanya dalam konferensi pers '100 Juta Suntikan Vaksin Covid-19' yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (1/9).
Nadia menekankan, penambahan varian dan mutasi dari virus SARS-CoV-2 itu masih bisa terjadi. Munculnya varian baru Covid-19 bisa memicu lonjakan kasus dan kematian.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan tangki air raksasa di Depok memicu polemik. Fasilitas itu dibutuhkan untuk penyediaan air bersih, di sisi lain warga khawatir dengan potensi bencana.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaGenangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Konon pada zaman dahulu mata air tersebut digunakan untuk mandi para tentara.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMaskapai Citilink, Batik Air dan Super Air Jet mengajukan penambahan slot terbang.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melakukan pemetaan sejumlah titik rawan macet.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTujuan utamanya adalah untuk mengajak masyarakat dunia untuk bertindak dalam menjaga sumber daya air yang terbatas ini.
Baca Selengkapnya