Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Covid-19: KIPI dari AstraZeneca di Sulut Tergolong Ringan

Satgas Covid-19: KIPI dari AstraZeneca di Sulut Tergolong Ringan Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca. ©2021 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Juru bicara penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito, menyampaikan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari vaksin AstraZeneca di Sulawesi merupakan kategori ringan. Namun demikian, pihaknya memastikan akan tetap memantau dampak dari vaksin tersebut.

"Analisis oleh Komnas KIPI berdasarkan laporan yang diterima di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa kejadian ikutan yang muncul pada beberapa penerima vaksin di antaranya menggigil demam dan pegal adalah reaksi yang tergolong ringan," kata Wiku, Kamis (1/4).

Wiku menuturkan, untuk memastikan KIPI dari vaksin AstraZeneca tidak berdampak cukup parah, Satgas Covid-19 secara intensif berkoordinasi dengan pihak terkait, baik nasional seperti ITAGI maupun internasional.

Ia juga memastikan, hasil selama proses monitoring akan dipublikasi dengan transparan kepada masyarakat luas.

"Pemerintah tidak berhenti melakukan monitoring setelah proses vaksinasi dilakukan. Namun terus-menerus diamati dampaknya agar proses vaksinasi ke depan yang lebih baik," kata Wiku.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pemberian vaksin AstraZeneca hingga saat ini masih berlangsung. Dan belum ditemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berat usai penyuntikan vaksin AstraZeneca.

Demikian dikatakan Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

Nadia dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Selasa, mengatakan bahwa AstraZeneca telah didistribusikan ke tujuh provinsi dengan yang pengiriman terbesar adalah untuk Jawa Timur dan Bali.

"Di mana sampai saat ini pemberian vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca masih tetap berlangsung dan tetap dijalankan dan tidak ditemukan adanya kejadian ikutan pascaimunsiasi yang berat pascapenyuntikan AstraZeneca," kata Nadia, seperti dikutip Antara, Selasa (30/3).

Dia menjelaskan dari laporan hasil uji klinis memang menyebutkan bahwa demam di atas 36 derajat Celcius, bengkak dan rasa sakit di tempat suntikan adalah beberapa gejala yang dialami sekitar satu sampai 10 persen penerima vaksin.

Namun, dia menegaskan hal itu tidak mengurangi manfaat dari vaksin AstraZeneca dan bahwa vaksin tersebut memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan risikonya.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes itu menjelaskan bahwa saat ini banyak negara yang sedang memperebutkan kuota vaksin Covid-19.

Dia menyebut masih ada sekitar 130 negara yang masih belum bisa menyediakan vaksin Covid-19 untuk warganya.

"Sehingga kita harusnya tetap terus menyelenggarakan pelaksanaan vaksinasi ini karena kita tahu vaksin ini akan memberikan manfaat untuk kita bersama, untuk kita keluar dari pandemi Covid-19," kata Nadia.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Diduga Mark Up Anggaran APD Covid-19, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan Ditahan

Diduga Mark Up Anggaran APD Covid-19, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan Ditahan

Kejati Sumut menahan dua tersangka korupsi pengadaan sarana, prasarana bahan, dan alat pendukung Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut pada tahun anggaran 2020.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!

Jokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!

Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Saran untuk Pemerintah Tengah Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Terutama Soal Produk Tembakau

Saran untuk Pemerintah Tengah Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Terutama Soal Produk Tembakau

Pemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.

Baca Selengkapnya