Saring konten Internet, Menkominfo bikin Tim Panel
Merdeka.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mempersiapkan Tim Panel buat memberi penilaian dan mengawasi tentang isi situs-situs berbau radikal di Internet belakangan ini marak dibahas. Tim Panel ini terdiri dari sejumlah orang dengan berbagai latar belakang.
Tim ini juga nantinya bakal memberikan perlindungan hak cipta karya seseorang bila dimuat di Internet. Langkah itu guna menekan pembajakan.
"Kemarin sudah rapat bersama semua dari Kemenkominfo tentang radikalisme, jadi kalau memang tidak ada lagi konten atau sudah bisa dihilangkan (situs Islam radikal) kita normalisasi," kata Menkominfo Rudiantara, di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Rabu (1/4).
Menurut Rudi, Tim Panel terdiri dari beberapa kalangan seperti ahli dan tokoh masyarakat. Dia mengaku sudah melobi beberapa pihak berkompeten buat masuk dalam tim bentukannya itu.
Rudi lantas menyebutkan calon anggota Tim Panel. Dia menyatakan Ketua MUI Muhammad Sirajuddin Syamsudin alias Din Syamsudin, Tokoh Hak Asasi Manusia Sholahuddin Wahid, dan Ketua Dewan Pers Indonesia Bagir Manan serta sejumlah nama lainnya bakal dipilih buat menduduki jabatan itu.
"Karena nanti bakal lihat dari berbagai sisi ini hadir dari beberapa ahli. Jumlahnya puluhan orang. Kita patokannya para tokoh masyarakat dan ahli saja, saya sudah hubungi langsung agar nanti tanggal 6 (April) bisa berkumpul," ujar Rudi.
Kehadiran Tim Panel ini menurut Rudi sangat penting. Dengan kehadiran orang-orang berkompeten, lanjut dia, diharapkan bisa merekomendasikan dan memutuskan sebuah konten apakah layak dimuat atau tidak. Soal penutupan beberapa situs Islam, dia mengatakan cuma mengikuti saran pemerintah merujuk kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menilai ada 19 situs terindikasi memuat konten radikal.
"Saya sudah siapkan bahkan SK Menterinya sudah saya tandatangani tadi malam. Jadi Tim Panel akan saya siapkan untuk memberikan penilaian, dan memberikan rekomendasi atas aduan konten-konten negatif. Jadi misalkan ada panel yang mendapatkan informasi pornografi, penyiksaan anak-anak, sara, terorisme, radikalisme, dan lainnya," ucap Rudi.
Rudi menyatakan pemerintah baru bersikap terhadap muatan tertentu di Internet setelah adanya rekomendasi dari Tim Panel. Diharapkan dengan dibentuknya tim itu tidak lagi menimbulkan perang otot.
"Itu (Tim Panel) bukan keputusan memblokir tapi itu hanya memberikan penilaian dan memberikan rekomendasi," tambah Rudi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada Indonesia, Ini Daftar Negara yang Rakyatnya Paling Banyak Tak Dapat Akses Internet
Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Pengguna Internet Indonesia Ternyata Dikuasai Orang-orang Ini
Siapa mereka? Berikut orang-orang yang menguasai internet Indonesia.
Baca SelengkapnyaBAKTI Bakal Kerahkan Satelit Internet ke 80 Ribu Lokasi TPS di Wilayah 3T
BAKTI Kementerian Kominfo menerima usulan sekitar 80.000 titik penyediaan akses internet dari KPU.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sebut Orang Pilih Internet Gratis Otaknya Lamban, TPN Ganjar-Mahfud Balas Begini
Prabowo Subianto mengaku heran dengan pernyataan bahwa program internet cepat lebih penting dari pada program makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaDebat Internet Gratis dan Otak Lamban: Prabowo Bilang Laporan ke Bapak Kurang Lengkap, Ganjar Bilang Ada Jejak Digital
Ganjar mempertanyakan apakah internet gratis penting atau tidak.
Baca SelengkapnyaLuncurkan GratisIN, Ganjar Ingin Internet Gratis Bisa Dinikmati Pelaku UMKM
pemberian internet gratis untuk sekolah bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Yang Bilang Internet Lebih Penting Daripada Makan Gratis, Otaknya Lambat
Prabowo heran dengan pernyataan bahwa program internet cepat lebih penting dari pada program makan siang gratis
Baca SelengkapnyaMenkominfo: 92 Persen Kebisingan di Ruang Digital Ulah Buzzer
Bahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca Selengkapnya