Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sambut New Normal, Polri Nilai Perlu Sinergitas Bangun Kepercayaan Publik

Sambut New Normal, Polri Nilai Perlu Sinergitas Bangun Kepercayaan Publik Webinar bertajuk Memperkuat Sinergitas Dalam Membangun Kepercayaan Publik. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah kalangan menilai perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk membangun kepercayaan publik. Terlebih saat ini bangsa Indonesia disebut akan memasuki era new normal pasca-pandemi Covid-19. Skenario new normal diyakini tidak hanya mengubah strategi komunikasi publik tetapi juga peradaban masyarakat.

Demikian kesimpulan Webinar Series bertajuk "Memperkuat Sinergitas Dalam Membangun Kepercayaan Publik" yang digelar di Jakarta, Selasa (19/5). Webinar ini menghadirkan narasumber Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Prabowo Argo Yuwono, Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron dan pakar komunikasi politik Prof Effendi Ghazali.

Kadiv Humas Polri yang dibacakan Karo PID Divisi Humas Polri Brigjen Syahar Diantono mengatakan belakangan ini mulai muncul fenomena yang menggambarkan ketidakpercayaan atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

"Indikasinya jelas, acap kali muncul reaksi atas kebijakan dalam bentuk tudingan bahkan fitnah yang tidak berdasar kepada penyelenyelanggara pemerintahan. Yang tidak jarang hal tersebut menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," kata dia.

Menurut Argo, dalam kondisi tersebut dibutuhkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dan menetralisir tudingan dan fitnah, agar masyarakat tidak terkontaminasi oleh hal-hal negatif atau hoaks.

"Dalam situasi ini sinergi lintas sektoral dalam pemerintahan harus diperkuat, utamanya dalam lingkup koordinasi kehumasan," tutur Argo.

Ia menganalogikan Indonesia sebagai sebuah lokomotif yang diyakini sedang bergerak dengan kekuatan penuh menuju cita-cita bangsa melalui sebuah proses. "Insya Alllah proses tidak akan mengkhianati hasil," tegas Argo.

Di tempat yang sama, pakar komunikasi politik Prof Effendi Ghazali mengatakan, yang perlu dilakukan saat memasuki era new normal pasca pandemi Covid-19, bukan hanya strategi komunikasi pemerintah, tetapi lebih penting ke peradabannya.

"Peradaban di new normal adalah peradaban yang jujur, transparan, apa adanya," jelas Effendi.

Dia berharap tidak ada lagi statement yang kontraproduktif dari pemerintah. Sehingga rakyat akan lebih mudah diajak bersama-sama dalam membangun bangsa ke depan.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron dampak menyoroti penyebaran Covid-19 mengakibatkan sebanyak 60 persen industri di tanah air berada dalam posisi suffer menderita. Sementara sisanya 40 persen bisa disebut masuk dalam posisi moderat dengan tekanan yang tinggi.

Sementara di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), menurut Herman, sebanyak 37.000 UMKM (87 persen di antaranya Mikro) telah melaporkan mengenai dampak dari penyebaran Covid 19 kepada Kementerian Koperasi dan UKM.

"Kondisi ini akan menyebabkan tertekannya pertumbuhan industri," kata Herman.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Sinergi TNI-Polri Mutlak: Hilangkan Ego Sektoral

Jokowi Tegaskan Sinergi TNI-Polri Mutlak: Hilangkan Ego Sektoral

Jokowi menilai Indonesia berpeluang besar untuk menjadi negara maju dan keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah

Baca Selengkapnya
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Prabowo-Gibran Menang pilpres, Kadin: Kondisi Harus Tetap Stabil dan THR Cair Pekan Depan

Prabowo-Gibran Menang pilpres, Kadin: Kondisi Harus Tetap Stabil dan THR Cair Pekan Depan

Kondisi ini yang menjadi kunci utama stabilitas ekonomi menjelang pencairan THR

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun

Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Di Depan Jokowi, Kapolri Jenderal Sigit Tegaskan Sinergitas TNI-Polri Harga Mati

Di Depan Jokowi, Kapolri Jenderal Sigit Tegaskan Sinergitas TNI-Polri Harga Mati

Hal itu disampaikan Sigit di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat pimpinan TNI-Polri di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya