Merdeka.com - Saksi meringankan ketiga dalam persidangan ke-13 kasus dugaan penodaan agama, Bambang Waluyo menceritakan kejadian saat Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan pidato di Pulau Pramuka. Karena dia termasuk salah satu orang yang hadir dalam acara pada 27 September‎ 2016 lalu.

Bambang mengatakan, ada perbedaan makna dalam video yang dipotong dan sempat menjadi viral di media sosial. Karena Basuki atau akrab disapa Ahok itu menyampaikan panjang lebar mengenai programnya.

"Ada makna berubah setelah dipenggal. Suasana keakraban tak terlihat di video yang setelah dipenggal," katanya di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (7/3).

Dia menceritakan, keadaan di lapangan sangat cair karena warga berbondong-bondong datang untuk hadir dalam acara tersebut. Kemudian warga juga tertawa saat mendengarkan Ahok berpidato yang diselingi candaan.

"Ada canda tawa ketika pak Gubernur menyampaikan 'Yang kaya ibu-ibunya. Jadi Bapak-bapaknya jangan macam-macem sama ibunya'," ujarnya menirukan Ahok.

"Ada komunikasi 2 arah antara Ahok dengan warga. Ada satu nelayan protes tapi soal nasih ada pungli dalam poses perdagangan ikan," tambangnya.

Di akhir kesaksian, Bambang menyayangkan pemenggalan video tersebut. Dia juga mengatakan tak berniat menonton video yang sudah dipenggal tersebut. "Saya tidak menonton karena saya tidak tertarik editannya. Kan saya di lapangan," tutupnya.