Ridwan Kamil Sebut Uji Vaksin Covid-19 Dalam Negeri Masuk Tahap Ketiga
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan upaya membuat vaksin Covid-19 dalam negeri harus didukung. Selain untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi, saat ini tidak semua negara bisa membeli dosis meski memiliki kemampuan finansial yang baik.
Pernyataan itu dia lontarkan menanggapi tim peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama PT Jakarta Biopharmaceutical Industry (Jbio) melakukan uji klinis tahap III vaksin Covid-19 rekombinan yang dikembangkan oleh perusahaan asal China, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.
Metoda penelitian uji vaksin ini diambil dari protein spike (yang berbentuk seperti paku-paku yang menancap pada permukaan) virus SARS-CoV. Efektivitasnya pembentukan antibodi dinilai bisa lebih tinggi.
"(Penelitian) sudah proses tes ketiga. Relawan (yang dibutuhkan) 2000-an orang sudah dimulai (dibuka pendaftaran). Sebuah vaksin anti Covid-19 datang dengan brand Anhui menggunakan metoda berbeda tapi tujuannya sama," kata Ridwan Kamil, Rabu (3/3).
"Saya senang Jabar dipilih kembali (sebagai tempat penelitian), karena kami dari tim Unpad dan masyarakat sudah teruji dalam semangat bela negara menjadi relawan. Tahun lalu, saat semua orang takut dengan vaksin, masyarakat Jabar termasuk saya mencoba menjadi relawan (uji klinis vaksin Sinovac)," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa jumlah vaksin di Indonesia sangat terbatas. Indikatornya, ia mengajukan vaksinasi tahap II untuk lansia dan profesi rentan di Jawa Barat sebanayak 6 juta kepada pemerintah pusat. Namun, jatah yang diberikan hanya 1,2 juta secara bertahap.
Masalah ketersediaan ini diharapkan bisa teratasi dengan beragam produksi yang dilakukan di dalam negeri. Vaksin Anhui ini masih membutuhkan waktu penelitian 6 bulan termasuk mendapat izin dari BPOM dan fatwa MUI.
"Sehingga di akhir tahun kita berlimpah vaksin ini. mudah mudahan ini lancar. Semangat optimisme berhasil, dan menyempurnakan jumlah vaksin yang dibutuhkan," terang dia.
"Orang Indonesia harus bersyukur, karena negara yang punya uang belum tentu bisa beli vaksin, karena sudah dipesan jauh jauh hari oleh negara maju. jadi setiap ada ikhitar membuat vaksin itu harus didukung," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil Diperiksa Bawaslu Jabar Terkait Dugaan Pelanggaran Kampanye di Tasikmalaya
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat mencecar Ridwan Kamil dengan puluhan pertanyaan terkait laporan dugaan pelanggaran kampanye di Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ridwan Kamil: IKN Bukan Ide Pak Jokowi, Sering Orang Salah Kira
Ridwan Kamil sendiri diangkat menjadi Kurator Ibu Kota Nusantara oleh Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaRekam Jejak Ridwan Kamil yang Lagi 'OTW' Jakarta
Ridwan Kamil mantan Gubernur Jawa Barat yang merupakan politkus Partai Golkar
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaLawan Ridwan Kamil, Ganjar Pasang Duet Rieke 'Oneng' dan Ono Surono Rebut Suara di Jabar
Ganjar mengaku tetap realistis untuk posisinya di Jawa Barat dengan menargetkan 40 persen suara.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya