Ricuh penggusuran Kebonharjo memakan korban
Merdeka.com - Sejak pagi pagar betis sudah berbaris di Kebonharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Warga dan aparat keamanan sama-sama siaga. Raut wajahnya seolah menyiratkan mereka bakal bertempur habis-habisan.
Warga setempat menolak digusur. Sebab, rencananya di lahan mereka akan dibangun rel kereta baru Jalur Stasiun Tawang-Pelabuhan Tanjung Emas, oleh PT Kereta Api Indonesia. Sebelum upaya pembongkaran, terjadi aksi saling dorong antara ratusan personel dengan warga Kebonharjo yang memblokade jalan masuk perkampungan.
"Belum ada putusan pengadilan! Kenapa kok sudah main bongkar saja!" teriak beberapa warga.
Satu orang warga meninggal, yaitu Jumai'in alias Pak Mian. Dia wafat karena kaget usai melihat ribuan personel dan tiga unit alat berat datang menghancurkan rumah.
Proses eksekusi dilakukan terhadap 101 rumah tak bersertifikat hak milik, dan enam rumah bersertifikat yang telah diganti rugi, serta satu beberapa fasilitas umum. Warga sempat memblokade Jalan Ronggowarsito menuju Kebonharjo, yang merupakan salah satu akses jalan utama dari Kawasan Kota Lama, menuju ke Pelabuhan Tanjung Emas. Namun ribuan aparat keamanan justru melewati area belakang dan merangsek dari wilayah perkampungan warga.
Aksi pelemparan batu oleh warga tak terhindarkan. Mereka melawan personel Brimob Polda Jateng dengan batu. Bahkan, petugas Brimob Polda Jateng sempat memberikan tembakan peringatan ke udara.
Pimpinan dan tujuh anggota DPRD Kota Semarang sampai turun memantau proses eksekusi lahan PT KAI itu. Legislator yang datang di antaranya Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Wiwin Sugiono (F Demokrat), Wakil Ketua DPRD Kota Semarang Joko Santoso (Gerindra), anggota DPRD Syahrul Kirom (F PKB), Sodri (F PKB) dan Sugihartini (F PDI). Supriyadi meminta supaya proses penggusuran dihentikan.
"Selain menghormati karena ada salah satu korban meninggal Pak Mi'an (60) yang syok. Kita juga meminta supaya tidak membongkar bangunan yang mempunyai sertifikat tanah berstatus HM (hak milik)," kata Supriyadi.
Meski dilobi dipimpin Supriyadi, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin, tetap menolak. Setelah mediasi dan dialog yang alot, upaya relokasi paksa itu akhirnya dihentikan sekitar pukul 17.45 WIB.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan Tewaskan 7 Orang yang Terjebak di Lantai 2, Ada Anak dan Balita
Api dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaTampang Kakak-Adik Pembunuh Pasutri di Ruko Kebayoran Lama
Kedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.
Baca SelengkapnyaMelihat dari Dekat Bledug Anak Kesongo Blora, Terbentuk dari Tekanan Perut Bumi
Bukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaPengakuan Pembunuh Pedagang Semangka di Kramat Jati: Murka Korban Tak Nikahi Istrinya
DJ menganiaya korban dengan cara membacok dan menyiram air keras pada Senin (8/1) kemarin.
Baca SelengkapnyaPBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan
Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.
Baca SelengkapnyaJambret Nekat Beraksi di Siang Bolong Curi HP Pesepeda
Di tengah-tengah banyaknya kendaraan yang melintas, kondisi itu ternyata tidak menghentikan pelaku yang saling berboncengan langsung memepet korban.
Baca SelengkapnyaTrauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian
Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaHeboh Panwascam Kranggan Kota Mojokerto Ramai-Ramai Mundur 14 Hari Jelang Pemilu, Ternyata Ini Sebabnya
Total yang mengundurkan diri sebanyak 14 orang. Terdiri dari 3 anggota Panwaslu Kacamatan Kranggan beserta 5 orang staf pedukung dan 6 Panita Kelurahan/Desa.
Baca Selengkapnya