Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ribut & konflik para jenderal polisi sudah ada sejak Kapolri pertama

Ribut & konflik para jenderal polisi sudah ada sejak Kapolri pertama Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. ©wordpress.com/wikipedia.org

Merdeka.com - Sepekan terakhir Korps Bhayangkara dirundung banyak masalah. Di dalam internal kepolisian itu terjadi mutasi jabatan para perwira tinggi secara tiba-tiba.

Dimulai dari Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Budi Gunawan menjadi calon kapolri tunggal pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lalu Kapolri Jenderal Sutarman dinonaktifkan sebelum masa pensiunnya habis. Sampai pada Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Komjen Suhardi Alius yang diganti secara diam-diam oleh Sespimti Irjen Budi Waseso dengan alasan yang tak jelas.

Konflik senyap di internal kepolisian itu hingga kini belum berakhir. Banyak kabar beredar bahwa di Mabes Polri terjadi jegal-menjegal antar perwira tinggi. Ada yang tak suka dengan pencalonan ini dan itu, ada pula yang menuding bahwa di dalam tubuh Mabes Polri ada sosok pengkhianat.

Rupanya konflik di dalam Korps Bhayangkara tak cuma terjadi sekali ini saja. Sejak era Kapolri pertama Soekanto Tjokrodiatmodjo, sudah ada perseteruan besar di dalamnya.

Dikutip dari buku 'Hoegeng, Polisi: Idaman dan Kenyataan', diceritakan pada zaman Kapolri pertama, sudah banyak para perwira-perwira tinggi polisi yang ingin melengserkan Kapolri Soekanto Tjokrodiatmodjo.

Hoegeng bercerita bahwa Soekarno Djojonegoro mengajak perwira-perwira lain mendesak Presiden Soekarno agar Soekanto diberhentikan dari jabatan Kapolri karena dianggap cuma asyik dengan ilmu kebatinan.

Selain masalah kebatinan, rupanya para perwira pada saat itu tak setuju dengan rencana Soekanto yang ingin melakukan retooling (pembersihan) di dalam internal kepolisian agar kinerjanya dianggap lebih efisien dan semakin produktif.

Dikutip dari buku 'Konflik dan Integritas TNI AD', kemudian pada 14 Desember 1959 Kapolri Soekanto mengecam perlawanan dari anak-anak buahnya itu. Soekanto menganggap pembangkangan itu sebagai bentuk penyelewengan dan justru akan memecah tubuh Polri.

Namun ternyata Presiden Soekarno malah menyalahkan cara berpikir dan langkah-langkah yang sudah diambil Kapolri Soekanto. Akhirnya pada 17 Desember 1959 Soekanto diberhentikan Presiden Soekarno dari jabatan Kapolri.

Singkat cerita, pada tahun 1962 resolusi para perwira polisi itu diterima. Presiden Soekarno pun menunjuk Soekarno Djojonegoro menjadi Kapolri kedua (pada saat itu bernama Kepala Kepolisian Negara). Soekarno Djojonegoro sekaligus diresmikan jabatannya menjadi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian (Men Pangak).

Pada era kapolri sekarang, banyak pihak yang berspekulasi bahwa penunjukan calon kapolri Komjen Budi Gunawan karena adanya banyak intervensi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal Komjen Budi Gunawan sudah ditetapkan tersangka kasus gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Walau begitu, para elite di Senayan tetap memproses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada Budi Gunawan beberapa waktu lalu. Hasilnya, Komisi III DPR menyetujui Budi Gunawan diangkat menjadi Kapolri baru pilihan Presiden Jokowi.

Hingga kini jabatan kapolri masih dipegang sementara oleh Wakapolri Badrodin Haiti yang diberi jabatan resmi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kapolri. Badrodin akan menjadi Plt Kapolri sampai proses hukum Budi Gunawan selesai.

(mdk/gib)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kepada Jokowi, Kapolri Beberkan Konsep Polres Khusus IKN

Kepada Jokowi, Kapolri Beberkan Konsep Polres Khusus IKN

Polres Khusus Kawasan IKN ini, akan memberikan pelayanan kepolisian terhadap enam kecamatan.

Baca Selengkapnya
Gerakan Petisi 100 Pemakzulan Presiden Jokowi Inkonstitusional, Ini Alasannya

Gerakan Petisi 100 Pemakzulan Presiden Jokowi Inkonstitusional, Ini Alasannya

Tidak cukup waktu untuk melakukan pemakzulan Jokowi sebelum Pilpres 2024 diselenggarakan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak di Pilpres, Perludem Nilai Bakal Jadi Pembenaran Pejabat Tak Netral

Perludem menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal presiden boleh berpihak di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Di Depan Jokowi, Kapolri Jenderal Sigit Tegaskan Sinergitas TNI-Polri Harga Mati

Di Depan Jokowi, Kapolri Jenderal Sigit Tegaskan Sinergitas TNI-Polri Harga Mati

Hal itu disampaikan Sigit di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat pimpinan TNI-Polri di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP Sindir Kapolri: Suara-Suara Rakyat Harapkan Polri Netral Tak Dukung Paslon Tertentu

Sekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Klarifikasi Polri Terkait Pesan Jenderal Sigit soal ‘Pemimpin Melanjutkan Estafet’

Klarifikasi Polri Terkait Pesan Jenderal Sigit soal ‘Pemimpin Melanjutkan Estafet’

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Sigit mengatakan sosok presiden selanjutnya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.

Baca Selengkapnya
Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos

Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Selengkapnya