Merdeka.com - Insan sepak bola masih berduka dengan Tragedi Kanjuruhan yang mengambil seratusan korban jiwa. Suporter di sejumlah daerah pun menggelar malam berkabung, termasuk di Medan dan Palembang.
Di Palembang, 2.000 orang suporter Sriwijaya FC menggelar malam berkabung
di Lapangan Sepak Bola Komplek Pakri Jalan Bambang Utoyo Palembang, Senin (4/10) malam. Acara dihadiri langsung Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Toni Harmanto dan Kapolrestabes Palembang Kombes Pol. Mokhamad Ngajib.
"Kami 2.000 orang dari tiga aliansi suporter Sriwijaya FC se-Sumsel malam ini khusus berkumpul berdoa memohon kepada yang tuhan Yang Maha Esa supaya para keluarga dan kerabat korban meninggal dunia diberikan ketabahan,” kata dia koordinator suporter Qusoi di lokasi.
Menurut Qusoi, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, merupakan ironi dan sudah menjadi tragedi kemanusiaan dunia. Seluruh pemain dan ofisial liga sepak bola dunia mengheningkan cipta untuk mengenang sekitar 125 orang suporter termasuk aparat kepolisian yang meninggal dunia,Sabtu (1/10) malam itu.
Dia menyebut, momentum ini sebagai pintu gerbang melakukan evaluasi total pada penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia. Segala bentuk rivalitas yang tidak sehat di luar lapangan, harus diakhiri.
"Jadi ke depan Polri/TNI dan suporter sepak bola Indonesia harus humanis dan bersinergi selamanya," ucapnya.
Qusoi juga menyampaikan, suporter tim berjulukan Laskar Wong Kito ini mendukung penuh upaya Polri untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi sehingga seratusan jiwa meninggal dunia. "Sekaligus berharap pada PSSI dan Kemenpora agar dengan cepat dan bijaksana, sehingga keputusan menghentikan sementara Liga 1 Indonesia tidak terlampau larut," imbuhnya.
Malam berkabung juga digelar di Medan. Ratusan suporter sepak bola di kota ini, termasuk anggota Aremania, menggelar aksi menyalakan 1.000 lilin di Taman Ahmad Yani, Kota Medan, Senin (3/10) malam
Suporter Aremania di Kota Medan meminta agar Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas. "Kami berharap kasus ini diusut tuntas, karena kasus ini merupakan tragedi besar kemanusiaan yang sangat memilukan," kata Ketua Umum Aremania Medan Ahmad.
Aksi menyalakan 1.000 lilin hingga doa bersama yang dilakukan ratusan suporter bola di Kota Medan ini sebagai bentuk berduka cita dan belasungkawa atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Ia menganggap Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa yang sangat merugikan bagi dunia sepak bola Indonesia. Dirinya berharap kejadian tragis itu tidak terulang lagi.
"Tragedi Kanjuruhan ini menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola dunia. Kita berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi," katanya.
Ia juga menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi yang terjadi setelah pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya.
"Kami mengucapkan turut berbelasungkawa terhadap kawan-kawan yang gugur di tribun dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan," ujarnya.
Advertisement
Sementara Kepolisian Daerah (Polda) Aceh dan tim sepak bola Liga 2 Persiraja Banda Aceh menggelar doa bersama untuk para korban dari Tragedi Kanjuruhan. Kegiatan itu dihelat di Masjid Babuttaqwa Utama, Jeulingke, Kota Banda Aceh, Senin (3/10) malam.
"Ini adalah bentuk keprihatinan dan belasungkawa Polda Aceh dan klub Persiraja terhadap para korban Kanjuruhan, Malang," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol Winardy.
Doa bersama dihadiri Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar dan Presiden Persiraja Zulfikar SBY. Ofisial tim, pemain, dan suporter klub sepak bola berjuluk Laskar Rencong itu turut hadir pada doa bersama itu.
Sebelum doa bersama, ratusan jemaah terlebih dulu melaksanakan salat Isya dan dilanjutkan dengan salat gaib.
Sementara di Gorontalo, polisi, TNI, Pemerintah Daerah, DPRD, Kejaksaan, BIN Daerah Gorontalo bersama masyarakat menggelar salat gaib dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan di Masjid Adzikra, Polda Gorontalo, Senin (3/10).
"Salat gaib dan doa bersama itu dilakukan untuk para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur," ucap Kapolda Gorontalo Irjen Pol Helmy Santika seusai doa bersama.
Ia menjelaskan, saat ini dunia sepak bola di Indonesia telah mengalami kedukaan akibat tragedi di Stadion Kajuruhan. Menurutnya, hal itu sangat memilukan dan menjadi pukulan yang berat bagi bangsa Indonesia, karena di saat bangsa bangkit dari keterpurukan akibat dari pandemi Covid-19 yang memakan banyak korban. Namun kini dihadapkan lagi dengan tragedi yang terjadi di Malang.
Komandan Korem 133/Nani Wartabone Brigjen TNI Amrin Ibrahim mengatakan turut berduka atas Tragedi Kanjuruhan. "Semoga almarhum diterima oleh Allah SWT, semua salah dan khilafnya, makanya sebagai bentuk duka cita kita kami bersama Pak Kapolda dan Forkopimda melaksanakan doa bersama untuk korban yang ada di Malang," ucap dia.
Sementara Klub Liga 1 Indonesia Persikabo 1973 juga turut menyampaikan duka cita terkait Tragedi Kanjuruhan. Dikutip dari rilis yang diterima, Senin (3/10), rasa duka cita disampaikan pelatih Persikabo 1973 Djadjang Nurdjaman (Djanur) terkait kejadian yang menelan korban jiwa.
"Terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Kami dari Persikabo 1973 menyampaikan duka yang mendalam. Setelah kabar beredar, kami semua saat makan pagi lemas mendengarnya dengan banyaknya jatuh korban jiwa," terang Djanur.
"Mari kita doakan yang wafat semoga mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan tentunya, semoga ini adalah kejadian terakhir dalam sepak bola Indonesia, Aamiin," sambungnya.
Senada dengan Djanur, gelandang Persikabo 1973 Munadi mengaku sempat tidak percaya saat bangun dan kemudian melihat telepon seluler dan ramai di media sosial terkait kejadian di Stadion Kanjuruhan. "Jujur saya langsung shock seperti yang lainnya mengingat itu adalah kejadian terbesar yang terjadi di sepak bola Indonesia dengan korban ratusan jiwa. Kami di sini mendoakan yang wafat, dan semoga keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan," ungkap Munadi.
Tragedi Kanjuruhan terjadi seusai laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3. Kepanikan muncul setelah penembakan gas air mata yang dilakukan pihak kepolisian.
Peristiwa ini menimbulkan ratusan korban. Sekurangnya 125 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya masih dalam perawatan akibat peristiwa itu. [yan]
Baca juga:
Kemensos Beri Layanan Psikososial untuk Keluarga Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan
Fakta yang Terungkap dari Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Seluruh Fraksi di DPR Sepakat Bentuk Pansus Tragedi Kanjuruhan
Pentolan Bonek Siap Datang ke Malang, Temui Aremania demi Usut Tragedi Kanjuruhan
Pos Lantas Sasaran Vandalisme Tragedi Kanjuruhan, Kapolda Sulsel: Kami Selidiki
Advertisement
Malu, Ibu di Madiun Bakar Bayinya Dalam Rumah
Sekitar 2 Menit yang laluKomisi II Tegaskan Tak Ada Urgensi Menghapus Jabatan Gubernur
Sekitar 6 Menit yang laluKemendagri Dorong Aparatur Generasi Muda Terapkan Cara Baru Jalankan Pemerintahan
Sekitar 10 Menit yang laluSekjen Kemendagri Minta Daerah Pedomani 8 Arahan Presiden
Sekitar 20 Menit yang laluGunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 1,5 Km ke Arah Kali Boyong
Sekitar 21 Menit yang laluHasil Uji 2 Lab Independen, Obat Praxion Bebas Etilen Glikol & Dietilen Glikol
Sekitar 22 Menit yang laluKPK Usut Penggunaan Uang Hasil Lelang Jabatan Pemkab Bangkalan oleh Bupati
Sekitar 31 Menit yang laluAktivitas Meningkat, Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas 1,5 Km Arah Kali Boyong
Sekitar 36 Menit yang laluMengenakan Batik Hitam, Jokowi Disambut Kapolri dan Panglima dalam Rapim TNI-Polri
Sekitar 45 Menit yang laluKKB Diduga Bawa Pilot Susi Air dan 15 Pekerja Bangunan ke Mapenduma
Sekitar 46 Menit yang laluRapim TNI-Polri Bahas Pengamanan Pemilu 2024, Presiden Dijadwalkan Hadir
Sekitar 2 Jam yang laluGadai Motor Demi Urai Macet, Babinsa Azmiadi Kini Dipanggil Panglima TNI ke Jakarta
Sekitar 3 Jam yang laluRatusan Mahasiswa Universitas Brawijaya Keracunan Saat Kegiatan Kemah Kerja
Sekitar 3 Jam yang laluLima WNI Hilang Kontak Usai Gempa Turki, Dua di Antaranya Terapis Spa
Sekitar 4 Jam yang laluPolisi Telusuri Imunisasi yang Dipakai Anak Gagal Ginjal Akut di Jakarta
Sekitar 15 Jam yang laluAnggota Brimob Bentak Babinsa TNI AD, Reaksi Prajurit Ini Bikin Merinding
Sekitar 19 Jam yang laluKetemu Jenderal Polisi, Pak Bhabin Ngaku Sama-sama Pernah Jadi Ajudan Wapres
Sekitar 19 Jam yang laluMomen Jenderal Mantan Ajudan Wapres Semangati Anggota Sakit, Beri Pelukan Hangat
Sekitar 20 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Jaksa Sentil Baiquni Soal Sikap Seorang Perwira Polisi Harus Gagah Berani
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 4 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 5 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 18 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang lalu3 Fakta Javier Roca: Pelatih Paling Apes pada BRI Liga 1 Musim Ini
Sekitar 29 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami