Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rentetan Aksi KKB Dinilai Manfaatkan Gelaran PON Demi Cari Perhatian Internasional

Rentetan Aksi KKB Dinilai Manfaatkan Gelaran PON Demi Cari Perhatian Internasional Pembakaran Fasilitas Umum di Distrik Kiwirok. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan teror dengan melakukan pembakaran sejumlah fasilitas umum. Seperti kantor Distrik, Kantor Kas Bank Papua Kiwirok, Puskesmas Kiwirok, Rumah Dokter, Barak Nakes, SD Inpres, Rumah Guru dan Pasar.

Tidak hanya itu, pembakaran juga dilakukan di sejumlah fasilitas pelayanan publik seperti Puskesmas, Perumahan Nakes, Sekolah SD dan SMP, Rumah Guru serta Balai Kampung.

Aksi beringas KKB membuat banyak pihak khawatir. Apalagi dalam waktu dekat segara digelar perhelatan olahraga nasional Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Pengamat Militer, Beni Sukadis, menilai ulah KKB beberapa waktu terakhir tidak lain mendapat perhatian dunia internasional. Apalagi di waku bersamaan, Papua sedang mempersiapkan gelaran PON XX.

"Untuk menjawab mengapa serangan ini terjadi, mungkin saja OPM sedang melakukan sabotase atas penyelenggaraan PON di Papua untuk mendapatkan perhatian dunia Internasional," kata Beni saat dihubungi, Kamis (16/9).

Rentetan aksi yang dilakukan kelompok teroris itu sekaligus ingin mengirimkan pesan. Bahwasannya mereka tetap eksis meskipun ragam upaya penindakan dilakukan kepolisian dan TNI.

Menurutnya, salah satu cara untuk memastikan perhelatan PON Papua berlangsung aman dengan melakukan gencatan senjata pada kelompok tersebut. Tetapi hal itu bisa dicapai jika dibarengi langkah super serius dan tegas dari pemerintah pusat.

"Jalan keluar jangka pendek belum ada yang berhasil untuk mengantisipasi serangan OPM ini. Sehingga yang patut dipikirkan bagaimana terjadi gencatan senjata agar PON bisa berjalan sesuai jadwal. Butuh keseriusan dan kebijakan dari pemerintah pusat untuk melakukan gencatan senjata sementara yakni dengan menawarkan suatu resolusi konflik (upaya damai sebagai tujuan) dalam jangka Panjang. Tanpa solusi jangka Panjang itu maka situasi Papua akan semakin sulit diatasi," ujarnya.

Sebaliknya jika upaya gencatan senjata tidak dilakukan, yang bisa dilakukan yakni melalui cara represif. Dengan catatan tetap mengedepankan kehati-hatian agar menghindari terjadinya pelanggaran HAM.

"Artinya untuk menghadapi kelompok bersenjata itu, pendekatan represif masih dilakukan oleh aparat keamanan sebagai taktik untuk menyelesaikan ancaman keamanan nasional," ucapnya.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, juga mencium gelagat yang sama dari serangkaian aksi KKB beberapa hari terakhir.

"Eskalasi di Papua itu bisa saja terkait PON. Bagaimanapun kelompok-kelompok macam itu pasti memperhitungkan momentum dan potensi keuntungan dalam setiap aksi yang dilakukan," ujar Fahmi.

Bukan tidak mungkin, katanya, eskalasi yang dimunculkan kelompok tersebut memang memiliki tujuan tertentu. Seperti menggagalkan terselenggaranya PON XX.

"Kalaupun dilaksanakan akan diwarnai dan dibayangi oleh gangguan keamanan serta berbiaya tinggi terkait aspek keamanan. Kalau soal aksi, mereka kan bisa dibilang konsisten melancarkan gangguan keamanan skala kecil sekalipun dan sporadis," imbuhnya.

Meski begitu, dia berharap pelaksanaan PON tetap harus dilakukan dan tidak harus ditunda lagi dengan alasan keamanan. Karena, apabila alasan keamanan menjadikannya PON tersebut batal digelar. Maka, citra bagi pemerintah maupun aparat keamanan semakin lemah di mata kelompok tersebut.

"Gelaran PON Papua merupakan hajat besar dan sudah sempat mengalami penundaan karena pandemi. Jika harus ditunda lagi karena alasan keamanan, tentu buruk bagi pemerintah maupun aparat keamanan namun menjadi catatan sukses dan dapat menjadi bahan propaganda yang menguntungkan bagi kelompok kriminal di Papua ini," ungkapnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan, katanya, dengan mempertebal pengamanan untuk memastikan pesta olahraga nasional itu berjalan dengan aman dan lancar.

"Dalam hal soft approach, memperkuat strategi persuasi, membangun dialog dan propaganda positif," katanya.

Sementara Pengacara HAM Papua, Gustaf Kawer, menilai gangguan Kamtibmas yang belakangan meningkat seharusnya adalah pekerjaan Rumah (PR) bagi aparat keamanan untuk lebih profesional dalam pengamanan dan tidak menjadikan situasi PON ini sebagai lahan bisnis keamanan dengan mengorbankan rakyat sipil.

"Yang perlu dilakukan oleh pihak TNI dan polisi adalah menghentikan peredaran amunisi dan senjata api yang marak dilakukan oleh oknum-oknum TNI dan polisi kepada kelompok-kelompok yang kemudian membuat gangguan Kamtibmas ini," ungkapnya.

Selain itu, Gustaf Kawer juga berharap agar pelaksanaan PON Papua di tengah pandemi tidak membuat kasus positif di daerah tersebut justru meningkat.

"Karena mobilisasi atlet dan pasukan untuk keamanan jaringan justru akan berdampak pada tingginya angka Covid di Papua dan Indonesia," ujar Gustaf.

KKB Bakar Fasum di Distrik Kiwirok Papua

Sebelumnya, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Tablo diduga membakar sejumlah fasilitas umum dan rumah warga di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Peristiwa ini juga diwarnai baku tembak yang mengakibatkan seorang personel TNI terluka.

Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf Christian Irreuw mengatakan, personel yang terluka yakni prajurit Yonif 403/WP yang tergabung dalam satgas pengamanan perbatasan. Diaterkena rekoset atau pantulan peluru di lengan kanan, namun kondisinya stabil.

"Memang benar Prada Ansar terluka di lengan kanan, namun kondisi stabil," kata Letkol Inf Irreuw kepada Antara yang menghubungi dari Jayapura , Senin (13/9) siang

Irreuw mengatakan, warga yang rumahnya dibakar untuk sementara diamankan di pos TNI dan Polri yang ada di Kiwirok.

KKB sebelumnya melakukan pembakaran alat berat milik PT Wijaya Karya (WIKA) yang sedang melakukan pembangunan jalan dari Oksibil ke Towe Hitam. Aksi itu diduga terkait penangkapan dua anggota KKB yang membawa lima pucuk senjata api dari PNG, Rabu (2/9).

Saat ini kelompok itu diduga menuju Batom. "Saya sudah meminta seluruh personel TNI khususnya yang bertugas di perbatasan RI-PNG meningkatkan kesiapsiagaannya," tutur Irreuw.

Kiwirok dan Batom merupakan salah satu distrik di Pegunungan Bintang yang berbatasan dengan PNG.

Aksi pembakaran kembali dilakukan Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo. Kali ini mereka membakar Puskesmas serta rumah tenaga kesehatan yang ada di Distrik Okhika, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

"Memang benar ada laporan KKB kembali melakukan pembakaran, namun kini bergeser ke Okhika yang letaknya berdekatan dengan Kiwirok," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Selasa (14/9), seperti diberitakan Antara.

Dia membenarkan, dari laporan yang diterima, fasilitas umum yang dibakar KKB di antaranya puskesmas beserta rumah tenaga kesehatan, gedung SD dan SMP beserta rumah guru, dan balai kampung.

Belum dipastikan kondisi warga sipil termasuk guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah itu, karena terbatasnya sarana komunikasi.

"Kami sudah minta Kapolres berkoordinasi dengan Bupati Pegunungan Bintang, agar diketahui kondisi terakhir di wilayah itu," katanya.

(mdk/lia)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Sepanjang 2023, Kepala BNPT: 148 Teroris Ditangkap

Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kenali Tiga Jenis Kebotakan yang Rentan Dialami oleh Masyarakat

Kenali Tiga Jenis Kebotakan yang Rentan Dialami oleh Masyarakat

Masalah kebotakan rentan terjadi pada masyarakat terutama pada tiga jenis tertentu berikut.

Baca Selengkapnya
Satu KKB Tewas Ditembak saat Serang Pos TNI di Intan Jaya

Satu KKB Tewas Ditembak saat Serang Pos TNI di Intan Jaya

KKB melakukan penyerangan dari arah pemukiman warga.

Baca Selengkapnya
Penjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Asongan Mengeluh

Penjualan Rokok Ketengan Bakal Dilarang, Pedagang Asongan Mengeluh

Penjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh

Baca Selengkapnya
Aktivis PP KAMMI Dikeroyok dan Sempat Diancam Dibunuh Anggota TNI di Jaktim, Begini Kronologinya

Aktivis PP KAMMI Dikeroyok dan Sempat Diancam Dibunuh Anggota TNI di Jaktim, Begini Kronologinya

Korban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.

Baca Selengkapnya
KPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan

KPK Dikabarkan Operasi Tangkap Tangan di Sidoarjo, Sejumlah ASN Diamankan

Walaupun sudah mengamankan sejumlah pihak, namun belum ada keterangan dari KPK.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Rokok dan Uang Rp20 Ribu, Tukang Potong Rambut Meninggal Dikeroyok

Gara-Gara Rokok dan Uang Rp20 Ribu, Tukang Potong Rambut Meninggal Dikeroyok

Aksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.

Baca Selengkapnya