Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rapor merah setahun Kapolri Sutarman dari IPW dan Kompolnas

Rapor merah setahun Kapolri Sutarman dari IPW dan Kompolnas bentrok tni dan polri di batam. ©2014 merdeka.com/andri

Merdeka.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Indonesia Police Watch (IPW) memberikan lapor merah terhadap kinerja Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Sutarman. Selama setahun menjabat, program kerja Sutarman sulit terealisasi, bahkan cenderung tak terlaksanakan.

Dalam keterangan pernya, Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala memandang implementasi kinerja Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Sutarman tak jelas. Hal itu akibat terlalu banyak program sehingga sulit direalisasikan.

Meski ada beberapa kritik, namun kepemimpinan Sutarman masih lebih baik dibandingkan dari pada kepemimpinan Jenderal Timur Pradopo. Saat itu, Timur Pradopo tak memahami visi-misinya sendiri.

"Pak Timur (Jenderal Timur Pradopo) lebih kacau lagi karena lupa dengan programnya. Kalau Pak Tarman masih memakai slide yang sama," ungkap dia.

Hal yang sama juga dinyatakan Ketua Presidium IPW Neta S Pane yang menilai kebijakan Kapolri Jenderal Sutarman selama ini buruk. Hal itu terbukti dengan banyaknya konflik antara anggota Polri dengan anggota TNI di sejumlah daerah.

"Jadi kalau dikasih rapor, rapornya merah karena arogansi jajaran di bawah mengental. Ini misalnya ditandai bentrokan antara TNI dan Polri di Batam kemarin," kata Neta S Pane di kantor Kompolnas Jakarta, Selasa (9/12).

Berikut empat kritik Kompolnas dan IPW soal rapor merah Jenderal Sutarman:

Setahun menjabat, kerja Kapolri tak terukur & keteteran

Kompolnas mengundang Kapolri Jenderal Sutarman untuk melakukan evaluasi kinerja selama menjabat setahun. Namun, Jenderal Sutarman berhalangan hadir dan diwakili oleh jajarannya.Komisoner Kompolnas Adrianus Meliala menyatakan implementasi kinerja Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Sutarman tak jelas. Hal itu akibat terlalu banyak program sehingga sulit direalisasikan."Kesannya tidak terukur, terlalu banyak dari segi program dan ujungnya keteteran sendiri. Belajar dari Pak Tarman (Jenderal Sutarman), semua pejabat Polri tidak harus banyak, cukup tiga atau empat hal dan terukur betul jadi tidak kedodoran," kata Adrianus di kantor Kompolnas Jakarta, Selasa (9/12).Namun, dia menilai kepemimpinan Sutarman lebih bagus daripada kepemimpinan Kapolri sebelumnya Jenderal Timur Pradopo. Saat itu, Timur Pradopo tak memahami visi-misinya sendiri."Pak Timur (Jenderal Timur Pradopo) lebih kacau lagi karena lupa dengan programnya. Kalau Pak Tarman masih memakai slide yang sama," terang dia.Lanjut dia, di era Timur Pradopo, Polri menolak untuk dievaluasi oleh Kompolnas. Sedangkan di era Sutarman ini mengalami perkembangan yang baik hubungan Polri dengan Kompolnas."Zaman Pak Timur terjadi penolakan tapi sekarang yang datang banyak. Mereka sudah paham harus dievaluasi kinerjanya," pungkas dia.

Rapor merah buat Sutarman

Kompolnas hari ini mengevaluasi kinerja Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Sutarman selama setahun menjabat. Mereka juga mengundang Indonesia Police Watch (IPW) untuk mendengarkan pandangannya atas kinerja Korps Bhayangkara ini.Ketua Presidium IPW Neta S Pane menilai kebijakan yang diterbitkan Kapolri Jenderal Sutarman selama ini buruk. Hal itu terbukti dengan banyaknya konflik antara anggota Polri dengan anggota TNI di sejumlah daerah."Jadi kalau dikasih rapor, rapornya merah karena arogansi jajaran di bawah mengental. Ini misalnya ditandai bentrokan antara TNI dan Polri di Batam kemarin," kata Neta S Pane di kantor Kompolnas Jakarta, Selasa (9/12).Menurutnya dalam kepemimpinan kapolri sebelum Sutarman tak ada bentrokan yang terjadi dalam jeda waktu yang singkat. Selain itu, penanganan atas massa demonstrasi kenaikan BBM pun terkesan represif."Dalam sejarah tidak ada bentrokan dua kali dalam tiga bulan seperti di Batam. Seperti di Makasar ada masyarakat yang tidak ikut demo hanya menonton, dia bukan mahasiswa tewas dan itu sekarang belum ketahuan tetapi isunya dilindas water cannon," terang dia.

Banyak jenderal, Kombes, dan AKBP tapi nganggur

Ketua Presidium IPW Neta S Pane menilai organisasi Polri saat ini tidak efektif bekerja. Hal itu akibat banyaknya struktur yang dibentuk namun tak memiliki tugas yang jelas."Organisasi (Polri) sangat tambun dan tidak lincah sehingga menumpuk di tengah dan di atas. Jadi banyak jenderal, kombes, dan AKBP yang nganggur," kata Neta S Pane di kantor Kompolnas Jakarta, Selasa (9/12).Akibat hal itu, menurutnya di Jawa Barat ada ratusan perwira yang menganggur. Kinerja di dalam organisasi pun saling bertumpukan."Di Jawa Barat ada 127 AKBP nganggur gak jelas kerjanya apa. Tambun ini organisasinya, kelihatan dari adanya Kabarharkam, buat apa kalau sudah ada deputi operasi," terang dia.Lanjut dia, banyaknya anggota yang menganggur ini akan menimbulkan masalah sendiri. Tak menutup kemungkinan mereka akan tergiur menjadi beking keamanan."Mereka yang nganggur jadi beking-beking juga buat tambah penghasilan," pungkas dia.

Teman sejawat Sutarman dijadikan pejabat

Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyebutkan sikap Kapolri Jenderal Sutarman selama setahun menjabat terkesan arogan. Hal itu terlihat dari banyaknya perwira tinggi seangkatannya yang dipaksakan mengisi struktur di Polri."Dari segi jabatan dalam era Sutarman terutama enam bulan di tahun terakhir banyak sekali angkatan 81 yang seangkatan sama Sutarman dan sudah mau pensiun dikasih jabatan strategis. Ini kan menunjukkan arogansi Sutarman sebagai kapolri," kata Neta S Pane di kantor Kompolnas Jakarta, Selasa (9/12).Menurutnya kebijakan itu ibarat aji mumpung. Alhasil, regenerasi di tubuh Polri pun tak bisa dijalankan dengan sempurna."Mentang-mentang dia kapolri kemudian temannya satu angkatan diangkat jadi pejabat. Okelah katakanlah dia berkualitas tapi kan dia sudah mau pensiun kasih dong kesempatan buat kader-kader yang muda," terang dia.Tak hanya itu, kebijakan Sutarman ini menimbulkan iri antar angkatan. Perwira-perwira muda di Polri pun menyayangkan tindakan seniornya tersebut."Di era Sutarman juga konflik antar angkatan terutama 81 dan 83 itu sangat tajam. Ini membuat angkatan-angkatan lain atau kader muda di kepolisian bertanya-tanya kok seperti ini," pungkas dia.

(mdk/tyo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulu Lulusan Terbaik Akpol 1991, Jenderal Bintang 3 ini Kini jadi Anak Buah Teman 1 Angkatannya

Dulu Lulusan Terbaik Akpol 1991, Jenderal Bintang 3 ini Kini jadi Anak Buah Teman 1 Angkatannya

saat Taruna, Ia berhasil menjadi lulusan terbaik Adhi Makayasa di Akademi Kepolisian.

Baca Selengkapnya
Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.

Baca Selengkapnya
Bukan Lulusan Akpol, Eks Bintara Polwan ini Pegang Komando jadi Kapolres

Bukan Lulusan Akpol, Eks Bintara Polwan ini Pegang Komando jadi Kapolres

Berikut sosok eks bintara Polwan yang bukan lulusan Akpol namun berhasil pegang komando jadi Kapolres.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Tabrak Dua Pemotor, Satu Pelajar SMP Tewas di Tempat

Polisi Tabrak Dua Pemotor, Satu Pelajar SMP Tewas di Tempat

Sampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kronologi kecelakaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Polisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan

Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.

Baca Selengkapnya
Jenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13

Jenderal Mohamad Hasan, Kapolri Era Soeharto dengan Segudang Prestasi Sampai Lahirnya Petisi 13

Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode Presiden Soeharto ini memiliki sederet prestasi selama memimpin.

Baca Selengkapnya
Perwira Polisi Menantu Ketua MPR Foto Bareng Jenderal Lulusan Terbaik, Putra Eks Kapolri Langsung Bereaksi

Perwira Polisi Menantu Ketua MPR Foto Bareng Jenderal Lulusan Terbaik, Putra Eks Kapolri Langsung Bereaksi

Menantu Ketua MPR ini foto dengan Kabareskrim Komjen Wahyu Widada

Baca Selengkapnya
Budayawan Sujiwo Kritik Keras Kapolri Soal Lampu Polisi yang Warna Biru Bikin Sakit Mata

Budayawan Sujiwo Kritik Keras Kapolri Soal Lampu Polisi yang Warna Biru Bikin Sakit Mata

Dikritik oleh masyarakat tentang lampu rotator yang terlalu silau, Kapolri perintahkan mobil polisi untuk memasang skotlet agar tidak mengganggu pengendara.

Baca Selengkapnya
Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati

Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati

Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.

Baca Selengkapnya