Merdeka.com - Wakil Gubernur Banten Rano Karno, mengaku dicecar oleh penyidik KPK soal dugaan suap sengketa pemilihan gubernur Banten di Mahkamah Konstitusi dalam pemeriksaan hari ini. Tetapi, pemeran Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu enggan merinci apa saja materi pertanyaan penyidik.

"Iya ditanyakan. Tapi ya begitu," kata Rano kepada awak media usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (17/1).

Bintang film kondang era 1980-an dan 1990-an itu mengaku awalnya diperiksa dalam kaitan perkara dugaan suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak, Banten. Tetapi, kemudian pemeriksaan meluas kepada hal sengketa Pilgub Banten dilaksanakan tiga tahun lalu. Dia pun mengaku tidak mengikuti proses gugatan itu di MK.

"Hari ini ada beberapa materi, pertama untuk Lebak, kemudian berkembang jadi Pilkada Banten. Tentang Pilkada Lebak ditanyakan. Saya tau enggak? Ya saya tahu. Tapi saya enggak tau tentang proses di MK-nya," ujar Rano.

Selebihnya, Rano berterimakasih kepada KPK karena para pejabat Pemerintah Provinsi Banten sudah diizinkan menemui Atut di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dia pun mengakui hal itu membantu kelancaran roda pemerintahan Banten, pasca-penahanan Atut.

"Saya bersyukur Alhamdulillah, bahwa pihak KPK telah mengizinkan Pemerintah Provinsi Banten untuk bertemu dengan ibu gubernur. Ini adalah sebuah langkah di mana supaya bisa bergerak semua," terang Rano.

Di akhir, Rano enggan mengungkap soal mahar politik sebesar Rp 7 miliar buat menggandengnya menjadi wakil Atut. Tetapi, dia mengaku sudah menjelaskan itu di depan penyidik, meski enggan merincinya di hadapan awak media.

"Artinya begini, ini bagian yang saya klarifikasi tadi," terang Rano yang pulang menumpang mobil Toyota Land Cruiser VX hitam bernomor polisi A 60 RK.