Rakyat Indonesia tak merasa terinjak pakaian bekas impor dari Korea
Merdeka.com - Baju-baju bekas dari Korea Selatan, Singapura dan Jepang tengah jadi sorotan. Hasil pemeriksaan Kementerian Perdagangan, satu potong baju bekas mengandung 216.000 bakteri berbahaya. Jika tak dicuci dengan khusus, bahaya sakit kulit, diare, hingga sakit kelamin mengintai.
Direktur Jendral Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono menyebut impor barang bekas ini menginjak harga diri bangsa. Di negara asalnya sudah jadi sampah, dikirim ke Indonesia, dan diperjualbelikan lagi.
"Baju bekas itu komoditi larangan, sehingga ada pembatasan. Kenapa? Pertama, dia mengganggu industri garmen. Kedua, mengganggu harga diri bangsa. Masa pakai barang bekas orang. Belum lagi masalah kesehatan, apakah barang itu bebas dari kuman," tegasnya.
Tak cuma Bea dan Cukai yang meradang. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga meradang menemukan fakta impor pakaian bekas yang mengandung ribuan bakteri. Menurutnya, ini sebagai pelecehan terhadap martabat bangsa.
Rachmat menuturkan, barang impor yang masuk ke Indonesia didominasi barang konsumsi. Tidak hanya makanan dan minuman, termasuk juga pakaian. Buktinya, dari hasil uji sampe di laboratorium Kementerian Perdagangan, pakaian impor bekas yang masuk Indonesia mengandung ribuan bakteri berbahaya bagi manusia.
"Impor kita itu yang kualitasnya rendah, barang konsumsi itu tinggi sekali. Coba kalau bangsa pasar kita diisi buah-buahan terkontaminasi, pakaian bekas ilegal, barang-barang berkualitas rendah. Yang rugi adalah konsumen. Dampak yang didapat konsumen adalah keselamatan, keamanan, kesehatannya," ucapnya.
Pemerintah boleh marah, namun rupanya warga Indonesia cuek saja dan tak merasa harga dirinya terinjak-injak dengan mengenakan pakaian bekas impor. Kapan lagi dapat kemeja flanel bermerk dengan harga Rp 30.000. Atau jaket jeans asli dengan harga Rp 50.000.
"Kalau sudah dicuci bersih, direndam air mendidih juga tak masalah. Daripada beli ke mal, harganya ratusan ribu. Mending uangnya buat yang lain," kata Bayu, seorang pelanggan baju-baju bekas eks Korea Selatan saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (8/2).
Santi (25) juga tak merasa harga diri bangsa terusik dengan membeli pakaian bekas dari luar negeri. Menurutnya konsumen akan memilih barang yang lebih murah.
"Harga diri bangsa terinjak-injak itu kalau pejabatnya pada korupsi. Soal pakaian bekas ini biasa saja lah. Kalau mau ya dilarang sekalian. Jangan ada yang boleh masuk lewat jalur tikus," kata Santi yang jadi langganan di Pasar Gede Bage Bandung alias Cimol.
Impor baju bekas ini memang ilegal. Namun seolah aparat tak berdaya menangkapi tikus-tikus pelabuhan yang menjadi penguasa impor baju bekas asal negara-negara Asia ini. Apalagi seperti pengakuan Bayu dan Santi, baju bekas ini laku keras di pasaran.
Simak penelusuran merdeka.com soal masuknya jutaan potong baju bekas ini ke Indonesia.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terpisah Jarak Korea Indonesia, Prosesi Lamaran Pasangan Ini Viral Curi Perhatian
Selalu ada jalan untuk semua niat baik termasuk rencana untuk melamar kekasih.
Baca SelengkapnyaBeras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg
Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Kembali Impor Beras di 2024, Jumlahnya 2 Juta Ton
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRespons Cak Imin soal Hadi Tjahjanto Bakal Dilantik Jadi Menko Polhukam dan AHY Menteri ATR
Presiden Jokowi membenarkan bahwa ada pelantikan menteri pada Rabu besok.
Baca SelengkapnyaPesan Kepala BP2MI ke Pekerja Migran Indonesia
Benny mengatakan, pekerja migran Indonesia yang diberangkatkan ke Korea Selatan ini merupakan orang-orang pilihan dan memiliki kompeten.
Baca SelengkapnyaAda Pembatasan Impor, Barang Ilegal Diprediksi Makin Marak Masuk Indonesia
Pemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaSekjen Repro: Pemilih Pandai Paham Pertahanan Negara Sangat Penting untuk Indonesia
Meski memilih menjadi negara netral, Indonesia dihadapkan pada sejumlah ancaman dan tantangan yang perlu diantisipasi dengan bijak.
Baca Selengkapnya