Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rabies Merebak di Kalbar Usai NTT, 10 Warga Meninggal Dunia

Rabies Merebak di Kalbar Usai NTT, 10 Warga Meninggal Dunia Antisipasi penyebaran rabies. ©2017 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - 10 Orang meninggal dunia akibat rabies di dua kabupaten Kalimantan Barat. Jumlah itu berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, sampai dengan tanggal 7 Juni 2023.

Dari 10 orang tersebut, tujuh orang meninggal di Kabupaten Sintang dan 3 lainnya di Kabupaten Landak. Korban meninggal tertular rabies dari gigitan anjing yang tidak diberikan vaksin rabies.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan bahwa semua kasus kematian akibat rabies terjadi dikarenakan kasus gigitan hewan penular rabies tidak dilaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), sehingga kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) tidak ditangani sesuai dengan tata laksana yang benar (cuci luka dan pemberian VAR).

"Hasil penelusuran penyakit rabies pada hewan di Provinsi Kalimantan Barat telah ditemukan 9 sampel hewan terkonfirmasi laboratorium positif rabies di 5 Kabupaten/Kota di antaranya pada kabupaten Landak, Sintang, Melawi, Sekadau dan Kota Singkawang," kata Erna, Jumat (9/6).

Jumlah Kasus

Kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Kalimantan Barat hingga saat ini terhitung sebanyak 1.674 korban. Kasus gigitan sebanyak 32% menyerang anak-anak di bawah 10 tahun, 14% menyerang remaja, 47% menyerang orang dewasa dan sisanya 7% adalah lanjut usia. Hewan yang menggigit 85% adalah anjing, 13% kucing dan 2% kera atau monyet.

Erna menerangkan, penyakit rabies dapat ditularkan dari air liur hewan penular rabies melalui gigitan atau cakaran. Hewan yang dapat menularkan rabies antara lain anjing, kucing, kera atau monyet, dan hewan berdarah panas lainnya.

"Pencegahan rabies di manusia dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran akan pemeliharaan hewan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan," kata dia.

Pencegahan

Rabies sendiri dapat dicegah dimulai dari hewannya yaitu dengan memberikan vaksin rabies yang dimulai sejak umur hewan 3 bulan dan diulang kembali setiap tahun sekali. Pemeliharaan dengan memberikan penanda kepemilikan pada hewan akan mempermudah pemilik dan masyarakat sekitar mengenal hewan dan asal hewan.

"Bagi masyarakat yang akan memelihara hewan diharapkan jangan mengambil hewan yang berasal dari lokasi tertular rabies dan belum diberikan vaksinasi rabies," ujar Erna.

Tindakan pengendalian telah dilakukan Dinkes Kalbar dengan memberikan vaksin rabies pada hewan dan perlengkapan vaksinasi di lokasi yang terjadi kasus kematian dan positif rabies di hewan.

"Dinas Kesehatan Kalimantan Barat telah mendistribusikan kebutuhan Vaksin Anti rabies dan Serum Anti Rabies kepada kabupaten/kota yang membutuhkan dan melakukan komunikasi, edukasi dan informasi di masyarakat. Masing-masing kabupaten/kota telah dialokasikan operasional untuk pelaksanaan sosialisasi terkait rabies di masyarakat dan vaksinasi rabies pada hewan," kata dia.

Penjelasan Kemenkes Penyebab Kasus Rabies Meningkat di NTT

Kementerian Kesehatan RI menilai pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kasus rabies di Indonesia meningkat. Pandemi membuat kegiatan vaksinasi pada hewan juga terhenti.

"Puncaknya tahun 2022. Jadi pada tahun 2020, 2021 itu kan zaman Covid-19 semua kegiatan berhenti termasuk vaksinasi terhadap hewan peliharaan. Kemudian efektivitas vaksin yang disuntikkan kepada hewan juga sudah mulai menurun maka terjadi lonjakan yang luar biasa pada tahun 2022," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (2/6). Demikian dikutip dari Antara.

Data Kemenkes, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada 2020 sebanyak 82.634, dengan 40 kematian. Pada 2021 sempat menurun menjadi sebanyak 57.257, dengan 72 kematian. Kemudian pada 2022 kembali meningkat sebanyak 104.229 kasus dengan 102 kematian.

"Dan 2023 sampai saat ini sudah ada lebih dari 31.000 kasus gigitan yang dilaporkan, dan ada 11 kematian," paparnya.

Imran menambahkan, hingga Mei 2023 terdapat 25 provinsi yang menjadi endemis rabies dan hanya delapan provinsi yang bebas penyakit rabies.

Dalam kesempatan itu Imran menjelaskan gejala rabies pada manusia yakni pada tahap awalnya adalah timbul demam, lemas, lesu, tidak nafsu makan atau anorexia, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan dan sering ditemukan nyeri.

Setelah itu, terjadi rasa kesemutan atau rasa panas (parestesi) di lokasi gigitan, cemas dan mulai timbul fobia yaitu hidrofobia, aerofobia, fotofobia sebelum meninggal dunia.

"Jadi tata laksana pada orang yang sudah masuk ke gejala rabies yang berat itu mereka harus dilakukan isolasi di rumah sakit di ruang yang gelap, karena mereka takut dengan cahaya," paparnya.

Sementara gejala pada hewan, menjadi ganas dan tidak menurut pada pemiliknya.

"Jadi hati-hati kalau biasanya punya anjing yang penurut dan suatu saat tidak nurut bahkan menggigit, itu hati-hati," tuturnya.

Gejala lainnya, lanjutnya, yakni hewan tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka, dan air liur keluar secara berlebihan. Kemudian, bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang dan diikuti oleh kematian.

"Pada rabies asymptomatic hewan tidak memperlihatkan gejala sakit dan tiba-tiba mati," katanya.

Dalam rangka menanggulangi rabies di Indonesia, Imran menyampaikan yakni dengan terus melakukan koordinasi secara berkala dengan Lintas Kementerian/Lembaga melalui pendekatan One Health.

Kemudian, menyediakan Pedoman Penanggulangan Rabies untuk seluruh Faskes tingkat pertama dan lanjutan. Melatih pengelola program zoonosis baik dari sektor kesehatan manusia, hewan, maupun satwa liar. Menyediakan kebutuhan logistik berupa Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR).

Selain itu, menyediakan Media KIE untuk seluruh Faskes tingkat pertama dan lanjutan. Melakukan penyelidikan epidemiologi terpadu (sektor kesehatan manusia, hewan, dan satwa liar) jika terjadi peningkatan kasus/KLB. Melakukan surveilans pada manusia melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon. Dan membentuk Rabies Center.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ciri-Ciri Kucing Rabies yang Penting Dipahami, Ketahui Penyebabnya

Ciri-Ciri Kucing Rabies yang Penting Dipahami, Ketahui Penyebabnya

Ciri kucing rabies yang penting diketahui dan dipahami oleh semua orang.

Baca Selengkapnya
Bocah 12 Tahun di TTS NTT Tewas Akibat Digigit Anjing Rabies

Bocah 12 Tahun di TTS NTT Tewas Akibat Digigit Anjing Rabies

Bocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.

Baca Selengkapnya
40 Persen Kucing dan Anjing di Indonesia Sudah Vaksinasi Rabies

40 Persen Kucing dan Anjing di Indonesia Sudah Vaksinasi Rabies

Jumlah hewan kesayangan yang melimpah di Indonesia menimbulkan beragam permasalahan bagi para pemilik anabul dan hewan peliharaan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Polio yang Wajib Diketahui, Kenali Gejalanya

Cara Mencegah Polio yang Wajib Diketahui, Kenali Gejalanya

Dengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.

Baca Selengkapnya
Pencari Madu di Pulau Rinca Digigit Komodo

Pencari Madu di Pulau Rinca Digigit Komodo

Akibat gigitan komodo itu korban mengalami luka di kedua tangan dan paha kiri.

Baca Selengkapnya
Tiga Warga Baduy Digigit Ular Berbisa Kondisinya Cukup Parah, Tetapi Menolak Dirujuk

Tiga Warga Baduy Digigit Ular Berbisa Kondisinya Cukup Parah, Tetapi Menolak Dirujuk

Salah satu korban gigitan ulat berbisa di Kampung Cibogo Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, pada bagian tangan kanananya menghitam dan membusuk.

Baca Selengkapnya
Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat

Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Viral Lansia Jatuh di Pinggir Jalanan Jogja hingga Ditabrak Motor, Sikap Pengendara Lain Jadi Sorotan

Viral Lansia Jatuh di Pinggir Jalanan Jogja hingga Ditabrak Motor, Sikap Pengendara Lain Jadi Sorotan

Meski pagi itu jalanan tampak cukup ramai, tapi tak satu pun orang datang atau berhenti sebentar untuk menolong lansia malang itu.

Baca Selengkapnya