PVBMG: Longsor raung karena hujan intensitas tinggi, bukan hutan gundul
Merdeka.com - Fenomena bencana tanah longsor yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di kawasan lereng Gunung Raung Banyuwangi murni disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi yang mengakibatkan longsoran tanah di kawasan hulu. Hal tersebut disampaikan Perekayasa Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Imam Santosa dalam sosialisasi laporan hasil kajian pemeriksaan gerakan tanah/longsor di Banyuwangi, Selasa (22/5).
Imam menyampaikan longsor yang berkali-kali terjadi di lereng Raung tersebut disebabkan oleh curah hujan tinggi dan terus menerus.
"Sudah kami cek langsung ke atas, ternyata hutannya masih sangat lebat. Jadi bukan karena hutan gundul seperti yang kami duga. Kesimpulannya, ini murni faktor alam yaitu curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan pergeseran tanah," terang Imam.
Imam melanjutkan akibat air hujan dengan intensitas tinggi itu akhirnya mengikis permukaan tanah di lereng gunung sehingga menimbulkan pergesaran tanah atau yang dikenal dengan longsoran. Berdasar pantauan PVBMG, lanjutnya, areal longsor di hulu sungai badeng tersebut cukup luas. Longsor yang terjadi di kawasan Raung ini mencapai ketinggian 390 meter dengan lebar 40-50 meter.
"Sekali lagi kami tegaskan, ini bukan akibat kontaminasi manusia. Karena lokasi longsor ini di hutan yang sangat tinggi, yang sangat susah dijangkau. Sehingga mustahil bagi orang melakukan aktivitas di lokasi semacam ini, seperti menebang pohon, alih lahan dan lainya. Kemarin saja, untuk cek lokasi longsornya, saya dan tim butuh lima jam perjalanan menuju lokasinya," tegasnya.
Ditambahkan Imam, saat longsor beberapa waktu lalu, reruntuhan material dari tebing mencapai 1-2 juta meter kubik, yang berupa tanah, pasir, lumpur, dan pepohonan tumbang akibat pergeseran tanah. Material tersebut kemudian menimbun sungai Badeng yang menyebabkan peningkatan sedimentasi di sungai tersebut.
"Reruntuhan material inilah yang meningkatkan potensi banjir bandang," jelas dia.
Untuk itu, Imam meminta pemkab untuk bisa mengajak warga sekitar aliran badeng lebih waspada terhadap ancaman banjir bandang sewaktu-waktu.
"Ada 14 desa dan empat kecamatan yang berpotensi terdampak bencana ini," ujar Imam.
Imam lalu merekomendasikan beberapa tindakan mitigasi yang perlu dilakukan pemkab bersama warga sekitar. Mulai dari membentuk forum warga untuk memudahkan berkomunikasi, hingga pemasangan CCTV di kawasan hulu.
"Bisa juga membuat sabo dam/tanggul penahan luapan banjir untuk mewaspadai air di hilir jika tiba-tiba berhenti Jika memang terjadi sumbatan di hulu, maka warga harus segera melakukan pembobolan secara perlahan untuk mengurangi volume air yang tertampung di sana," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi Fajar Suasana menyatakan akan menindaklanjuti rekomendasi dari PVBMG tersebut. Pihaknya memastikan akan segera membentuk tim khusus pemantau kondisi di hulu.
"Akan ditindaklanjuti. Kami akan melibatkan warga pencari burung atau madu dengan cara meningkatkan pengetahuan mereka tentang tanda-tanda potensi banjir. Jadi saat mereka ke hutan dan melihat tanda-tanda itu, mereka bisa segera melaporkan kepada kepala desa setempat," kata Fajar.
Dia menambahkan, Banyuwangi sendiri sudah melakukan berbagai upaya mitigasi banjir bandang. Mulai dari normalisasi aliran sungai, pembersihan sendimentasi, hingga pelatihan penanggulangan bencana bagi relawan dan warga daerah potensi terdampak bencana.
"Ini kami lakukan dengan kolaborasi bersama SKPD terkait," katanya.
(mdk/end)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran
Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaKorban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Bertambah, 24 Meninggal Dunia dan Lima Masih Dicari Tim SAR
Untuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaIni Titik Banjir dan Tanah Longsor Akibat Cuaca Ekstrem Kota Semarang
Cuaca ekstrem di Semarang menyebabkan banjir, tanah longsor sampai angin kencang
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Curah Hujan Tinggi, BNPB Minta Masyarakat Waspadi Potensi Banjir dan Tanah Longsong
BNPB menyebut terdapat sekitar 39 kejadian bencana alam yang terjadi selama periode 4-10 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaFOTO: Guyuran Hujan Lebat Ciptakan Bencana Longsor Parah di Pegunungan Filipina, Lima Orang Tewas dan Puluhan Luka-Luka
Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah seiring tim penyelamat masih melakukan pencarian korban.
Baca SelengkapnyaWaspada, Ini Ciri-Ciri Angin Puting Beliung Ekstrem Muncul seperti di Rancaekek
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengungkapkan ciri-ciri angin puting beliung.
Baca SelengkapnyaBRIN: Puting Beliung di Rancaekek Disebabkan Perubahan Tata Guna Lahan, Tanda-Tanda Alami Pemanasan Intensif
Perubahan tata guna lahan di Rancaekek dari sebelumnya kawasan hijau menjadi industri.
Baca SelengkapnyaPVMBG: Gunung Semeru Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Awan Panas dan Lahar Bisa Mencapai 17 Km
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaBNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul
Baca Selengkapnya