Puti yakinkan profesor Jepang bahwa Bung Karno adalah peletak dasar negara
Merdeka.com - Perjuangan calon wakil gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno di dunia Internasional berlanjut. Puti kali ini meyakinkan kepada profesor-profesor di Universitas Kokushikan, Jepang, bahwa Soekarno merupakan peletak dasar negara.
"Ketika ditanya Dokter Radjiman Wediodiningrat, bahwa Indonesia merdeka apa dasarnya? Bung Karno menjawab Pancasila," kata Puti Guntur Soekarno.
Puti menuturkan, kalau Bung Karno ditanya pemikiran politik, kemasyarakatan dan sosio ekonomi, maka persoalan itu dijawab persatuan nasional. Namun saat ditanya tentang pemikiran di bidang kenegaraan, maka Soekarno akan menjawab Pancasila.
Hal ini diketahui melalui 'Risalah Sidang Badan Oentoek Menyelidiki Oesaha-Oesaha Persiapan Kemerdekaan', yang lazim disebut Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) yang otentik.
"Kita menemukan fakta sejarah bahwa pidato Bung Karno 1 Juni 1945 merupakan jawaban atas pertanyaan dokter Radjiman Wediodiningrat persoalan landasan negara," ujarnya.
Atas dasar fakta sejarah itu, dr. Radjiman Wediodiningrat dan Bung Hatta menyatakan bahwa Pancasila lahir 1 Juni 1945 dan penggalinya adalah Ir. Soekarno. Pernyataan dua tokoh pendiri negara bangsa ini diperkuat oleh kesaksian Mr. Maramis dan Mr. Achmad Soebardjo sebagai anggota BPUPK yang masih hidup semasa rezim Suharto.
Dengan demikian, upaya untuk memanipulasi hari lahir Pancasila dan penggalinya telah dipatahkan berdasarkan otentisitas data. Selain itu, otoritas dari tokoh-tokoh yang mengikuti sidang-sidang BPUPK tatkala membahas dasar negara. "Semakin kuat bahwa Soekarno merupakan peletak dasar negara berupa Pancasila," ujar Puti.
Persoalan ini, lanjut dia, sempat ada upaya untuk memanipulasi. Namun, upaya tersebut gagal lantaran banyak kekuatan dasar sejarah lahirnya Pancasila. Selain lahir Pancasila, upaya manipulasi sejarah dalam percaturan kekuasaan juga dilakukan pasca 1 Oktober (Gestok) 1965. Kondisi inilah yang membuat adanya pergeseran di Indonesia, karena ada kelompok-kelompok yang bertentangan saat ini.
Meski muncul adanya upaya membelokkan sejarah, kondisi tersebut sama sekali tidak mempengaruhi dukungan rakyat terhadap Bung Karno. Imbasnya, kemerdekaan Indonesia lahir dari kristalisasi keringat sebagai amanat penderitaan rakyat, meski ada 'janji' Jepang di sana.
Seperti telah diuraikan, dinamika perjuangan kemerdekaan Indonesia saat itu dimotori 'Empat Serangkai' yaitu, Bung Karno, Bung Hatta, K.H. Mas Mansur dan Ki Hadjar Dewantara dalam Putera.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaButet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ari lantas mengutip pernyataan Ganjar agar persatuan Indonesia harus terus dibangun melalui kedewasaan berdemokrasi dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaHubungan antar bangsa belum tentu akan berjalan seiringan selamanya. Semua tergantung kepentingan.
Baca SelengkapnyaArgumen kedua Ganjar yang didukung Prabowo adalah soal menata peran institusi pertahanan dan keamanan.
Baca SelengkapnyaGibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaBerikut bukti bahwa Nusantara berisikan 'harta karun' menakjubkan.
Baca Selengkapnya