Purbalingga kembali raih rekor MURI, 1.471 ibu menyusui bersama
Merdeka.com - Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, kembali mencetak rekor ibu menyusui terbanyak. Kali ini sebanyak 1.471 ibu dan anak serentak melakukan kegiatan menyusui di di GOR Mahesa Jenar, Kamis (11/8).
"Dengan demikian, rekor ini memecahkan rekor sebelumnya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 dengan jumlah peserta sebanyak 991 ibu dan anak," kata perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI) Semarang, Sri Widayati.
Bupati Purbalingga, Tasdi menuturkan, pemecahan rekor MURI untuk ibu menyusui merupakan upaya mendorong dan memotivasi anak-anak mendapat asupan gizi yang baik. Diakuinya, kegiatan ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan gizi anak sejak dini.
"Pemecahan rekor MURI ini merupakan bagian promosi ASI eksklusif bagi ibu. Karena bagaimana pun juga, ASI eksklusif hukumnya wajib. Selain itu, kami berharap jangan sampai menimbulkan anak kurang gizi atau juga gizi buruk," ucap Tasdi.
Dalam acara tersebut, hadir juga Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moeloek. Dia mengapresiasi agenda yang dikhususkan untuk peningkatan pemberian ASI eksklusif tersebut. Dia menilai, penghargaan MURI merupakan langkah baik untuk mendorong peningkatan ibu menyusui di Purbalingga.
"Pemkab Purbalingga menyadari ini penting sekali, sehingga memotivasi para ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif, apalagi di Purbalingga ada 46 perusahaan yang 90 persen pekerjanya adalah perempuan usia muda dan memiliki anak kecil di rumah," ujar Nila.
Dia merasa langkah yang dilakukan bupati Purbalingga perlu didukung. Apalagi di wilayah itu diketahui masih banyak anak kekurangan gizi.
"Bupati sangat peduli, ini karena menyangkut angka kekurangan gizi, meski sudah turun, tetapi tetap ada di Purbalingga," jelasnya.
Di sisi lain, Nila mengakui bahwa salah satu penghambat anak mendapat ASI eksklusif lantaran ibu bekerja. "Saya tidak menyalahkan ibu bekerja, karena mereka bekerja juga untuk menopang perekonomian keluarga. Tetapi, penekanannya di tempat bekerja harus ada ruang untuk laktasi bagi ibu, agar bisa disimpan dalam lemari es," ucapnya.
Untuk di Purbalingga, lanjut Nila, beberapa perusahaan telah dikunjunginya memberikan tempat laktasi. Meski begitu, tetap saja dia merasa masih banyak hal perlu diperbaiki.
"Kekurangannya, karena hanya ada dua kali jam istirahat sedangkan daya tampungnya kurang. Sehingga, ibu tidak bisa melaktasi dalam waktu yang bersamaan," jelasnya.
Diakuinya, saat ini gerakan laktasi sudah mulai meningkat kembali. Dia mengemukakan, sebelumnya indeks ibu menyusui hanya di angka 24-an, saat ini sudah mencapai 65,1.
"Kalau bisa terus ditingkatkan lagi. Selama ini, kami dibantu NGO, LSM dan kelompok ibu yang mendorong untuk menyusui. Kalau di Purbalingga bisa dibantu melalui privat sector melalui program CSR," jelasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut dari hasil pemeriksaan sementara, aksi bejat itu dilakukan pelaku sejak korban berusia 10 hingga 16 tahun.
Baca SelengkapnyaRembuk Pemuda merupakan gerakan kepemudaan nasional yang diinisiasi Aidil Pananrang.
Baca SelengkapnyaPihaknya mendukung Prabowo-Gibran karena paslon nomor urut 02 tersebut memiliki kepedulian terhadap petani.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aipda Purnomo dikenal senang membantu masyarakat sekitar, termasuk pria paruh baya yang sedang mencari rongsokan di jalan ini.
Baca SelengkapnyaRatusan pemuda se-Sultra menggelar silaturahmi untuk memantapkan pemenangan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPrabowo berharap semua warga Riau yang hadir untuk memilihnya.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaJutaan tahun yang lalu, Bumiayu merupakan rumah bagi peradaban kehidupan purbakala
Baca Selengkapnya