Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PSI Usul Pemerintah Transparan Soal Data Corona, Ini Kata Pengamat Kebijakan Publik

PSI Usul Pemerintah Transparan Soal Data Corona, Ini Kata Pengamat Kebijakan Publik sterilisasi kendaraan menuju Sukabumi. ©2020 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mendukung usulan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agar pemerintah transparan membuka data sebenarnya dalam isu Corona alias Covid-19. Sebelumnya, PSI mengirimkan surat terbuka kepada Menkes Terawan Agus Putranto agar memberikan informasi sebenarnya tentang Covid-19.

Agus mengatakan, pemerintah sampai saat ini masih belum terbuka mengenai penyebaran virus asal Wuhan, China ini. Hal ini penting, menurut dia, demi memberikan gambaran menyeluruh mengenai ancaman virus Corona. Sehingga, kebijakan publik yang diambil dari pusat hingga ke daerah demi pencegahan menjadi tepat sasaran.

Agus menjelaskan, data yang disampaikan pemerintah saat ini berasal dari rumah sakit. Sehingga perkalian itu dilakukan lantaran masih adanya pasien positif meninggal namun tidak masuk rumah sakit.

Untuk itu, Agus mendukung usulan PSI agar pemerintah membuka data sebenarnya. Namun, dia mengatakan, hal tersebut terkendala belum adanya test swab massal.

"Pemerintah harus mengucurkan uangnya, saat ini kita harus membereskan sakitnya. Ekonomi itu entar saja," tegasnya.

Dia juga menyoroti belum meratanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Sebab saat ini yang menjadi fokus pemerintah hanya ojek online. Sementara masih banyak warga berprofesi lain turut berdampak virus Corona.

"Negara ini lalai, sekarang pemerintah cuma bicara saja, duitnya enggak ada. Jangan cuma yang online saja diurusin, sopir angkot, bajaj dan bus yang resmi juga terdampak. Karena saya sendiri sudah nemuin 2 keluarga sopir angkot enggak bisa makan," tutupnya.

PSI Minta Transparan

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie dan Sekjen Raja Juli Antoni, beberapa hari lalu meminta Menkes Terawan Agus Putranto menyampaikan secara transparan dan tidak ada yang ditutupi soal penanganan Covid-19 ini.

Menurut Antoni, Menkes bisa memulai dengan keterbukaan soal kekurangan jumlah alat tes PCR yang masih dibutuhkan, jumlah ventilator yang harus dibeli, jumlah laboratorium yang diperlukan, dan jumlah rumah sakit serta tenpat tidur untuk merawat pasien Covid-19.

"Rakyat pasti bisa memahami karena masalah serupa juga dihadapi semua negara di dunia," ujar Antoni, Kamis kemarin (9/4).

Pemerintah Bantah Tak Transparan

Sementara itu, Menkes Terawan Agus Putranto menegaskan, tidak ada yang ditutupi-tutupi soal virus corona (Covid-19). Pemerintah sejauh ini sudah transparan melaporkan atau menginformasikan soal jumlah kasus.

"Kalau enggak transparan enggak mungkin tiap hari saya hadapi. Saya sangat transparan. Tidak ada yang tersembunyi, kita ungkapkan apa adanya," kata Menkes di Kantor Kemenko PMK, Kamis (27/2).

Begitu halnya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan, pemerintah tidak menutupi kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

Hal itu kata dia terbukti setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan ada 2 kasus positif virus corona di Indonesia.

"Kemarin kita sudah melihat Presiden dengan menteri terkait adanya orang terkena corona virus. Kedua orang ini karena ketemu dengan orang dari luar negeri," kata dia dalam video yang unggah di Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Selasa (3/3).

"Dirunut secara detail sehingga ditemukanlah kasusnya seperti ini. Jadi kami tidak pernah menutupi kasus ini (corona)," sambungnya.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap
Menelusuri Perbedaan Perolehan Suara PSI antara C1 dan Data Sirekap

Pada 26 Februari lalu, partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi itu hanya memperoleh 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya

Peristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen
PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen

PAN menilai Indonesia penting memiliki Presiden seperti Prabowo Subianto yang mengerti dan memahami tentang geopolitik, pertahanan dan keamanan.

Baca Selengkapnya
PSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan
PSI soal Temuan PPATK: Baiknya Dibuka ke Publik Secara Transparan

Dengan dibukanya data temuan itu harapannya tidak lagi ada tuduhan-tuduhan.

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN
Penjelasan Polisi Soal 9 Petani Digunduli Usai Jadi Tersangka Mengancam Pekerja IKN

Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.

Baca Selengkapnya
Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat

Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.

Baca Selengkapnya